Indonesia Ranking Satu Pemain Judi Online, Keluarga Perisai untuk Berbenah

Judi Onlines

Harta haram yang telah masuk ke dalam tubuh seseorang akan menyebabkannya senantiasa berbuat pada maksiat, mau maupun tidak mau

Oleh. Dila Retta
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Termaktub dalam Alquran surah Al-Maidah ayat 90, Allah menegaskan dalam firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan …”

Indonesia darurat judi online, begitulah kiranya permasalahan yang saat ini sedang dihadapi. Meski pemerintah telah memblokir lebih dari 1 juta situs judi online, namun upaya yang dilakukan tersebut belum berhasil mengatasi persoalan yang terjadi. Bahkan sekarang, situs judi online sudah mulai merambah masuk menyusupi situs pendidikan hingga pemerintahan.

Dan baru-baru ini, sebuah survei menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat satu negara dengan pemain judi online terbanyak di dunia, mengalahkan Kamboja bahkan Rusia. Sebuah data mengenai kenaikan transaksi judi online yang cukup signifikan hingga mencapai 81 triliun juga menjadi bukti lain bahwa semakin banyak golongan masyarakat yang meminati perjudian. Tidak cukup di sana, munculnya wacana baru yang digadang-gadang akan dilakukan pemerintah untuk memberlakukan pajak terhadap judi online juga menuai banyak kritikan. Alih-alih mengatasi persoalan dan penyimpangan yang terjadi, pemerintah malah berusaha mencari keuntungan dengan menormalisasinya.

Ketergiuran mendapat untung banyak tanpa melakukan usaha sulit rupanya menjadi alasan para pemain judi online ini tidak henti-hentinya mencoba keberuntungan, hingga membuat mereka kecanduan. Mereka tidak menyadari jika sebenarnya sedang dipermainkan sistem yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh para bandar. Sungguh sebuah kejahatan yang amat merugikan, namun tidak disadari para pemainnya karena telah terbutakan oleh harapan-harapan belaka.

Judi bukanlah masalah sepele yang harus diabaikan begitu saja. Tapi mirisnya, hal tersebut telah dianggap wajar karena diminati oleh banyak kalangan. Saat ini, melihat seorang anak akrab bermain judi dengan para orang tua dengan terang-terangan saja sudah membuktikan bahwa moralitas sudah benar-benar hilang. Maka jangan heran jika kian ke mari, tingkat kriminalitas yang terjadi semakin tinggi.

Memahami Dampak Judi

Sebagai seorang muslim yang memiliki kewajiban patuh pada syariat Allah, kita seharusnya sudah paham jika judi adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam. Bahkan dalam Qur’an surah Al-Maidah ayat 91 pun telah disebutkan bahwa judi itu tipu daya setan untuk menyebabkan permusuhan dan kebencian di antara sesama, yang dapat menjauhkan ketakwaan seseorang kepada Allah. Tentulah tiada mungkin syariat Islam melarang, jika tidak ada kemudaratan. Beberapa dampak judi yang harus kita ketahui dan pahami agar jangan sampai terjerumus di dalamnya, diantaranya ialah:

1. Permainan Judi Dapat Merusak Otak

Layaknya hal-hal buruk lain yang menimbulkan kecanduan, judi juga dapat merusak otak manusia. Ketika seseorang sudah candu terhadap sesuatu, maka hormon-hormon yang berada di otaknya tidak akan seimbang. Hal seperti inilah yang dapat menyebabkan seseorang rentan mengalami gangguan mental. Dan tanpa disadari, mereka akan mengalami depresi, membuatnya mudah tersulut emosi, tidak dapat berpikir jernih, bahkan tidak sedikit pula yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri sebab kalah berjudi.

2. Judi Meningkatkan Angka Kriminalitas

Selaras dengan meningkatnya jumlah pemain judi, kenaikan angka kriminalitas pun pasti mengikuti. Hal ini jelas tidak dapat dipisahkan, karena judi sendiri termasuk dalam golongan penyakit masyarakat yang mengacu pada kejahatan. Terlebih jika sudah kecanduan, apa pun pasti akan mereka lakukan agar dapat terus bermain dan mencoba keberuntungan, meski sudah tidak memiliki modal. Dan hal seperti inilah yang akan membuka pintu-pintu kejahatan lainnya.

3. Hasil Judi adalah Haram

Sistem judi yang sebenarnya sudah diatur sedemikian rupa untuk menjebak para pemainnya, itu jelas merugikan. Entah saat mereka kalah ataupun menang. Saat kalah, maka mereka telah menghambur-hamburkan uang untuk hal yang jelas-jelas melanggar aturan. Bahkan saat menang pun sebenarnya mereka tidak sepenuhnya mendapat keberuntungan, namun justru mengundang murka Allah karena uang hasil judi adalah haram.

Bukankah telah sama-sama kita ketahui jika segala sesuatu yang didapatkan dengan cara haram akan menghilangkan sebuah keberkahan, hingga tertolaknya doa serta amalan-amalan ibadah yang selama ini kita lakukan?

Setelah memahami dampak yang dapat terjadi sebab judi, mungkin sebagian dari kita akan berpikir bahwa judi juga bukan satu-satunya masalah yang terjadi dan harus diatasi. Namun saat ini kita harus sama-sama membuka mata, permasalahan judi haruslah mendapat perhatian lebih karena mulai menarik minat kawula muda penerus bangsa, yang bisa saja menghancurkan masa depannya. Dan langkah pertama untuk mengatasinya ialah dimulai dari lingkungan rumah, dimulai oleh orang tua.

Lingkungan rumah dan perananan para orang tua sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan perjudian di kalangan anak muda, karena bagaimanapun juga pendidikan dari lingkungan rumah oleh orang tualah yang akan membentuk karakter mereka ketika bergaul di luar rumah. Lantas, pendidikan rumah seperti apakah yang saat ini dibutuhkan oleh anak-anak kita, agar mereka tidak sembarangan bergaul dengan orang yang dapat menjerumuskan pada perjudian?

Parenting yang Harus Diterapkan

Lingkungan rumah adalah pilar pendidikan pertama dan paling utama bagi seorang anak, dan orang tua adalah guru pertama bagi mereka yang seharusnya mampu mengarahkan untuk membedakan kebaikan maupun keburukan. Maka, adalah suatu hal benar jika untuk mengatasi sebuah masalah yang sedang terjadi hendaklah dimulai dari lingkungan rumah berdasarkan kesadaran pribadi. Keluarga adalah perisai pertama, agar jangan sampai anak keturunan kita melakukan perbuatan menyimpang yang merugikan. Dan untuk mengatasinya, konsep parenting yang saat ini harus diterapkan untuk anak-anak kita adalah:

1. Jangan Nafkahi Keluarga dengan Harta Haram

Hal paling pertama dan utama yang harus diperhatikan adalah tidak memberikan nafkah kepada keluarga kita dengan harta haram. Sebagai kaum muslim, seharusnya kita semua sudah memahami apa dampak buruknya. Bukan hanya hilangnya berkah dan tertolaknya doa, namun juga mengundang azab dan murka Allah Ta’ala.

Bahkan dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, Imam Al-Ghazali pernah mengutip sebuah riwayat yang menjelaskan bahwa harta haram yang telah masuk ke dalam tubuh seseorang akan menyebabkannya senantiasa berbuat pada maksiat, mau ataupun tidak mau. Ini disebabkan karena harta haram adalah perangkap setan. Dalam sebuah riwayat lain juga disebutkan bahwa Rasulullah pernah menasehati Ka’ab bin ‘Ujroh, badan yang tumbuh dari sesuatu yang haram itu berhak disentuh api neraka. Naudzubillah.

Jika kita memang peduli dengan anak keturunan, maka sebagai orang tua hendaklah benar-benar memperhatikan apa yang diberikan. Sungguh, sedikit yang halal dan berkah itu lebih baik dibandingkan banyak namun tidak mengandung keberkahan di dalamnya. Allah sendiri telah menegaskan dalam firman-Nya di QS. At-Tahrim ayat 6, bahwa kita diperintahkan untuk benar-benar menjaga dan melindungi keluarga dari api neraka.

2. Jadilah Orang Tua Teladan

Seringkali kita mendengar sebuah ungkapan bahwa anak adalah peniru ulung, bahkan hal ini pun masih berlaku ketika mereka telah dewasa terlebih saat masa pencarian jati diri kala remaja. Setiap anak pasti mengamati apa yang dilakukan lingkungan sekitar mereka dan akan menirunya. Tentu bukan tanpa alasan mereka melakukannya, karena selama masa tumbuh kembang anak, otak akan selalu merespons dan memproses apa yang ditangkap oleh pancaindera hingga membentuk watak kepribadiannya.

Maka selain memperhatikan agar jangan sampai menafkahi keluarga dengan harta haram, yang harus kita perhatikan adalah dengan menjadi teladan terbaik bagi mereka. Mustahil kita dapat membentuk seorang anak dengan kepribadian layaknya tokoh-tokoh hebat, jika sebagai orang tua hanya malas-malasan saja bahkan tidak pernah memperhatikan tumbuh kembang mereka. Karena hasil terbaik hanya bisa didapatkan melalui usaha terbaik pula.

2. Awasi Penggunaan Gawai pada Anak

Tidak dapat dimungkiri bahwa banyaknya permasalahan yang terjadi pada anak-anak usia muda saat ini adalah dampak dari semakin tidak terbatasnya akses internet pada gawai. Gawai memang telah menjadi kebutuhan primer setiap orang di era digital seperti sekarang. Jika bijak dalam menggunakan, maka teknologi yang ada dapat memberikan banyak manfaat untuk kita. Namun tidak sedikit pula yang justru mendapatkan dampak buruk darinya, karena tidak cukup bijak dalam menggunakannya.

Tidak adanya filter dan batasan pada gawai yang digunakan, seringkali membuat anak-anak mengakses hal yang tidak seharusnya, entah karena penasaran atau hanya ikut-ikutan. Maka yang harus kita lakukan sebagai orang tua adalah dengan mengawasinya. Berikan penjelasan kepada anak-anak kita tentang apa yang boleh dan tidak boleh diakses ketika menggunakan gawai, jelaskan kepada mereka tentang apa saja dampak baik maupun buruknya. Cobalah untuk memberikan penjelasan kepada mereka melalui diskusi, karena anak-anak pada generasi saat ini memiliki pemikiran yang lebih kritis, mereka tidak dapat menerima sebuah larangan tanpa alasan logis.

3. Ajarkan Anak tentang Tanggung Jawab

Dalam konsep parenting Islam, orang tua harus mulai mengajarkan tanggung jawab kepada anak ketika mereka mulai memasuki masa-masa golden age. Dengan mengajarkan tentang tanggung jawab saat masih anak-anak, mereka akan terbiasa untuk menjalankan amanah dengan baik ketika dewasa, dapat mencari solusi terhadap suatu permasalahan, tumbuh menjadi pribadi bijaksana, dan dapat diandalkan.

Akan ada perbedaan karakteristik cukup besar antara anak yang diajarkan tanggung jawab sedari dini dengan anak-anak yang terbiasa dimanja dan dilayani. Ketika seorang anak telah diajari dan memahami tentang tanggung jawab, mereka akan lebih berhati-hati dalam bertindak karena paham jika segala yang dilakukan akan memberikan dampak di masa depan. Sedangkan, seorang anak yang tumbuh dalam buaian kenikmatan tanpa pengajaran tanggung jawab biasanya memiliki ego tinggi agar setiap keinginan dan ambisinya terpenuhi. Dan hal seperti ini tentulah tidak baik jika terus dibiarkan terjadi.

4. Penuhi Bahasa Kasih Anak

Jika berbicara tentang bahasa kasih anak, mungkin masih belum banyak orang tua yang paham seberapa pentingnya hal tersebut diperhatikan karena cukup berpengaruh terhadap watak dan karakter anak di masa depan. Memenuhi bahasa kasih anak di masa-masa tumbuh kembangnya sebenarnya juga merupakan tanggung jawab setiap orang tua.

Seorang anak yang bahasa kasihnya tidak terpenuhi ketika masih dalam masa pertumbuhan, akan cenderung sulit mendeskripsikan emosi yang sedang dialami. Dan jika dibiarkan, maka saat mereka dewasa biasanya mudah terjebak dalam lingkungan pergaulan atau hubungan yang toxic karena tidak benar-benar memahami apa yang sedang dicari.

Keluarga adalah fondasi utama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ini berarti langkah pertama yang harus kita ambil agar dapat berbenah dan mengatasi permasalahan yang banyak terjadi seperti saat ini adalah dengan memperbaiki pendidikan rumah, dengan memperhatikan keluarga. Jangan pernah memandang remeh tanggung jawab terhadap keluarga, karena apa yang anak keturunan kita lakukan di lingkungannya adalah refleksi dari pendidikan yang mereka dapatkan dari rumah. Wallahu’alam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Dila Retta Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Polemik Hukum Karmin, Bagaimana Sikap Umat Islam?
Next
Mampukah "Police Goes To School," Cegah Remaja Terlibat Geng Motor?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
1 year ago

Prestasi itu biasanya identik dengan kebaikan ya. Kalau prestasi sebagai negara nomor satu karena judi, wah mengerikan ini mah. Dan betul, keluarga adalah benteng utama menjaga generasi dari perilaku kerusakan dan kejahatan. Tapi pada saat yang sama, masyarakat dan negara juga harus berperan. Apalagi negara sebagai penanggung jawab urusan rakyat, ya harus menjadi yang terdepan.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram