"Guru sebagai tenaga pendidik profesional tidaklah cukup jika hanya mampu menguasai materi-materi yang akan diajarkan kepada peserta didiknya. Sehingga diperlukan guru yang inspiratif, yang mampu mendidik, memberikan suri teladan yang baik, dan yang mampu memahami kondisi dari peserta didiknya itu sendiri, serta mampu memotivasi, mengarahkan, dan memberi semangat kepada peserta didiknya ke arah jalan kebenaran. Inilah sosok guru yang diidam-idamkan oleh para peserta didik."
Oleh. Amirul Hakim Alfarizi
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com- Guru adalah profesi yang sangat mulia, bahkan guru sering dikenal dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa. Karena profesi sebagai guru adalah sebuah amanah yang sangat besar, yang harus dijalani dengan melibatkan seluruh kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual. Apabila guru hanya melibatkan kemampuan intelektual, maka guru hanya akan memberikan materi dan juga teori-teori kepada para peserta didiknya. Apabila hanya melibatkan kemampuan emosionalnya saja, maka akan muncul seorang guru yang temperamental, yang selalu melibatkan perasaanya terhadap peserta didiknya. Bahkan ada beberapa kasus seorang guru memukul muridnya hanya karena murid tersebut tidak mau melakukan apa yang diperintahkan oleh gurunya tersebut. Jadi, seharusnya menjadi seorang guru itu adalah sebuah panggilan hati yang harus melibatkan ketiga kemampuan tersebut, sehingga kemampuan tersebut akan saling bersinergi antara sisi intelektual yaitu mengenai ilmu yang dikuasainya, sisi emosional yaitu peka dan mampu memberikan perhatian kepada para muridnya, dan juga sisi spiritual yaitu menganggap bahwa menjadi seorang guru adalah tugas amanah sekaligus ibadah yang kelak akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Swt.
Guru sebagai tenaga pendidik profesional tidaklah cukup jika hanya mampu menguasai materi-materi yang akan diajarkan kepada peserta didiknya. Sehingga diperlukan guru yang inspiratif, yang mampu mendidik, memberikan suri teladan yang baik, dan yang mampu memahami kondisi dari peserta didiknya itu sendiri, serta mampu memotivasi, mengarahkan, dan memberi semangat kepada peserta didiknya ke arah jalan kebenaran. Inilah sosok guru yang diidam-idamkan oleh para peserta didik.
Menjadi guru yang dapat memotivasi peserta didiknya itu tentu memiliki poin tersendiri. Selain puas dalam belajar, guru tersebut juga senang memberikan kebermanfaatan bagi peserta didiknya. Apalagi ketika melihat peserta didiknya mampu mengaplikasikan materi-materi yang diajarkan gurunya ke dalam kehidupan sehari-hari, itu merupakan kebahagiaan tersendiri bagi seorang guru. Melihat peserta didiknya tumbuh menjadi sosok orang yang lebih baik itu juga tidak terlepas dari peran guru yang inspiratif.
Menjadi guru yang inspiratif juga harus mampu memberikan layanan pendidikan yang terbaik kepada peserta didiknya yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Kita sering, bahkan selalu melihat, peserta didik dengan latar belakang umur yang sama, akan tetapi mereka memiliki kemampuan dan juga minat yang berbeda-beda. Boleh dikatakan bahwa setiap individu itu unik dan kita juga harus tanamkan dalam pikiran kita bahwa "Tidak ada satu pun anak yang bodoh, semuanya pasti pintar dalam bidang masing-masing".
Nah jadi, belum tentu murid yang duduk manis dan selalu memperhatikan penjelasan guru di kelas itu paham akan materi yang dijelaskan oleh gurunya, dan belum tentu juga murid yang pecicilan di kelas, sering tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan itu tidak paham akan materi yang disampaikan oleh gurunya, malah bisa jadi murid yang pecicilan tersebut lebih paham daripada murid yang duduk manis di kelas tadi.
Agar kita bisa menjadi guru yang inspiratif, seharusnya kita mampu memahami kondisi peserta didik kita yang sangat beragam. Ya, walaupun nilai bisa menjadi bukti bisa dan tidak bisanya seorang peserta didik menguasai materi, akan tetapi belum tentu murid yang memiliki nilai rendah tersebut tidak bisa apa-apa, bisa jadi anak tersebut memiliki kelebihan di dalam bidang lain, seperti musik, seni, olahraga, dan lain-lain.
Untuk itu, guru sebagai ujung tombak dan juga sebagai garda terdepan terhadap keberhasilan pendidikan harus memiliki beberapa kompetensi, berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa: "Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi".
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi ini berarti bahwa guru perlu memahami peserta didik melalui pengembangan kognitif, seperti kepribadian. Perancangan pembelajaran yang inovatif dan kreatif perlu dilakukan oleh guru supaya dapat mengikuti perkembangan zaman. Selain itu, guru juga harus bisa memfasilitasi pengembangan diri dalam peserta didik.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi yang berasal dari dalam diri seorang guru. Guru harus memiliki kepribadian yang baik, misalkan selalu bertindak sesuai dengan norma-norma yang ada. Guru juga perlu memiliki kepribadian berwibawa yang akan berpengaruh terhadap perilaku para peserta didik kepadanya. Tentu guru sebagai seorang pendidik harus memiliki sikap yang mulia, agar dapat dijadikan contoh oleh murid-muridnya.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam bersosialisasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, orang tua, guru lain, dan masyarakat disekitar. Untuk mencapai hal tersebut guru harus bisa bersikap inklusif dan tidak diskriminatif terhadap peserta didik dan juga orang lain.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kompetensi yang berkaitan dengan penguasaan secara liar dan mendalam yang mencakup kurikulum mata pelajaran dan substansi keilmuan yang menaungi materinya serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan.
Nah, keempat kompetensi tersebut telah menjadi standar dalam dunia pendidikan dan telah diatur dalam perundang-undangan. Penyusunan kompetensi tersebut tidak lepas dari tujuan pendidikan bangsa tercinta kita, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Agar bisa menjadi guru yang inspiratif, guru juga harus bisa memegang 3 prinsip yaitu :
- Care, artinya mampu memberikan perhatian kepada peserta didik dengan berbagai latar belakang (fisik, intelektual, sosial, dan emosional) yang berbeda-beda. Guru harus bisa merangkul, memberikan semangat, dan memotivasi para peserta didiknya di kelas.
- Share, artinya guru harus bisa menyampaikan ilmunya dengan kreatif, inovatif, dan menantang bagi para peserta didiknya agar mereka juga tertarik untuk belajar apa saja yang disampaikan oleh gurunya tersebut. Guru harus mampu merancang strategi bagaimana cara terbaik untuk melakukan pembelajaran yang menarik bagi para muridnya ketika di kelas.
- Trust, artinya guru harus bisa menjadi sosok teladan bagi peserta didiknya, menjadi sosok yang dapat dipercaya dan bisa menanamkan karakter yang baik bagi peserta didiknya di sekolah. Dengan kedekatan guru terhadap peserta didiknya, guru dapat menemukan strategi yang tepat dalam memberikan bimbingan dan membangkitkan semangat belajar mereka.
Apabila semua guru mampu memiliki mindset demikian, mampu memegang prinsip care, share, and trust, dan mempunyai kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta dapat menguasai empat kompetensi diatas. Maka, peserta didik akan merasa nyaman ketika di kelas, tidak ada anak yang membolos, dan bahkan kehadiran guru inspiratif tersebut akan selalu dinanti-nantikan oleh para peserta didiknya. Dan pada akhirnya guru inspiratif akan dapat mencetak generasi-generasi emas penerus bangsa. Jadi, siapkah anda menjadi guru inspiratif?[]