Mengokohkan bangunan keluarga muslim juga membutuhkan peran negara. Karena dalam Islam, negara adalah garda terdepan yang akan melindungi umat.
Oleh. Ummu Hana
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Setiap pernikahan pasti menginginkan hubungan yang bahagia, sakinah mawaddah warohmah ,dan langgeng hingga akhir hayat. Namun, faktanya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tak sedikit hubungan pernikahannya harus kandas di tengah jalan atau bercerai. Bahkan, kasus perceraian yang terjadi di negeri ini masih terbilang tinggi.
Laman republika.id memberitakan bahwa setidaknya ada 516 ribu pasangan yang bercerai setiap tahun. Sedangkan angka pernikahan justru mengalami penurunan. Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Kamarudin Amin mengatakan bahwa jumlah perceraian ini terbilang fantastis. (republika.id, 22/2/2023)
Di Kabupaten Karawang Jawa Barat, telah terjadi 2.356 kasus istri menggugat cerai suaminya dalam kurun waktu Januari hingga akhir Agustus 2023. Juru bicara Pengadilan Agama Kelas 1 Karawang, Hakim Asep Syuyuti, mengungkapkan bahwa kasus perceraian semakin meningkat, dengan salah satu faktornya adalah kecanduan judi online. (garut.pikiran-rakyat.com, 20/9/2023)
Jika kita cermati, kasus perceraian ini kebanyakan dilatarbelakangi oleh permasalahan ekonomi, yang kemudian berujung pada konflik, percekcokan, dan berakhir pada perceraian. Selain permasalahan ekonomi, faktor lain pemicu perceraian adalah perselingkuhan, poligami hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Buah Penerapan Sistem Sekuler Kapitalisme
Tingginya kasus perceraian yang didominasi oleh permasalahan ekonomi ini, telah menunjukkan kepada kita tentang rapuhnya bangunan keluarga muslim. Ikatan pernikahan tidak lagi dianggap suatu ikatan yang sakral, sehingga tidak sedikit pasangan yang memilih melepaskannya.
Padahal, pernikahan adalah sebuah ikatan yang sakral, bahkan Islam menyebutnya dengan mitsaqon gholidzon. Namun, racun dari sekularisme kapitalisme telah menjadikan seorang muslim memandang tolok ukur kebahagiaan hanya dilihat dari kesenangan materi duniawi saja. Sehingga ketika mereka mendapati pasangannya tidak bisa memberikan kebahagiaan itu, maka dengan mudahnya mereka melepaskan ikatan tersebut. https://narasipost.com/teenager/09/2022/nikah-cerai-jadi-tren-kok-bisa/
Kasus perceraian bukan saja permasalahan individu, namun ada peran negara yang seharusnya membantu dan melindungi rakyatnya. Kondisi ekonomi yang sedang merosot, lapangan pekerjaan yang semakin sempit seharusnya menjadikan negara berpikir dan mencari solusi untuk menangani permasalahan tersebut.
Namun faktanya, negara kapitalisme justru abai dalam melindungi rakyat. Rakyat dibiarkan hidup dalam kondisi ekonomi yang semakin mencekik. Laki-laki makin sulit mencari pekerjaan, perempuan pun akhirnya ikut menjadi tulang punggung keluarga. Padahal, kondisi ekonomi yang sulit seperti inilah yang mendominasi penyebab terjadinya perceraian.
Solusi Islam dalam Mengokohkan Bangunan Keluarga
Gempuran sistem sekuler kapitalis saat ini telah menjadikan keluarga muslim menjadi keluarga yang rapuh dan jauh dari agama. Maka umat Islam harus menyadari bahwa keluarga muslim harus dibangun di atas fondasi keimanan dan ketakwaan yang kuat, visi misinya adalah beribadah kepada Allah untuk mendapatkan rida-Nya.
Dengan fondasi keluarga yang kuat dan visi misi yang jelas ini, bangunan keluarga muslim pun akan kuat dan tidak mudah runtuh. Saat berhadapan dengan ujian kehidupan seperti ekonomi yang sedang tidak baik atau ujian berupa pasangan yang tidak sesuai keinginan, maka ujian tersebut akan dihadapi dengan iman dan kesabaran demi meraih keridaan Allah.
Mengokohkan bangunan keluarga muslim juga membutuhkan peran negara. Karena dalam Islam, negara adalah garda terdepan yang akan melindungi umat. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang menyebutkan:
“Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya”. (HR al-Bukhari)
Maka negara Islam atau Khilafah, akan berupaya semaksimal mungkin untuk membentuk keluarga muslim yang kokoh dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang menimpa keluarga muslim.
Dalam masalah finansial misalnya, Islam telah menetapkan kewajiban untuk mencari nafkah dibebankan kepada laki-laki. Untuk itulah, negara Islam akan menjamin tersedianya lapangan pekerjaan bagi laki-laki agar bisa menafkahi keluarganya dengan baik.
Negara juga akan menyediakan layanan pendidikan, kesehatan dan keamanan secara murah bahkan cuma-cuma, sehingga rakyat tidak terbebani dengan masalah biaya pendidikan dan kesehatan yang selama ini telah menambah beban ekonomi keluarga.
Dengan memupuk keimanan dan visi misi yang jelas dalam mengarungi bahtera rumah tangga, serta dukungan negara dalam meningkatkan finansial keluarga muslim, insyaallah keluarga muslim akan semakin kuat dalam menjalani alur kehidupan dan tidak mudah diguncang dengan berbagai prahara yang datang bertubi-tubi.
Wallahu a’lam bishowwab.[]
Akibat penerapan sistem sekuler- kapitalisme peran wanita yang harusnya menjadi tulang rusuk telah berubah menjadi tulang punggung keluarga. Akibatnya peran domistik tidak maksimal. Rentan terjadi perselisihan dengan suami yang faktanya, kesulitan mencari lapangan pekerjaan. Ini hanya salah satu saja penyebab terjadinya keretakan hubungan keluarga. Masih banyak penyebab terjadinya perceraian akibat penerapan sistem kapitalisme.
Sepakat, masalah keluarga harus diselesaikan oleh negara. Sehingga perceraian bs dihindari
Bener banget nih. Kasus meningkatnya perceraian adalah masalah yang komprehensif, bukan personal dalam keluarga doang. Kalau solusinya hanya sebatas di ranah keluarga, tanpa dukungan sistem lainnya terkhusus negara. Ya ujung2 akan meningkat terus. Miris melihat kasus-kasus yang membelit negeri ini tanpa solusi pasti
Hidup dalam asuhan sekularisme membuat banyak keluarga muslim jauh dari tuntunan Islam. Tak heran pula jika problem terus membelit keluarga muslim hingga maraknya perceraian. Saatnya kembali pada Islam untuk menyelamatkan keluarga dari perpecahan.
Miris! Perceraian meningkat, solusi dari penguasa (Negara) tak jua didapat.
Semua mesti kembali pada sistem Islam.
Dakupun setuju banget nih Ummu Hana
Sekarang ini banyak orang tak memandang lagi sakralnya mahligai rumah tangga, dengan mudahnya mereka melepaskan ikatan tersebut.
Selain itu, perceraian yang semakin menggila, menjadikan anak sebagai korban keputusan orang dewasa.
Fondasi yang kuat dalam keluarga dan visi misi yang jelas menjadi kunci kokohnya bangunan rumah tangga.
Makin karut marut, sekularisme sudah berhasil mengacak2 keluarga muslim
Sepakat jika mengokohkan peran keluarga muslim itu perlu peran negera. Karena negara adalah garda terdepan umat.