Berbeda dengan Islam, yang sangat berhati-hati dalam melakukan hubungan kerja sama dengan asing atau negara asing. pemimpin dalam Islam benar-benar sadar dan menyadari bahaya yang tersembunyi, bahkan harus curiga terhadap negara asing atas hal ini.
Oleh: Nur Rahmawati, S.H (Praktisi Pendidikan)
NarasiPost.com -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan merupakan utusan khusus Presiden Indonesia Joko Widodo sekaligus berperan sebagai Koordinator Kerja Sama Indonesia dengan China. Pada Jumat (9/10/2020) mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dalam rangka memperkuat kerja sama di berbagai bidang seperti bidang kesehatan, yaitu soal vaksin.
kepada Menlu Wang Yi, Menko Luhut mengutarakan bahwa Indonesia ingin fokus pada upaya penguatan kerja sama vaksin dan kesehatan dengan China (Kompas.com, 10/10/2020).
Imperialisme, Metode Kapitalisme
Menyoal hubungan erat Indonesia-China di berbagai bidang, agaknya makin memperbesar potensi intervensi hingga penjajahan oleh asing cepat lambat akan terjadi. Mengapa hal ini bisa dikatakan demikian? Bisa kita faktai bahwa China merupakan negara maju yang menguasai pasar bebas Asia, termasuk di Indonesia, sehingga peluang intervensi akan lebih besar dan akan menjerat bangsa demi kepentingan asing.
Selain itu, jika kerja sama di bidang kesehatan ini berkaitan dengan vaksin, maka keterjaminan atas kehalalannya tidak bisa dipastikan. Padahal kita ketahui negeri ini berpenduduk mayoritas Muslim. Pun jika kerja sama di bidang yang lain seperti ekonomi dan politik akan berbuah imperialisme baru yang menjadi mesin raksasa produsen kemiskinan terhadap negeri.
Inilah gaya investasi, yang berkedok intervensi terhadap negara. Yang akhirnya negeri-negeri Muslim 'dipaksa' membuka kran investor swasta sehingga privatisasi diperkenankan untuk mengelola sumber daya alam, tentunya dengan dalih membayar utang dan agar kompatibel terhadap aturan internasional. Dan hasilnya bisa kita lihat banyaknya produk hukum yang berpihak pada segelintir orang dengan mengenyampingkan kepentingan rakyat.
Kemudian, fakta bahwa penjajahan atau imperialisme adalah metode baku dari sistem kapitalisme-sekularisme yang bertujuan menguasai negara lain walaupun bentuk dan polanya bisa jadi berbeda. Maka fakta inilah yang menjadikan banyaknya persoalan negeri yaitu berupa kemudahan negera lain mengintervensi dan akhirnya melahirkan pemimpin dan pengurus negeri yang acuh terhadap keadaan masyarakat demi kapital.
Kerja sama Asing dalam Islam
Berbeda dengan Islam, yang sangat berhati-hati dalam melakukan hubungan kerja sama dengan asing atau negara asing. pemimpin dalam Islam benar-benar sadar dan menyadari bahaya yang tersembunyi, bahkan harus curiga terhadap negara asing atas hal ini.
Adapun beberapa isu dan hal di atas perlu dipahami bahaya yang tersembunyi. Oleh karenanya Islam telah mengatur dan mengingatkan kepada kita semua, terutama pemimpin negeri di antaranya:
Pertama, Allah SWT dengan tegas melarang dan mengingatkan, agar tidak akan pernah memberikan peluang kepada kaum kafir penjajah menguasai negeri dan wilayah kita. Sebagaimana firman Allah Swt:
ﻭَﻟَﻦْ ﻳَﺠْﻌَﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻠْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺳَﺒِﻴﻼً
Sekali-kali Allah tidak akan pernah memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang Mukmin. (QS an-Nisa’ [4]: 141).
Kedua, Rasulullah Saw. juga mengingatkan, bahwa tidak layak orang Mukmin dipatuk ular pada lubang yang sama, lebih dari sekali. Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Nabi Saw. bersabda:
« ﻻَ ﻳُﻠْﺪَﻍُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦُ ﻣِﻦْ ﺟُﺤْﺮٍ ﻭَﺍﺣِﺪٍ ﻣَﺮَّﺗَﻴْﻦِ »
Tidak layak seorang Mukmin dipatuk oleh ular dari lubang yang sama dua kali. (HR al-Bukhari dan Muslim).
Hal ini menggambarkan kepada kita, bahwa jangan sampai kesalahan dilakukan dan terulang kembali dengan memberikan peluang kepada kafir penjajah atau negeri asing untuk bekerja sama dengan kita, yang berdampak pada intervensi yang menjerat negeri. Maka selayaknyalah kita mengambil sistem Islam dan mengganti sistem saat ini, yang nyata menyengsarakan rakyat dan membuka peluang untuk dikuasai oleh Asing. WalLâhu a’lam bi ash-shawâb.[]
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected].