Susu Ikan Atasi Stunting?

Susu Ikan Atasi Stunting

Susu ikan bukan berasal dari ikan seperti susu sapi pada umumnya, tetapi merupakan ekstraksi protein dari daging ikan segar yang ditambah dengan sejumlah bahan lainnya

Oleh. Hadi Kartini
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Program makan siang gratis digagas oleh presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024. Program ini diperuntukkan bagi pelajar dari tingkat SD sederajat sampai tingkat SMA sederajat. Tujuannya untuk mengatasi masalah stunting, meningkatkan gizi, dan nutrisi pada anak usia sekolah. Memberikan gizi yang cukup pada anak usia sekolah diharapkan bisa memacu prestasi akademis. Selain itu, program ini diharapkan bisa mengurangi beban ekonomi keluarga.

Bicara soal gizi dan nutrisi yang akan diperoleh dari program makan siang gratis, masih menjadi pertanyaan besar. Susu ikan disebut-sebut yang dipilih Prabowo Subianto sebagai pengganti susu sapi pada program ini. Hal ini menyebabkan sejumlah media asing menyoroti rencana presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mengganti susu sapi dengan susu ikan.

The Strike Times, surat kabar asal Singapura melaporkan, susu ikan sudah lama menjadi inovasi pemerintah RI. Pada 2023, pemerintah RI memainkan peran kunci dalam meluncurkan susu ikan yang dikembangkan sebagai upaya melakukan hilirisasi produk perikanan.

Tak hanya The Strike Times, surat kabar asal Australia, The Sidney Morning Herald juga mewartakan hal yang sama. Koran negeri Kanguru itu menyoroti rencana mengganti susu sapi dengan susu ikan demi menekan anggaran yang membengkak. Namun, media tersebut mempertanyakan soal dampak kesehatan dari susu ikan serta kandungan nilai gizi dan nutrisi antara susu ikan dan susu sapi, apakah setara? (cnnindonesia.com, 13-9-24)

Susu Ikan

Perlu diluruskan dahulu makna dari susu ikan. Susu ikan bukanlah susu yang berasal dari ikan seperti susu sapi pada umumnya. Namun, susu ikan merupakan ekstraksi protein dari daging ikan segar yang ditambah dengan sejumlah bahan lainnya. Setelah diseduh, wujudnya sama dengan susu sapi pada umumnya.

Di negara lain, tidak ada yang menyebut ekstraksi protein ikan sebagai susu ikan. Yang dikatakan susu adalah cairan putih yang keluar dari kelenjar ambing (mamae) pada hewan mamalia betina. Contohnya, kambing, kuda, sapi, dan kerbau. Jadi, bisa dipastikan susu ikan bukanlah susu karena terbuat dari daging ikan yang diekstraksi.

Rencana Prabowo yang akan mengganti susu sapi dengan suau ikan banyak menuai perdebatan. Banyak yang mempertanyakan, apakah susu ikan sama standar gizinya dengan susu sapi. Mengingat, susu ikan hanya berupa ekstraksi daging ikan yang ditambah campuran bahan lain. Standar gizinya belum bisa dipastikan bisa mengatasi masalah stunting dan gizi buruk pada anak Indonesia.

Penyebab Stunting

Terlepas dari perdebatan antara gizi susu ikan dengan susu sapi, yang harus kita cermati adalah cara mengatasi stunting dan gizi buruk pada anak. Bukan mendebatkan kandungan gizi yang terdapat dalam kedua susu tersebut. Ini perlu dilakukan karena mengatasi stunting tidak cukup hanya memberikan makan siang bergizi pada anak usia sekolah. Apalagi makan siang tersebut hanya didapatkan satu kali dalam sehari. Padahal, makanan bergizi harus kita dapatkan setiap kali kita makan.

Awal stunting dan gizi buruk terjadi bukan pada anak usia sekolah, tetapi pada awal masa kehamilan seorang ibu. Pemerintah harus mencari solusi mengatasi stunting dan gizi buruk dari akarnya. Salah satunya dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar mereka bisa memenuhi semua kebutuhan hidup, khususnya pangan. Tentu dengan memperhatikan kandungan gizi di dalamnya. Dengan mengonsumsi bahan pangan yang bergizi, masalah stunting dan gizi buruk bisa diatasi sebelum bayi dilahirkan.

Jika akar masalah stunting dan gizi buruk bisa diatasi semenjak dini, pemerintah tidak perlu membuat berbagai kebijakan yang akan menimbulkan masalah baru. Seperti rencana mengganti susu sapi dengan susu ikan yang belum jelas kandungan gizinya.

Di sisi lain, rencana digantikannya susu sapi dengan susu ikan bertujuan untuk menekan biaya yang membengkak. Dari sini jelas terlihat bahwa upaya pemerintah mengatasi stunting dan gizi buruk pada generasi hanya setengah hati.

Lebih dari itu, susu ikan merupakan hilirisasi dari produk perikanan yang tentunya melibatkan swasta. Seperti biasa, banyak kebijakan pemerintah yang dijalankan pihak swasta dan minim pengawasan dari pemerintah. Bisa dipastikan akan ada oknum-oknum yang mengambil keuntungan dan melakukan kecurangan. Di mana, program ini mempunyai alokasi dana yang sangat besar dan melibatkan banyak pihak. Kalau sudah begitu, masalah stunting dan gizi buruk pada generasi tidak akan bisa diselesaikan.

Keterlibatan swasta memang tidak bisa dihindari dalam situasi dan kondisi negara saat ini. Indonesia yang menerapkan sistem demokrasi kapitalisme, meniscayakan keterlibatan swasta dalam pelayanan terhadap masyarakat. Tak terkecuali dalam pengadaan makan siang bergizi yang direncanakan ini.

Islam Atasi Stunting dengan Tepat

Masalah stunting dan gizi buruk bukan hanya berkisar pada kelengkapan gizi pada makan siang gratis saja. Namun, masalah mendasar penyebab stunting adalah kemiskinan sehingga masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan mereka dengan kualitas gizi yang baik. Untuk itu, yang perlu dibenahi adalah cara meningkatkan ekonomi masyarakat.

Islam memberikan solusi dalam mengatasi stunting dan gizi buruk dengan memperbaiki dulu ekonomi keluarga. Dalam Islam, semua laki-laki yang sudah balig dan sanggup bekerja didorong untuk bekerja. Islam juga memberikan kewajiban nafkah bagi laki-laki terhadap orang-orang yang berada dalam tanggungannya.

Baca: stunting-kian-meradang-bagaimana-islam-memandang/

Rasulullah menyebutkan, "Cukuplah dianggap berdosa seseorang yang tidak memberi nafkah orang yang berada dalam tanggungannya." Hadis ini diriwayatkan oleh Muslim dan Ibnu Hibban. Dengan bekerja, seorang kepala keluarga akan mendapatkan penghasilan dan dapat digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga.

Pemerintah dalam negara Islam (Khilafah) tidak hanya sekadar mendorong rakyatnya untuk bekerja. Namun, pemerintah akan menyediakan lapangan kerja yang luas bagi rakyatnya. Dengan demikian, tidak ada rakyat yang menganggur dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Negara juga mempunyai kewajiban untuk menjamin terpenuhinya semua kebutuhan rakyatnya, baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan mendasar lainnya. Contohnya, kesehatan, pendidikan, dan keamanan dengan harga terjangkau bahkan gratis.

Seandainya penghasilan rakyatnya tidak seberapa, rakyat tetap bisa memenuhi semua kebutuhan hidupnya dengan baik. Bahkan barang-barang yang beredar di pasaran akan selalu dikontrol oleh negara, baik dari segi harga, kualitas maupun kuantitasnya.

Khatimah

Dengan menjalankan kebijakan yang sesuai syariat dalam Khilafah, bisa dipastikan tidak ada kasus stunting dan gizi buruk. Ini terukir dalam sejarah kegemilangan Islam pada masa lampau. Saat itu, Islam bisa membawa umat manusia pada puncak peradaban yang gemilang. Melahirkan generasi yang kuat dan cerdas karena kesejahteraan masyarakat pada masa itu sangat terjamin.

Semua bisa terlaksana tak lepas dari ketakwaan penuh khalifahnya kepada Allah Swt. Seorang khalifah sadar betul bahwa kepemimpinannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. kelak di hari penghisaban. "Imam (khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas kepengurusan rakyatnya." (Hadis riwayat Al-Bukhari)
Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Hadi Kartini Kontributor NarasiPost.Com  
Previous
Pornografi Kian Merusak Generasi
Next
Paus Fransiskus Datang, Islam Dibungkam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
novianti
novianti
1 month ago

Puyeng sendiri yang akhirnya utak-atik program untuk menyelamatkan muka yang sudah terlanjur janji. Program MBG sulit terlaksana karena intinya kas negara kembang kempis.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 month ago

Makan siang gratis, solusi tambal sulam yang justru membuat masalah makin kronis.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram