Islam membawa kesempurnaan penyelesaian segala persoalan hidup, tak terkecuali masalah ekonomi. Bagaimana Islam wujudkan sistem ekonomi anti krisis, yaitu dengan menghapus sektor ribawi dan menempatkan sektor riil dalam penerapannya.
Oleh: Nur Rahmawati, S.H (Praktisi Pendidikan)
NarasiPost.com -- Baru-baru ini pemerintah menyetujui penyuntikan dana ke PT Asuransi Jiwasraya (Persero) senilai Rp 22 triliun. Dimana penyaluran ini dilakukan melalui skema penyertaan modal negara (PMN). Hal ini mendapatkan kritikan dari beberapa pengamat salahsatunya dari Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance ( Indef) Enny Sri Hartati.
Dilansir dari laman berita, Kompas.com, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance ( Indef) Enny Sri Hartati menurutnya, DPR dan pemerintah telah melakukan kejahatan berjamaah lantaran menyelesaikan kasus Jiwasraya melalui cara yang tidak beradab.
"Ini menurut saya kejahatan yang berjamaah. Walaupun DPR enggak ikut menikmati uang Jiwasraya, tapi DPR menyetujui penyelesaian dari (kasus) Jiwasraya dengan cara-cara yang tidak beradab," kata Enny kepada Kompas.com, Jumat (2/10/2020).
Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat ekonomi ribawi berdiri di atas sektor non-riil. Yang meletakkan landasan berpijaknya pada sistem ekonomi kapitalisme yang rentan terjadi resesi. Akibatnya berdampak pada merampok uang rakyat, seperti yang terjadi saat ini memberikan suntikan dana pada salah satu PT yang bergerak di bidang Asuransi, merupakan kejahatan berjamaah dengan dalih menyelesaikan kasus Jiwasraya, hal ini dirasa kurang pas dan mengorbankan hak rakyat. Bukankah asuransi juga termasuk pada sektor ribawi, yang sama sekali tidak menyejahterakan tapi agaknya justru merampok uang rakyat.
Ekonomi Kapitalisme Biang Kerok Masalah
Apa sebenarnya penyebab dari semua ini? Jika kita runut bersama maka dapat ditemui bahwa biang kerok masalah ekonomi adalah sistem ekonomi kapitalisme. Selain itu sistem ini membawa pada resesi, dimana sistem ekonomi ini tidak mampu menyelamatakan dan menyelesaikan krisis, depresi atau resesi ekonomi itu sendiri. Bahkan di saat pandemi dan ditambah adanya rumor politik mampu mengguncangkan ekonomi. Juga berdampak pada ketidakstabilan ekonomi yang melahirkan kelemahan depresi ekonomi kapitalisme.
Ekonomi kapitalisme sudah banyak menampakkan kegagalannya, akibat bangunannya yang rapuh, juga kelemahan ekonomi fundamental. Dimana semua bermuara dari sistem yang ditopang oleh suku bunga pada perbankan, uang kertas, sistem perbankan cadangan fraksional, sistem leverage, derivasi produk dan penciptaan kredit melalui kartu kredit. Sehingga melahirkan institusi pasar modal, juga perseroan yang menjadikan hutang luar negeri sebagai sumber pembiayaannya. Inilah yang menjadikan resesi ekonomi dapat dipastikan akan terjadi cepat atau lambat, berbeda jika disandarkan pada emas dan perak.
Resesi seharusnya menjadi momentum mereformasi sistem ekonomi, bukan malah menghidupkan sektor ribawi dengan menyuntikkan dana yang memberi peluang dikorup oleh elit. Sekali lagi agaknya ini adalah perampokan terhadap dana rakyat. selain kezaliman terhadap hak rakyat, akan memperburuk kondisi fundamental ekonomi saat terjadi resesi
Sebenarnya, penyebab paling krusial dari kerusakan kapitalisme adalah pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang sejatinya milik rakyat dan dikelola harusnya oleh negara, justru diserahkan pada perusahaan swasta dan asing, sehingga korporasi menjamur di negeri ini. Kekayaan alam yang harusnya bisa menjadi exit strategy menangani krisis dan resesi justru diprivatisasi. Maka negeri ini perlu perubahan yang mendasar, yaitu sistem yang mampu membawa perubahan di segala lini kehidupan.
Islam Solusi Pasti Permasalah Ekonomi
Islam membawa kesempurnaan penyelesaian segala persoalan hidup, tak terkecuali masalah ekonomi. Bagaimana Islam wujudkan sistem ekonomi anti krisis, yaitu dengan menghapus sektor ribawi dan menempatkan sektor riil dalam penerapannya. Adapun solusi Islam dalam mencegah krisis ekonomi adalah:
Pertama, mengubah perilaku buruk pelaku ekonomi.
Meletakkan dasar akidah Islam bagi pelaku ekonomi akan membawa mereka memiliki kepribadian Islam. Inilah yang ditanamkan terlebih dahulu, sehingga sifat korupsi, kolusi dan nepotisme tidak akan dilakukan.
Kedua, tata kelola pemerintahan sesuai syariah.
Kebutuhan sekunder dan tersier adalah hak pokok semua warga baik Muslim maupun nonmuslim, sehingga jaminan itu hanya bisa didapat pada politik ekonomi Islam. Maka pengelolaan tata kelola pemerintahan sesuai syariah menjadi landasan dalam membuat kebijakan dan berbuat, sehingga tidak ada hak yang terabaikan.
Ketiga, kestabilan sosial dan politik.
Kestabilan sosial dan politik menjadi salah satu indikator untuk memantau perkembangan pembangunan dan perekonomian. Dengan melihat tingkat kesejahteraan rakyat seperti tidak adanya pengangguran, keamanan terjaga, pendidikan terpenuhi dan tingkat kemiskinan menurun, maka ekonomi suatu negarapun dikatakan stabil.
Keempat, menstabilkan sistem moneter.
Menjadikan dinar dan dirham sebagai mata uang atau alat tukar bagi semua pihak akan membawa kestabilan ekonomi. Sehingga perlu merubah dominasi dolar dengan sistem moneter berbasis Dinar-dirham. Sehingga adil bagi semua pihak, stabil dan terukur.
Kelima, menstabilkan sistem fiskal.
Dalam sistem Islam diatur tentang hak kepemilikan yaitu Kepemilikan individu, umum dan negara. Dengan pengaturan ini, maka akan ada pembatasan pengelolaan yang bukan merupakan haknya. Sehingga pengelolaan SDA yang sejatinya milik umum tidak diperbolehkan dikelola oleh swasta atau privatisasi.
Itulah solusi Islam dalam mencegah krisis dan resesi ekonomi. Maka sudah saatnya kita ambil sebagai penyelesaian permasalahan yang terjadi pada negeri ini. Semoga negeri ini segera terselamatkan dengan sistem Islam yang membawa Rahmatan lil'alamin. WalLâhu a’lam bi ash-shawâb.[]
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected].