PJJ saat Pandemi, Berkah atau Musibah?

"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (QS. Ta Ha 20: Ayat 124)


Oleh: Sri Yulia Sulistyorini, S. Si (Praktisi Pendidikan)

NarasiPost.com -- Satu lagi, kisah tragis seorang pelajar di Sulawesi Selatan terjadi di tengah pandemi. MI dinyatakan meninggal pada sabtu(17/10), karena menenggak racun. Kasus bunuh diri siswi SMA ini, diduga akibat depresi karena kendala jaringan yang menyulitkan belajar di rumah. Sementara, beban tugas yang diterima menumpuk.

Komisi Perlindungan Anak (KPAI) mengirim surat pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). KPAI meminta Kemendikbud berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengawal kasus bunuh diri tersebut. Jika benar terbukti bahwa kasus bunuh diri ini disebabkan penugasan yang berat, maka Dinas Pendidikan wajib mengevaluasi PJJ secara menyeluruh di seluruh sekolah (CNN Indonesia, 23/10/2020).

PJJ saat Pandemi

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memang membutuhkan kuota internet dan layanan jaringan yang memadai. Meskipun kuota sudah diberikan oleh pemerintah, namun tidak semua wilayah dapat menjangkau layanan jaringan yang memadai. Sehingga, kendala tetap ada bagi siswa yang ada di pelosok. Apalagi, bagi yang tidak memiliki ponsel, terpaksa harus belajar ala kadarnya sesuai kebijakan sekolah.

Berbagai upaya dilakukan oleh guru dan pihak sekolah agar  pembelajaran dapat berlangsung. Tapi, tentu saja kontrol pelaksanaan tidak sepenuhnya bisa dilakukan guru, karena posisi siswa adalah bersama keluarganya di rumah. Ada yang diberi tugas secara komprehensif kemudian dikumpulkan ke guru masing-masing, ada pula yang gurunya rela berkunjung ke rumah siswa

Lemahnya Keimanan dan Ketakwaan adalah Penyebab Frustasi

Tindakan bunuh diri seringkali dilakukan karena lemahnya keimanan dan Ketakwaan individu. Banyak hal yang memungkinkan lemahnya iman ini. Di antaranya, yang pertama, pola pendidikan di rumah yang kurang kondusif mengarahkan pada keimanan yang kokoh pada anak. Menancapkan aqidah adalah tanggung jawab orang tua sejak kecil. Dengan keimanan yang kokoh, anak akan bisa menentukan solusi atas permasalahan pribadinya.

Yang kedua, pola pergaulan di masyarakat. Ketika anak berinteraksi dengan teman-temannya,  pengaruh  karakter dan kebiasaan akan membentuk pola tingkah lakunya menjadi baik atau buruk. Pengaruh budaya rusak yang masif bisa menggerus aqidah anak menjadi berandalan. Gaya hidup hedonis akan membuat anak stres. Karena, dia tidak bisa seperti teman-teman yang lain, akibat minimnya tingkat perekonomian keluarga. Sementara, masyarakat tidak peduli dan tidak ada tempat curhat bagi anak untuk mengurangi bebannya. Rasa malu dan tertekan lebih mendominasi ketika akan bercerita kepada keluarga atau teman.

Gejala frustasi biasanya tidak kelihatan secara fisik. Anak tampak sehat lahirnya, tapi hati dan jiwanya lemah. Secara kasat mata, anak terlihat pintar, tapi mempunyai sifat dengki dan dendam.  Jika anak tidak menemukan orang yang mengerti kondisi kejiwaannya, maka tidak menutup kemungkinan dia akan melakukan tindakan konyol yang membahayakan dirinya, di antaranya bunuh diri.

Generasi Lemah, Tumbuh dan Berkembang dalam Sistem yang Salah

Lemahnya kualitas generasi yang ada, tidak lepas dari penerapan sistem kehidupan yang salah. Penerapan aturan kehidupan di masyarakat, akan selalu terkait satu sama lain. Sistem Pendidikan yang berkualitas, saling berkaitan pada sistem perekonomian yang mapan, begitu pula sebaliknya. Sistem kehidupan kapitalisme sekuler tidak menjadikan agama sebagai prioritas utama dalam mengatur segala urusan kehidupan. Agama dipisahkan dari kehidupan dan menjadikan akal manusia sebagai aturan yang mendominasi untuk diterapkan.

Oleh sebab itu, lemahnya kualitas keimanan dan ketakwaan seseorang seolah bukan tanggung jawab negara. Karena, agama hanya menjadi urusan individu semata. Pendidikan di sekolah sekadar mendapatkan ilmu tanpa adanya kontrol negara dalam penerapannya. Sama halnya dengan perekonomian. Negara hanya sebagai regulator bukan pemelihara urusan rakyat. Maka wajar, kesulitan ekonomi rakyat bukan menjadi prioritas kebijakan penguasa. Karena, ada yang lebih urgen, yakni memenuhi keinginan para kapitalis pemilik modal.

Keimanan yang lemah pada diri anak tidak serta merta tanggung jawab orang tua di rumah. Masyarakat dan negara juga turut serta dalam pendidikan anak hingga terwujud keimanan yang mengakar. Maka, sistem pendidikan yang seharusnya diwujudkan adalah yang mampu membentuk kepribadian Islam yang tangguh. Namun, hal ini tidak ditemukan dalam sistem Kapitalis Sekuler saat ini.

Islam Solusi atas Segala Persoalan Kehidupan

Islam adalah agama yang sempurna yang diturunkan oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Segala persoalan kehidupan di dunia ini, pasti ada solusinya dalam Islam. Manusia tak usah lagi risau karena dengan bekal keimanan, tak ada yang sulit dalam kehidupan ini. Kalaupun, ditemukan kesulitan, itu adalah ujian hidup. Selama kita tetap berpegang pada aturan Allah SWT, maka kehidupan lapang akan kita dapatkan, baik di dunia maupun di akhirat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِ نَّ لَـهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى

"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (QS. Ta-Ha 20: Ayat 124)

Maka, menerapkan  aturan Islam yang paripurna ini adalah suatu keniscayaan. Di saat manusia butuh pengaturan, Allah sudah menyediakan. Sehingga, Islam menjadi aturan yang layak untuk diterapkan. Termasuk, masalah  kejiwaan pada anak. Akan ada upaya sinergis dari orang tua, masyarakat, dan negara dalam rangka membentuk generasi yang unggul kualitasnya. Pendidikan yang diberikan kepada anak adalah dengan cara gratis, baik bagi Muslim maupun nonmuslim.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)

Pada ayat tersebut, dijelaskan bahwa keberkahan akan didapatkan oleh suatu negeri  manakala penduduknya beriman dan bertakwa. Dan, sebesar-besarnya takwa adalah manakala seluruh aturan Allah SWT diterapkan dalam kehidupan. Hal ini pernah terjadi dan diterapkan di muka bumi selama ribuan tahun, yakni diterapkannya Islam dalam seluruh aspek kehidupan dalam bingkai Khilafah Islamiyah. Wallahu A'lam Bishshawwab.[]

Picture Source by Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected].

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Dakwah Ok, Harmonis Yes!
Next
Ketika Mereka Membenci Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram