Sehingga upaya mengukir ketakutan pada Islam dan sejarah Islam justru akan semakin memperburuk kondisi generasi muda. Mereka yang kini dirundung banyak masalah dan miskin sosok teladan akhirnya hanya berpuas diri menjadikan public figure sebagai sosok yang digugu dan ditiru.
Oleh: Juniarti Putri Cahyani S.Pd.I
NarasiPost.com -- Upaya mengukir rasa takut terhadap Islam dan sejarah Islam kembali terjadi. Kali ini islamfobia diukir di tengah generasi milenial. Beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan berita tentang keberatan Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah terhadap kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung (Babel) yang mewajibkan siswa SMA/SMK untuk membaca buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Ustadz Felix Siauw, sebagai upaya menumbuhkan kesadaran dan semangat berliterasi.
Maka surat bernomor 420/11.09. F DISDIK tertanggal 30 September 2020 yang ditujukan kepada seluruh Kepala Sekolah SMA/SMK se-provinsi Bangka Belitung kandas dalam hitungan jam. Sehingga intruksi pembatalan pun dilakukan kepada seluruh Kepala Sekolah SMA/SMK diwilayah Bangka Belitung.
Begitu kerasnya kritik yang dilontarkan Ahmad Baharsah lantaran penulis buku Muhmmad Al-Fatih 1453 adalah salah satu anggota organisasi yang telah dibubarkan. Sehingga responsnya begitu cepat untuk menolak kebijakan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung, Muhammad Sholeh (republika.co.id).
Protes keras juga dilayangkan PWNU Babel melalui surat teguran ke Gubernur Babel Erzaldi Rosman Djohan. KH Jaafar Siddiq selaku Ketua PWNU Babel mengatakan, kewajiban membaca buku karangan Felix Siauw dinilai memiliki agenda terselubung.(MuslimahNews.com).
Muhammad Al-Fatih Inspirasi Generasi Milenial
Di tengah banyaknya permasalahan yang menimpa generasi muda di negeri ini maka seharusnya instruksi membaca buku Muhammad Al-Fatih 1453 bagaikan oase yang menyejukan. Bagaimana tidak, sosok Muhammad Al-Fatih adalah sosok pemuda yang lahir pada masa kegemilangan Islam.
Beliau memiliki segudang prestasi, menjadi seorang pemimpin negara adidaya pada masa itu saat usianya masih sangat belia, dan berhasil menorehkan sejarah sepanjang masa dengan mewujudkan bisyarah (kabar gembira) Rasulullah Saw, yaitu menaklukan Konstantinopel. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR Ahmad)
Dengan strategi perang yang luar biasa dan membangkitkan taqarrub ilallah yang tinggi bagi ribuan pasukan perangnya, akhirnya pada Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan 29 Mei 1453 Al-fatih berhasil menaklukan Konstantinopel. Sehingga terwujudlah bisyarah Rasulullah Saw sebagai sebuah keniscayaan.
Begitulah sosok pemuda dalam sistem Islam, dari sistem Islam itulah lahir sistem pendidikan yang berkualitas sehingga output yang dihasilkan pun mampu menorehkan prestasi yang tercatat sepanjang sejarah.
Bandingkan dengan generasi milenial saat ini, pemuda yang seharusnya menjadi penerus estafet bangsa kini terpuruk dalam jurang kebobrokan. Banyak yang malah menjadi pelaku seks bebas, penyuka sesama jenis, menjadi pengguna dan pengedar obat-obatan terlarang, pelaku tawuran, krisis adab pada orangtua dan guru. Semua itu potret buram generasi muda di negeri mayoratas Muslim terbesar di dunia. Miris.
Sehingga upaya mengukir ketakutan pada Islam dan sejarah Islam justru akan semakin memperburuk kondisi generasi muda. Mereka yang kini dirundung banyak masalah dan miskin sosok teladan akhirnya hanya berpuas diri menjadikan public figure sebagai sosok yang digugu dan ditiru. Padahal seandainya mereka tau akan torehan Peradaban Islam dan generasi yang dilahirkannya sungguh mata mereka akan terbelalak menyaksikan kegemilangannya.
Walhasil, generasi milenial saat ini butuh alternatif literasi yang membuka cakrawala berpikir mereka termasuk alternatif sistem hidup. Sekularisme telah terbukti gagal total mencetak generasi milenial wabilkhusus generasi muslim. Generasi muslim membutuhkan Khilafah untuk mengembalikan fitrahnya sebagai generasi terbaik yang akan mengukir tinta emas bagi peradaban Islam, sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Ali-Imran:110
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." Wallahu a'lam bishshawab.[]
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected].