Tega! Mengabadikan Nama sang Pembuat Luka

"Jika kita kembali melihat sejarah yang pernah terjadi di Turki 100 tahun silam, perbuatan Kemal Attaturk begitu menyakiti hati umat muslim yang ada ketika itu bahkan sampai sekarang. Kemal Attaturk memberikan luka yang sangat membekas di hati umat muslim sampai hari ini. Untuk sebagian kalangan, memang menyebutnya sebagai Bapak Modernisasi Turki, pendiri Republik Turki, tetapi di kalangan lain Kemal Attaturk dikenal sebagai seorang pengkhianat umat Islam."

Oleh. Nur Hajrah MS

NarasiPost.Com-Nama Mustafa Kemal Attaturk, saat ini sedang diperbincangkan khalayak ramai karena adanya wacana bahwa salah satu nama jalan yang ada di Menteng, Jakarta akan diubah menjadi Mustafa Kemal Attaturk. Lalu siapa sebenarnya Mustafa Kemal Attaturk ini? Mustafa Kemal Attaturk adalah tokoh sekuler, seorang panglima, yang dikenal sebagai Bapak Revolusioner, pendiri Republik Turki modern dan menjadi presiden pertama republik Turki.

Ahmad Riza Patria selaku wakil gubernur DKI Jakarta membenarkan pemberitaan tersebut. Riza Patria mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia dan Turki saling bertukar nama tokoh untuk dijadikan nama jalan. Selain itu, Riza juga mengatakan bahwa pertukaran nama jalan ini sebagai bentuk kerja sama antara Indonesia dan Turki. Riza meminta agar warga bisa menghormati dan menghargai keputusan tersebut. Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri juga membenarkan wacana tersebut. Dalam konferensi pers yang diadakan pada 12 Oktober 2021, Retno mengatakan bahwa pemerintah Turki juga telah menganugerahkan nama jalan di depan kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara dengan nama Jalan Ahmed Soekarno. (Tempo.co, 17/10/2021)

Penolakan dari Berbagai Pihak

Adanya wacana pergantian nama jalan di Menteng, Jakarta menggunakan nama presiden pertama Republik Turki, tentu saja menuai kontroversi di kalangan publik. Sejumlah tokoh besar Indonesia juga keberatan atas wacana tersebut. Berdasarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dikeluarkan pada 2015 lalu menyatakan bahwa pluralisme, sekularisme dan liberalisme adalah paham yang bertentangan dengan agama Islam. Untuk itulah, Anwar Abbas selaku Wakil Ketua Umum MUI menolak keras pemberian nama tersebut, serta memberikan pernyataan bahwa Mustafa Kemal Attaturk adalah tokoh sekuler yang pemikirannya sesat dan menyesatkan yang telah mengobrak-abrik ajaran agama Islam. Pada masa pemerintahannya dia tidak memercayai agamanya mampu menjadi solusi agar Turki menjadi negara yang maju. Anwar Abbas juga mengatakan bahwa keputusan pemerintah untuk mengabadikan nama Mustafa Kemal Attaturk sebagai nama jalan akan menyakiti dan meresahkan umat Muslim yang ada di Indonesia. (cnnindonesia.com, 17/10/2021)

Selain itu, Ustaz Muhammad Shamsi Ali selaku Presiden Nusantara Foundution dan imam Masjid Islamic Center di New York, mengkritik atas wacana perubahan nama jalan tersebut. Pasalnya menurut Ustaz Shamsi, antara Ir. Soekarno tidak dapat disandingkan dengan Mustafa Kemal Attaturk, walaupun Ir.Soekarno ketika itu mengembangkan filsafat politik gado-gado (komunisme, nasionalisme dan agama), tetapi Ir.Soekarno masih tetap yakin bagaimana pentingnya penerapan agama dalam berbangsa dan bernegara. Sedangkan Mustafa Kemal Attaturk tidak hanya antiagama, tetapi juga merombak dan menghancurkan semua yang berbau agama terutama agama Islam. Selain itu, menurut umYstaz Shamsi, Ir.Soekarno memiliki kharisma kepemimpinan sehingga ia mampu dihormati dan dihargai pemimpin bangsa lain, sedangkan Attaturk gagal baik di dalam negeri maupun di luar negeri. (Republika.co.id, 22/10/2021)

Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh dari berbagai kalangan yang menolak jika nama Mustafa Kemal Attaturk diabadikan menjadi nama jalan di Jakarta seperti, Khoiruddin (Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKS DKI), Nur Wahid (Wakil Ketua Majelis Syuro PKS), Fadli Zon (anggota Komisi I DPR RI Fraksi Gerindra), Abraham Lunggana (Ketua Umum Badan Musyawarah Betawi), dan penolakan juga disampaikan dari berbagai kalangan Ormas yang ada di tengah-tengah masyarakat.

Kemal Attaturk Sudah Sepantasnya Ditentang

Aksi penolakan dari berbagai pihak sudah seharusnya dilakukan. Apalagi sebagai warga negara dengan penganut agama Islam terbesar di dunia sudah seharusnya menentang wacana perubahan nama jalan di Menteng, Jakarta manjadi Mustafa Kemal Ataturk. Mengapa demikian?

Jika kita kembali melihat sejarah yang pernah terjadi di Turki 100 tahun silam, perbuatan Kemal Attaturk begitu menyakiti hati umat muslim yang ada ketika itu bahkan sampai sekarang. Kemal Attaturk memberikan luka yang sangat membekas di hati umat muslim sampai hari ini. Untuk sebagian kalangan, memang menyebutnya sebagai Bapak Modernisasi Turki, pendiri Republik Turki, tetapi di kalangan lain Kemal Attaturk dikenal sebagai seorang pengkhianat umat Islam, Bapak Sekularisme Turki, yang bukan hanya anti-Islam, tetapi juga mengobrak-abrik ajaran agama Islam dan meruntuhkan sistem pemerintahannya, yaitu Daulah Khilafah Islamiyyah yang telah berdiri beratus-ratus tahun lamanya dan dinyatakan runtuh pada 3 Maret 1924.

Pengkhianatan Mustafa Kemal Ataturk bermula saat ia menjadi antek Inggris untuk menghancurkan kekhilafahan Islam. Dalam buku "Sejarah Daulah Utsmaniyah Faktor-Faktor Kebangkitan & Sebab-sebab Keruntuhannya" karya Ali Muhammad Ash-Shallabi, menjelaskan bahwa dalam pandangan musuh-musuh Islam, dalam hal ini Inggris, untuk meruntuhkan kekhilafahan Islam adalah hal yang sulit, akan mustahil dilakukan jika tidak membuat pahlawan-pahlawan palsu. Untuk itulah Inggris membuat proyek pembuatan pahlawan palsu dari kalangan umat muslim sendiri. Inggris menganggap proyek ini jauh lebih baik sebagai solusi untuk menghancurkan kekhilafahan Islam dari pada seratus proyek lain untuk memecah belah Turki serta menghancurkan Islam. Antek-antek Inggris melihat bahwa Mustafa Kemal adalah sosok pahlawan palsu yang hadir di tengah-tengah umat muslim uuketika itu.

Dengan segala kekacauan yang dibuat para sekutu, kemudian meminta kepada Sultan untuk memadamkan segala kekacauan yang terjadi. Sekutu Inggris mengusulkan nama Mustafa Kemal Attaturk untuk melakukan tugas tersebut, dengan harapan agar Kemal Attaturk bisa menjadi pusat harapan Turki dan menjadikan Kemal Attaturk sebagai kaki tangan sekutu Inggris. Dengan demikian, melalui Attaturk sekutu Inggris bisa menjalankan misinya untuk meruntuhkan kekhilafahan Islam dan menjauhkan umat Islam dari agamanya. Permainan Inggris saat itu tercapai, yakni menjadikan Mustafa Kemal Attaturk sebagai 'boneka' permainan Inggris, seorang pahlawan palsu ciptaan sekutu Inggris.

Strategi tipu muslihat yang dijalankan Inggris berhasil membuat Mustafa Kemal Attaturk yang dulunya dikenal sebagai perwira biasa yang diberi gelar Al-Ghazi, para penyair bahkan menyebutnya sebagai Khalid Turki berubah menjadi tokoh sekulerisme yang diberi jabatan oleh Inggris sebagai panglima militer. Dengan segala tipu muslihat Inggris bersama Kemal Ataturk laknatullah yang fasik dan juga penghianat umat muslim, berhasil merobohkan kekhilafahan Islam dan resmi dinyatakan runtuh pada 3 Maret 1924.

Kejahatan Kemal Attaturk Laknatullah

Dilansir dari fikroh.com kejahatan-kejahatan yang dilakukan Kemal Ataturk terhadap umat muslim adalah sebagai berikut:

  1. Meruntuhkan Kekhilafahan Islam Turki Utsmani.
  2. Memisahkan umat Islam dari ajaran agama Islam disemua aspek kehidupan.
  3. Membuat kesetaraan gender antara pria maupun wanita.
  4. Rakyat Turki dilarang untuk umroh dan ibadah haji.
  5. Mengganti azan yang berbahasa Arab menjadi bahasa Turki.
  6. Muslimah dilarang mengenakan jilbab.
  7. Diwajibkan untuk memakai topi ala Barat yang ketika daulah Khilafah Turki Utsmani masih berdiri memakai topi itu dianggap sebagai bentuk kekafiran. Namun, di masa pemerintahan Kemal Attaturk jika ada yang tidak mau mengenakan topi ala Barat itu maka akan dibunuh.
  8. Menghapus nama Mustafa dari bagian depan
    namanya.
  9. Meniadakan hari raya Idulfitri dan Iduladha.
  10. Mengubah hari akhir pekan dari hari Jum'at menjadi hari Minggu.
  11. Bahasa Arab dihapus.
  12. Sumpah atas nama Allah dirubah menjadi sumpah atas kehormatan atau sesuai tradisi Turki.
  13. Ratusan ulama dan fuqoha' dihukum mati.
  14. Tidak membutuhkan Al-Qur'an sebagai sumber utama untuk mengatur aspek kehidupan. Kemal Attaturk mengatakan bahwa mereka telah hidup di abad ke 20 era industri dimana sudah tidak membutuhkan Kitab yang membahas buah Zaitun dan Tin (maksudnya adalah Kitab Al-Qur'an).
  15. Merobohkan masjid yang mengumandangkan azan berbahasa Arab.
  16. Kemal Attaturk berpesan, jika dia meninggal dia tidak mau jenazahnya diurus secara Islam.
  17. Mengubah masjid Hagia Sopia menjadi museum.

Atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan Kemal Attaturk maka sudah sepantasnya dia tidak perlu mendapatkan penghormatan apalagi dihargai sebagai pahlawan, selain hanya sebatas pahlawan palsu ciptaan antek Inggris. Tindakan penolakan tidak boleh berhenti hanya sebatas terhadap wacana mengabadikan nama Attaturk di Jakarta, tetapi penolakan juga harus dilakukan terhadap segala bentuk paham sekularisme seperti yang dilakukan Attaturk, serta paham sekuler harus dihapuskan dari negeri ini sampai ke akar-akarnya. Karena paham sekuler telah mulai dianut rezim saat ini. Paham yang akan menjauhkan dan memisahkan umat dari agama, dalam hal ini agama Islam.

Namun apalah dikata, suara rakyat hanyalah sebatas angin lalu yang tidak perlu didengar apalagi direalisasikan, karena pada faktanya berdasarkan pernyataan Wakil Gubernur Jakarta, Ahmad Riza Patria, malah meminta kepada masyarakat untuk menghargai dan menghormati pemberian nama jalan tersebut.

Tega! Membuka Luka Lama

Berdasarkan pernyataan Ahmad Riza tentu saja menyakiti hati umat muslim yang ada di Indonesia. Bagaimana mungkin, dengan alasan untuk menjalin kerja sama, serta dengan melihat fakta-fakta sejarah yang ada atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan Kemal Attaturk, pemerintah malah tega membuka luka lama dengan meminta masyarakat untuk menghargai dan menghormati nama Kemal Attaturk Laknatullah. Dengan alasan kerja sama pemerintah tega mengkaburkan dan menguburkan fakta sejarah kejahatan Kemal Attaturk yang telah menyakiti seluruh umat muslim di dunia dengan runtuhnya daulah Khilafah Islamiah yang selama ini menjadi junnah perisai pelindung umat muslim beratus-ratus tahun lamanya.

Seharusnya mengabadikan nama Kemal Attaturk sebagai nama jalan tidaklah dilakukan, ini sama saja mendukung bapak sekularismenya Turki dalam penerapan paham sekuler di Indonesia. Apalagi jika para kafir Barat mendengar hal ini, tentu akan merasa bangga bahwa nama pahlawan palsu ciptaanya berhasil diabadikan di Indonesia dan bukan hal yang tidak mungkin jika paham sekuler dibiarkan berkembang di negeri ini, maka akan muncul Kemal Attaturk selanjutnya dari negeri ini.

Kembali pada masalah kerja sama, jika memang saling bertukar nama tokoh dari negara masing-masing untuk dijadikan nama jalan, menjadi salah satu simbol kerja sama pemerintahan Indonesia dan Turki, mengapa pemerintah Indonesia tidak meminta izin dan mengusulkan nama lain yang juga merupakan tokoh besar di Turki selain nama Kemal Attaturk? Dalam arti lain, tokoh-tokoh besar Turki adalah para Khalifah Turki Utsmani yang begitu jelas rekam jejaknya di Nusantara misalnya, Sultan Selim ll yang mengirimkan armada perangnya untuk membantu Aceh dalam menyerang dan mengusir penjajah Portugis yang berpusat di Malaka. Jika lebih ingin menjurus kearah Jakarta yang sebelumnya pernah bernama Batavia, rekam jejak Turki Utsmani pun meninggalkan jejak di Jakarta. Nama Ali Galip Bey pun bisa diusulkan sebagai nama jalan yang ingin diubah itu. Di bawah pemerintahan Khalifah Sultan Abdul Hamid ll, Ali Galip Bey menjadi konsulat jenderal pertama Khilafah Utsmaniyah di Batavia. Kehadirannya di Batavia ketika itu menjadi harapan baru bagi kaum muslimin Hindia Belanda. Galip Bey tidak pernah berhenti menceritakan sosok Amirul mukminin Sultan Abdul Hamid ll kepada umat muslim yang ada di Batavia ketika itu dan meminta untuk selalu mendoakan Khalifah Sultan Hamid ll. Ali Galip Bey selalu meyakinkan umat bahwa khilafah Turki Utsmaniyah akan selalu ada bersama mereka. Sejarah mencatat bagaimana Ali Galip Bey begitu memperhatikan umat muslim yang ada di Nusantara terutama dalam menjamin keamanan perjalanan jemaah haji, baik pergi dan pulangnya. Selain itu, sejarah juga mencatat bagaimana kesigapan Ali Galip Bey membantu para korban saat terjadi becana letusan dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda pada tahun 1883.

Dan masi banyak lagi nama Khalifah Turki Utsmani yang lain untuk bisa dipilih dan diabadikan menjadi nama jalan di Menteng, Jakarta, seperti yang begitu terkenal namanya dalam penaklukan Konstantinopel Muhammad al-Fatih. Bukan malah memilih nama yang sosoknya pernah melukai hati umat Islam, bahkan luka tersebut masih membekas di hati umat Islam sampai sekarang. Tidakkah cukup bagaimana kisah sakaratul maut yang dialami Kemal Attaturk untuk mengingatkan para pemimpin negeri ini untuk menolaknya? Bukan malah menghormati apalagi sampai mengabadikan namanya menjadi nama jalan. Jika bumi saja bisa menolak jenazahnya, bagaimana mungkin makhluk ciptaan-Nya yang dilengkapi akal malah mau menghargai dan menghormati nama tersebut. Mustafa Kemal Attaturk, sang pembuat luka yang akan diabadikan namanya oleh pemerintah. Sungguh tega!!

Wallahu a'lam bish-shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasIpost.Com
Nur Hajrah MS Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Mahasiswa Terjerat Narkoba, Nasib Generasi Muda Kian Sekarat
Next
Syariat Islam Hapuskan Transaksi Ribawi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram