Gagasan proyek moderasi beragama ditujukan oleh Barat untuk mengubah sudut pandang kaum muslim, agar mereka mau menerima ide dan pemikiran Barat khususnya demokrasi dan kebebasan
Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sebagai muslim tentu sepakat bahwa perdamaian, kerukunan, dan toleransi antarumat beragama harus terus dirawat dan dipertahankan. Karena itu segala potensi yang bisa merusaknya harus dijauhkan. Namun, solusinya bukan dengan mengembangkan moderasi beragama atau harus memaksakan sikap beragama secara moderat kepada kaum muslim.
Saat ini dengan alasan mempererat persaudaraan antarumat beragama, dan untuk membangun perdamaian di tengah masyarakat yang majemuk, moderasi digulirkan. Bahkan pertemuan tokoh lintas agama pun marak digelar dengan tema spirit toleransi beragama, yang mengarah kepada misi moderasi. Belum lama ini, dokumen tentang spirit toleransi juga telah ditandatangani oleh Paus Fransiskus dalam dokumen Abu Dhabi. (Kompas TV, 6 Juli 2024).
Demikian pula dengan penyambutan kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia yang luar biasa heboh dan istimewa, jelas mempunyai tujuan tersendiri. Kunjungan pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus ini adalah dalam rangka menghadiri pertemuan dengan para tokoh lintas agama dan misi moderasi. Pertemuan ini juga akan digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta, dengan spirit toleransi beragama. (BBC.News.com, 5-9-2024)
Sambutan Istimewa Lebih Mengarah Kepada Sinkretisme
Memuliakan tamu adalah bagian dari adab mulia bagi seorang muslim. Namun, dalam persoalan akidah ada batasan-batasan yang dibatasi oleh syariat Islam.
Karena sebagai seorang muslim, sikap waspada terhadap penjagaan akidah harus tetap dikedepankan. Namun, hari ini kita saksikan bagaimana penyambutan Paus Fransiskus yang sejatinya sangat berlebihan. Padahal perbuatan ini bisa mengarah kepada sinkretisme yang bertentangan dengan Islam. Yakni sebuah ajaran atau paham yang menyatukan agama-agama di seluruh dunia menjadi satu. Tujuannya mencari titik temu dengan mencampuradukkan dengan agama satu dengan yang lain. (Wikipedia.org)
Padahal paham ini bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Yakni antara lain Allah Swt. berfirman dalam surah Ali Imran ayat 19 yang artinya:
”Sesungguhnya agama yang diridai di sisi Allah Swt. adalah Islam.”
Penyambutan yang terlalu memberikan penyanjungan kepada sang tamu sangat mencolok dalam setiap laman pemberitaan media. Salah satunya pertemuan Paus Fransiskus dengan pelajar dan anak-anak muda lintas iman yang bertempat di Graha Pemuda, Kompleks Gereja Katedral yang diwarnai tangis pesertanya. Tangis seorang wanita berkerudung yang juga merupakan seorang guru, dosen, dan fasilitator anak dari Buton, yang bernama Ana Nur Awaliyah yang menyampaikan kalimat pengantar, saat pertemuannya dengan sang paus menjadi viral di laman media. (Kompas.id, 5-9-2024).
Bahkan penyambutan juga dilakukan dengan memberikan panggung agar paus berceramah di Masjid Istiqlal, dan disambut dengan pakaian yang serupa dengan yang sering dipakai oleh jemaah umat Nasrani. Demikian juga dengan yang dilakukan GP Ansor yang menyiapkan tur perdamaian organisasi pemuda lintas agama.
Sementara itu secara kenegaraan, Presiden Jokowi juga memberikan sambutan istimewa di Istana Negara. Presiden sangat mendukung dengan misi moderasi yang dibawa oleh Paus Fransiskus. (Detik.News.com, 4-9-2024)
Misi Moderasi
Arah dari kehebohan sambutan paus, lebih pada pesan moderasi dan isu perdamaian. Ia juga menyampaikan dukungan atas solusi di Palestina dengan solusi two state solution. Padahal solusi ini jelas merugikan Palestina dan menguntungkan Israel.
Moderasi beragama sendiri adalah sebuah misi besar Barat, berkedok toleransi dan perdamaian. Dikemas dengan sangat apik, sampai banyak yang tidak merasa jika program ini mengancam akidah umat. Semua dicari jalan tengahnya, harus menghargai semua perbedaan. Namun, dalam faktanya ini adalah proyek untuk melemahkan akidah umat Islam.
Atas nama toleransi, nyatanya mereka mengacak-acak ajaran Islam, rumah ibadah kami, masjid kaum muslim dipakai nyanyian dengan atribut yang menyerupai agama lain. Rumah Allah/masjid terasa tiada muruahnya lagi.
Selain untuk menemui sejumlah tokoh dan biarawan/ biarawati, seminaris, dan katekis di Gereja Maria Diangkat ke Surga, Katedral Jakarta, puncak kunjungan paus adalah pada acara misa di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, yang akan dihadiri oleh ribuan umat Katolik. (BBC.com, 5-9-2024)
Dilansir dari Kompas TV, kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September ini dimaknai sebagai simbol persaudaraan tanpa memandang latar belakang. Maka kedatangannya telah dipersiapkan oleh sejumlah pihak. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga Konferensi Wali Gereja Indonesia sebagai lembaga pimpinan umat Katolik di Indonesia. Kontribusi negara juga sangat besar dalam proses persiapan penyambutan Paus Fransiskus. Negara juga memberikan fasilitas keamanan selama kunjungan paus ke Indonesia. Sebelum akhirnya ia akan melanjutkan kunjungannya ke beberapa tempat lainnya. (KompasTV.com, 6-7)
Tujuan Paus Fransiskus berkeliling ke berbagai negara adalah membawa misi spirit toleransi, dan membangun perdamaian di tengah maraknya intoleransi. Sebagaimana yang telah di sepakati dalam Dokumen Abu Dhabi.
Di Indonesia sendiri spirit toleransi, dan membangun perdamaian di tengah maraknya intoleransi, lebih dikenal dengan nama moderasi. Jadi dalam bahasa lain kedatangan paus ke Indonesia lebih kepada membawa misi moderasi, sebagaimana program yang tengah digulirkan Barat dan diikuti oleh negeri ini melalui berbagai programnya. Sebagai contoh nyata dari program ini adalah adanya pembentukan Kampung Moderasi Beragama (KMB).
Mengapa Moderasi Beragama?
Moderasi beragama diharapkan bisa menciptakan persatuan. Jalan moderat yang diambil digadang-gadang akan bisa menciptakan perdamaian. Benarkah demikian? Nyatanya justru menyeret umat pada perpecahan, karena toleransi dalam bingkai moderasi layaknya sekadar persepsi persatuan saja.
Pasalnya, istilah moderasi beragama adalah beragama secara moderat. Bahkan berikutnya dimunculkan istilah Islam moderat, adalah istilah yang cenderung rancu dan tidak jelas, karena bisa berpotensi merugikan Islam dan ajarannya. Moderasi agama, yang merupakan paham keagamaan yang moderat, yang dilawankan dengan radikal, merupakan istilah yang tidak ilmiah, tetapi cenderung pada sebuah istilah politis yang mempunyai maksud dan tujuan politik tertentu.
Moderat dinarasikan agar bisa memasukkan nilai-nilai Barat yaitu kapitalisme sekuler. Pemisahan agama dari kehidupan, sebagai landasannya. Sebaliknya radikal adalah paham keagamaan yang dilekatkan pada kelompok-kelompok Islam yang menolak keras sekularisme Barat, yaitu yang menghendaki penerapan syariat Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.
Latar Belakang Moderasi
Sejak ledakan gedung WTC 11 September 2001, AS telah memanfaatkan isu terorisme sebagai bagian dari skenario globalnya untuk melemahkan Islam dan kaum muslim. Untuk itu para peneliti kemudian menganjurkan beberapa pilihan langkah bagi AS, salah satunya adalah mempromosikan jaringan Islam moderat untuk melawan gagasan-gagasan yang ia anggap sebagai Islam radikal. Mereka bahkan menyebut ideologi Islam dijuluki sebagai ideologi para ekstremis. Bahkan pada tahun 2005, Perdana Menteri Inggris, Toni Blair mengatakan bahwa kelompok ekstremis adalah kelompok yang menolak legitimasi Israel, memiliki pemikiran bahwa syariat adalah dasar hukum Islam, kaum muslim harus menjadi satu kesatuan dalam naungan Khilafah, tidak mengadopsi nilai-nilai liberal Barat. Inilah yang dianggap sebagai paham keagamaan kelompok-kelompok radikal. Sementara itu sikap keagamaan moderat adalah sebaliknya, tidak radikal.
Oleh karena itu, moderasi harus dipandang dalam perspektif politik global, bukan sekadar perspektif politik lokal Indonesia saja. Karena pada faktanya moderasi beragama merupakan bagian dari strategi politik luar negeri dari Barat khususnya Amerika dan sekutunya. Inilah alasan mengapa kita harus waspada terhadap misi moderasi yang dibawa paus kali ini.
Mereka menganggap ketika ajaran Islam murni masih diyakini dan tumbuh berkembang di tubuh umat Islam, maka selama itu pula akan ada arus perlawanan terhadap negara kafir penjajah Barat.
Tujuan Moderasi
Gagasan proyek moderasi beragama ditujukan oleh Barat untuk mengubah sudut pandang kaum muslim, agar mereka mau menerima ide dan pemikiran Barat khususnya demokrasi dan kebebasan. Sebab Islam moderat adalah kunci penyebaran demokrasi Barat di negeri-negeri Islam.
Moderasi agama digunakan juga untuk menghalangi kembalinya umat Islam ke dalam agama secara murni dan melaksanakan ajaran syariat Islam secara kaffah. Inilah cara-cara mereka yang berusaha untuk mempertahankan sistem kapitalisme sekularisme di negeri-negeri muslim, agar mereka tetap bisa menjajah negara-negara lainnya dan dapat mengeksploitasi sumber kekayaan negeri-negeri Islam.
Melalui moderasi upaya-upaya dilakukan untuk mengerdilkan ajaran Islam. Melalui propaganda perang melawan radikalisme, Barat melakukan framing negatif terhadap ajaran Islam. Stigma radikal disematkan kepada muslim yang menentang ideologi kapitalisme. Sebaliknya mereka memuji muslim yang pro dengan kapitalisme sekuler sebagai muslim modern, karena para penganut Islam moderat biasanya menolak formalisasi syariat Islam kaffah dalam bingkai sistem pemerintahan.
Para pembenci Islam sering membuat opini fiktif seolah penerapan syariat Islam adalah sebuah ancaman. Umat Islam sering dituding intoleran, sehingga mengharuskan adanya moderasi beragama. Padahal faktanya terorisme melalui imperialisme di dunia, justru secara riil dilakukan oleh negara-negara penjajah yang mengusung ideologi kapitalisme sekularisme dan komunisme.
Oleh karena itu ide moderat hanyalah pemetaan yang didasarkan pada ciri atau sifat orang yang mengambil Islam secara sempurna (kaffah). Dikatakan moderat jika dia bisa bersikap terbuka menerima apa yang dari luar, dan mau berkompromi dengan Barat. Disebut radikal fundamentalis, atau ekstremis kalau tidak bisa terbuka dan tidak mau berkompromi dan mempromosikan Islam moderat ala Barat.
Islam Sempurna Sebagai Ideologi
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, dan hubungan manusia dengan sesamanya. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna, tidak perlu tambahan dari mana pun dan siapa pun. Termasuk intervensi dari pihak-pihak lain. Terlebih narasi-narasi sumbang atas nama membangun kehidupan yang harmonis dan toleran di tengah kemajemukan.
Baca: getah-moderasi-beragama
Islam sebagai ideologi, oleh karena itu kaum muslim harus waspada terhadap strategi Barat untuk menjauhkan umat dari Islam ideologis. Islam bukan hanya agama yang mengatur masalah akidah, ibadah, akhlak, tetapi juga mengatur masalah ekonomi, pemerintahan, sosial, peradilan, dan sanksi hukum, pendidikan, serta politik luar negeri. Inilah yang dimaksud dengan Islam kaffah.
Kesempurnaan Islam yang tidak lagi membutuhkan agama atau ajaran lain, telah ditegaskan oleh Allah Swt. dalam surah Al-Maidah ayat 3 yang artinya:
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan telah aku ridai Islam untuk menjadi agama kalian.”
Oleh karena itu, kaum muslim yang mendapat petunjuk jiwa dan hatinya pada kebenaran Islam, akan terus berjuang melawan berbagai stigma negatif yang muncul. Termasuk ide moderasi beragama.
Para pejuang muslim yang telah memahami dari mana ia berasal, yakni dari Allah, mereka juga memahami apa tujuan hidup di dunia, yakni dalam rangka beribadah kepada Allah, dan ke mana segala amal perbuatannya harus dipertanggungjawabkan, akan membuat seorang muslim tidak akan pernah terseret oleh arus moderasi beragama dalam bungkus apa pun.
Penutup
Berdasarkan firman Allah yang menyatakan bahwa Islam sudah sempurna, maka umat Islam harus menolak dan melawan ide juga misi moderasi agama. Karena ia bukan berasal dari Islam. Moderasi digagas untuk melanggengkan penjajahan terhadap dunia Islam, serta mengubah sudut pandang kaum muslim agar menerima ajaran sekularisme, pluralisme, dan liberalisme. Hal ini bisa merusak kesucian dan kemurnian Islam seta merusak pemikiran kaum muslim.
Umat Islam harus terus disadarkan akan kewajibannya agar selalu terikat dengan syariat Allah. Karena syariat Allah adalah standardisasi perbuatan seorang muslim, dan keimanan adalah wujud dari bentuk ketaatan dan kepatuhan serta penerimaan sepenuhnya terhadap syariat Islam.
Wallahu’alam bi shawab. []
Toleransi itu menghormati, tidak mengganggu, membiarkan non muslim melaksanakan ibadahnya, tanpa terlibat di dalamnya.
Moderasi Beragama terus saja digencarkan dengan cara yang rapi dan halus. Padahal itu semua hanya akal bulus. Semoga umat Islam segera bangkit dan berbenah agar tidak makin terbius.
Betul, agar umat Islam jauh dari ajaran Islam yang kaffah
Sedih ketika.pemuka agama lain diperlakukan istimewa, namun para ulama hanif yang menyampaikan kebenaran justru dipersekusi
Sayang sekali, tokoh tetapi memberi contoh yang menyesatkan hingga bersikap merendahkan diri di hadapan orang-orang kafir.
Sinkretisme makin tampak jelas digaungkan di negeri ini dan sangat berbahaya. Umat harus sgr menyadari. Mempertebal iman dan tsaqofah Islam secara kaffah. Agar tak mudah larut dlm pemikiran yang menyesatkan dan toleransi yg bablas.
Sungguh miris sekali, sebagai umat muslim seharusnya kita bangga dengan agama kita bukan malah lebih membanggakan yang lain. Sedangkan kita sudah tahu bahwa agama Islam agama yang benar, agama yang diridhai Allah.
Terimakasih NP, telah menayangkan tulisan ini, barakallah.
Semoga umat tersadarkan atas segala kondisi yang ada.
Bahaya ketika umat malah mengagungkan pemuka agama lain. Padahal ulama sendiri banyak yang dipersekusi
Nah itu dia.
Miris, orang kafir dimuliakan sedemikian rupa. Saudaranya mau mengadakan pengajian di larang-larang. Dituduh radikal