"Aturan yang tegas dan perlindungan terhadap nyawa manusia hanya akan efektif ketika Islam diterapkan secara kaffah dalam naungan Khilafah. Karena hanya aturan Islamlah yang sesuai fitrah manusia dan melindungi masyarakat dari segala konspirasi jahat yang mengorbankan nyawa manusia."
Oleh. Diyani Aqorib S.Si.
(Praktisi Kesehatan dan Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com- Baru saja pandemi Covid-19 mulai mereda, kini muncul penyakit misterius yang menyerang anak-anak. Dua negara yaitu Indonesia dan Gambia harus berjibaku menghadapi penyakit yang disebut Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA). Penyakit yang mayoritas menyerang anak usia 1-5 tahun ini telah mengakibatkan banyak anak meninggal dunia.
Dilansir dari okezone.com, (22/10/2022), jumlah kasus GGAPA per 21 Oktober 2022 mencapai 241 kasus dan 133 pasien di antaranya meninggal dunia. Ini menunjukkan tingkat kematian yang tinggi, yaitu 55 persen. Menurut Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, data tersebut mengacu pada data terbaru yang terjadi di 22 provinsi di Indonesia. Jumlah ini meningkat drastis sejak Agustus 2022 dari 36 kasus, September 78 kasus, dan Oktober mencapai 241 kasus.
Gejala yang ditunjukkan pada umumnya dimulai dengan demam, lalu menurunnya frekuensi buang air kecil, serta jumlah air seni yang dikeluarkan semakin sedikit. Dari yang biasanya 12 kali sehari kemudian mendadak sedikit, bahkan tidak keluar sama sekali. Menurut Juru Bicara Kementrian Kesehatan, Mohammad Syahrial, gagal ginjal akut dimulai dari terganggunya fungsi ginjal sebagai pusat metabolisme tubuh dan mengeluarkan urine sebagai sisa metabolisme. Jika gangguan ginjal berlanjut dan sampai tidak bisa buang air kecil, maka bisa menyebabkan gagal ginjal akut. (antaranews.com, 22/10/2022)
Penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak
Penyebab GGAPA hingga kini belum diketahui dengan pasti. Walaupun masih dalam tahap pemeriksaan, namun diduga kuat penyebabnya adalah senyawa kimia yang terdapat dalam obat-obatan berbentuk sirop. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan Kementerian Kesehatan, senyawa yang dimaksud adalah etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG), dan etilen glikol butyl ether (EGBE). (kompas.com, 21/10/2022)
Senyawa-senyawa ini pada dasarnya digunakan sebagai pelarut dalam sediaan sirop. Karena ada bahan-bahan obat yang tidak larut dalam air, misal paracetamol. Sehingga diperlukan pelarut seperti EG, DEG, maupun EGBE.
Namun, berdasarkan aturan internasional ambang batas penggunaan ketiga senyawa tersebut sebagai pelarut tidak boleh melebih 0,1 persen. Karena bila berlebih dapat mengakibatkan kerusakan pada ginjal. Ketiga senyawa tersebut dapat memicu terbentuknya asam oksalat dalam tubuh. Selanjutnya, jika masuk ke dalam ginjal maka akan berubah menjadi kalsium oksalat yang berbentuk kristal-kristal tajam. Inilah yang akan merusak ginjal hingga ke tahap akut. Bahkan bisa menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, diperlukan gerak cepat negara dalam menangani kasus GGAPA ini. Termasuk dalam menetapkan kasus ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). Karena dengan menetapkan status sebagai KLB, maka semua biaya perawatan dan pengobatannya hingga tuntas akan ditanggung negara. Sehingga jika negara lamban dalam menangani kasus GGAPA ini, dikhawatirkan akan lebih banyak korban berjatuhan.
Islam Melindungi Nyawa Manusia
Islam sangat menghargai nyawa manusia, sehingga menjaga kesehatan masyarakat merupakan yang utama. Seperti dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw berkata, “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada yang lemah, dan keduanya baik."
Apabila terjadi wabah ataupun penyakit yang banyak menjangkiti masyarakat, maka negara akan memudahkan segala akses kesehatan bagi semua warga negaranya. Pun dalam mencegah terjadinya penyebaran penyakit yang lebih luas, maka negara akan cepat tanggap dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Termasuk melakukan pengecekan terhadap produk-produk yang diduga mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh.
Di masa kegemilangan Islam fasilitas-fasilitas kesehatan banyak tersedia dan dilengkapi dengan teknologi terbaik di masanya. Pelayanannya pun paripurna. Masyarakat diberikan kemudahan dalam mengakses fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut tanpa dipungut biaya. Negara juga memberikan pemahaman kepada masyarakat agar senantiasa hidup bersih dan menjaga kesehatan.
Tak luput yang menjadi perhatian adalah bidang farmasi atau pengobatan. Negara akan sangat teliti dan ketat dalam mengatur peredaran obat-obatan. Sehingga masyarakat dapat terlindungi dari bahaya penggunaan obat-obatan di luar pengawasan ahlinya. Negara juga akan menjatuhkan sanksi kepada perusahaan-perusahaan farmasi nakal, baik berupa sanksi administrasi maupun pidana.
Aturan yang tegas dan perlindungan terhadap nyawa manusia hanya akan efektif ketika Islam diterapkan secara kaffah dalam naungan Khilafah. Karena hanya aturan Islamlah yang sesuai fitrah manusia dan melindungi masyarakat dari segala konspirasi jahat yang mengorbankan nyawa manusia. Inilah saatnya kaum muslim menyadari akan pentingnya keberadaan Khilafah di tengah-tengah mereka. Karena hanya Khilafahlah yang akan melindungi dan mengayomi mereka.[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayagkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]