Gurita Aborsi, Islam Hadir sebagai Solusi

Gurita Aborsi Islam hadir sebagai solusi

Gurita aborsi di Indonesia merupakan dampak dari penerapan sistem sekularisme kapitalisme yang telah merusak norma-norma dan tata pergaulan.

Oleh. Sabrina Az-Zahra
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com- Gurita aborsi menyeruak di berbagai sudut negeri. Belakangan telah kita saksikan peningkatan yang mencolok dan terbawa dalam kejadian aborsi di masyarakat kita. Penting untuk mengingatkan bahwa setiap kehidupan memiliki nilai yang tak ternilai harganya, terutama ketika berhubungan dengan kehidupan yang sedang tumbuh dan belum memiliki kesempatan untuk mengenal dunia. Berita tentang praktik aborsi ilegal yang terungkap di beberapa wilayah di Indonesia tidak hanya mengejutkan, tetapi juga menimbulkan perasaan sedih dan khawatir akan kondisi moral dan sosial masyarakat kita.

Gurita aborsi makin membuat miris. Bersumber dari kompas.com, terdapat kasus aborsi ilegal yang terjadi pada pasangan kekasih di Pegadungan, Kalideres, berinisial DKZ (23) dan RR (28) yang ditangkap polisi karena melakukan aborsi. DKZ diketahui telah mengandung delapan bulan. "Tersangka DKZ sudah hamil sejak bulan Januari. Akhirnya sepakat dengan pacarnya untuk gugurkan kandungan," ujar Kapolsek Kalideres Kompol Abdul Jana saat diwawancarai pada Jumat (30-8-2024).

Ada pula tayangan baru-baru ini terkait kasus anak dari seorang tokoh terkenal di Indonesia, Nikita Mirzani, yang pernah mengakui bahwa dia tahu tentang aborsi yang dilakukan oleh remaja, Lolly. Melalui live di media sosialnya, Nikita Mirzani mengatakan bahwa terdapat hal yang salah pada Lolly, meskipun kini berubah tampil menjadi berhijab. Ia mengonfirmasi bahwa benar adanya jika Lolly melakukan aborsi.

"Padahal kalian tidak tahu, di balik hijabnya itu ada masalah yang dia sembunyikan begitu besar sampai akhirnya itu anak kliyengan sendiri dan akhirnya memutuskan untuk mengaborsi," ucap Nikita Mirzani, bersumber dari tayangan @lambe_danu pada Jumat (30/8/2024). Hal ini menunjukkan bahwa media massa dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dengan cara menyebarkan informasi yang tidak sepenuhnya akurat atau lengkap. ( tvonenews.com )

Penyebab Gurita Aborsi

Kasus-kasus aborsi yang terjadi di Indonesia menunjukkan betapa seriusnya masalah ini. Misalnya, berita mengenai pasangan kekasih di Kalideres yang melakukan aborsi terhadap kandungan yang bermula dari hubungan terlarang atau pasangan kekasih di Jakarta Barat yang mengakhiri kehamilan janin berusia delapan bulan, menjadi contoh nyata dari fenomena ini. Data menunjukkan bahwa jumlah aborsi ilegal terus meningkat, dengan banyaknya remaja yang terlibat dalam hubungan seksual di luar nikah.

Statistik menunjukkan bahwa aborsi di kalangan remaja meningkat secara signifikan karena banyak yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi. Hal ini menunjukkan adanya kegagalan dalam sistem pendidikan yang seharusnya memberikan pemahaman yang benar tentang nilai-nilai moral dan etika.

Gurita Aborsi, Dampak Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya aborsi. Dalam masyarakat yang mengedepankan kebebasan tanpa batas, remaja sering kali terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. Pengaruh lingkungan, teman sebaya, dan media sosial berkontribusi besar terhadap perilaku ini. Banyak remaja yang merasa tertekan untuk mengikuti tren pergaulan yang tidak sehat, yang pada akhirnya dapat mengarah pada tindakan aborsi.

Faktor-faktor yang menyebabkan pergaulan bebas, antara lain rusaknya tata pergaulan, di mana norma-norma sosial yang mengatur interaksi antarindividu mulai memudar. Selain itu, kurangnya pendidikan yang berbasis akhlak juga menjadi penyebab utama. Ketika pendidikan tidak mampu mencetak generasi yang berakhlak mulia, perilaku menyimpang seperti pergaulan bebas dan aborsi akan semakin marak.

Kegagalan Sistem Pendidikan Mencegah Gurita Aborsi

Sistem pendidikan di Indonesia saat ini mengalami banyak kendala. Banyak sekolah yang lebih fokus pada aspek akademis tanpa memberikan perhatian yang cukup terhadap karakter pendidikan. Hal ini menyebabkan generasi muda tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai moral dan etika. Pendidikan yang tidak mencetak generasi berakhlak mulia akan berkontribusi pada meningkatnya kasus aborsi.

Peran pendidikan sangat penting dalam mencegah aborsi. Dengan memberikan pemahaman yang benar tentang kesehatan reproduksi, hubungan yang sehat, dan nilai-nilai agama, diharapkan generasi muda dapat terhindar dari pergaulan bebas dan tindakan aborsi. Oleh karena itu, reformasi dalam sistem pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan generasi yang lebih baik.

Kebijakan Negara dan Sanksi

Kebijakan negara yang ada saat ini sering kali memfasilitasi pergaulan bebas. Kurangnya regulasi yang ketat terhadap perilaku menyimpang membuat banyak individu merasa bebas untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai dan norma yang ada. Selain itu, sistem sanksi yang tidak menjerakan juga menjadi masalah. Banyak pelanggaran yang tidak mendapatkan hukuman setimpal sehingga individu merasa tidak ada konsekuensi dari tindakan mereka.

Penting bagi negara untuk menerapkan kebijakan yang lebih ketat dalam mengatur perilaku masyarakat. Sanksi yang tegas terhadap tindakan aborsi dan pergaulan bebas harus diterapkan untuk memberikan efek jera. Dengan demikian diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai nilai-nilai moral dan etika.

Pengaruh Media

Media memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku masyarakat. Tayangan media yang menjerumuskan sering kali menjadi contoh buruk bagi generasi muda. Banyak program televisi dan konten media sosial yang menggambarkan pergaulan bebas sebagai hal yang biasa dan dapat diterima. Hal ini dapat mempengaruhi pola pikir remaja dan mendorong mereka untuk terlibat dalam perilaku yang tidak sehat.

Oleh karena itu, penting bagi media untuk bertanggung jawab dalam menyajikan konten yang mendidik dan positif. Media harus ikut serta menyebarkan informasi yang baik dan mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai moral dan etika. Maraknya kasus aborsi di masyarakat Indonesia menjadi sorotan yang tidak bisa diabaikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, berita mengenai aborsi, terutama yang melibatkan pasangan muda, semakin sering muncul di media. Kasus-kasus ini tidak hanya mencerminkan tindakan individu, tetapi juga menunjukkan adanya masalah yang lebih besar dalam struktur sosial dan moral masyarakat. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini adalah penerapan sistem sekularisme kapitalisme yang telah merusak norma-norma dan tata pergaulan yang ada.

Sekularisme kapitalisme yang mengutamakan kebebasan individu dan materialisme, telah menciptakan lingkungan yang memungkinkan pergaulan bebas berkembang tanpa batasan moral. Dalam konteks ini, aborsi menjadi salah satu solusi yang dipilih oleh pasangan yang terjebak dalam hubungan yang tidak sesuai dengan norma-norma agama dan budaya. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis hubungan antara sekularisme kapitalisme dan maraknya aborsi di Indonesia.

Perspektif dan Solusi Islam sebagai Alternatif

Gurita aborsi bisa dicegah dengan sistem Islam. Islam mengharamkan pergaulan bebas/zina dan aborsi. Negara akan menutup semua celah melalui berbagai aspek, di antaranya penerapan sistem pergaulan Islam, menerapkan kurikulum yang berbasis akidah Islam, memberikan sanksi yang menjerakan, juga menata media agar menginformasikan kebaikan dan ketakwaan.

Islam juga memiliki tiga pilar yang akan menjaga umat tetap dalam kebaikan dan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya, yakni iman, Islam, dan ihsan. Dengan menerapkan sistem pergaulan Islam, menerapkan kurikulum yang berbasis akidah Islam, memberikan sanksi yang menjerakan, dan menata media agar menginformasikan kebaikan dan ketakwaan, kita dapat mengurangi angka aborsi dan menciptakan masyarakat yang lebih berakhlak mulia.

Baca: legalisasi-aborsi-kemaksiatan-makin-beraksi/

Dalam perspektif Islam, tindakan aborsi adalah haram dan dapat dihindari dengan mengikuti nilai-nilai Islam. Al-Qur'an menyatakan:

وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كبيرا

Artinya: "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena ketakutan kamu kepada miskinnya, dan janganlah kamu membunuh mereka karena kamu ingin berharta, karena Kami akan memberi makan mereka dan kamu juga. Dan benarlah bahwa membunuh mereka adalah suatu kejahatan yang besar." ( QS. Al-Isra : 31 )

Dengan demikian, maraknya aborsi di Indonesia dapat dilihat dari berbagai aspek, termasuk praktik ilegal, angka yang tinggi, penyebab utama, dan dampaknya pada masyarakat, yang semuanya terkait dengan penerapan sistem sekularisme kapitalisme.

Untuk mengatasi fenomena ini, kita perlu kembali kepada nilai-nilai moral dan etika yang ditegakkan oleh Islam. Dengan demikian, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik dan berakhlak mulia.

Solusi Tuntas Melawan Gurita Aborsi

Untuk mengatasi kasus aborsi akibat sistem sekularisme kapitalisme, beberapa solusi dan rekomendasi dapat diterapkan:

Pertama , penerapan sistem pergaulan Islam. Negara harus menerapkan sistem pergaulan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, di mana hubungan antara pria dan wanita diatur dengan baik.

Kedua , kurikulum berbasis akidah Islam. Pendidikan harus mencakup kurikulum yang berbasis akidah Islam sehingga generasi muda memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai moral dan etika.

Ketiga , sanksi yang menjerakan. Penerapan sanksi yang tegas terhadap tindakan aborsi dan pergaulan bebas harus dilakukan untuk memberikan efek jera.

Keempat , pengaturan media. Media harus diatur agar menyajikan konten yang mendidik dan positif, serta menghindari tayangan yang menjerumuskan.

Kesimpulan

Maraknya aborsi di Indonesia merupakan dampak dari penerapan sistem sekularisme kapitalisme yang telah merusak norma-norma dan tata pergaulan. Dengan menganalisis berbagai faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini, kita dapat melihat penerapan nilai-nilai keislaman dalam seluruh kehidupan.

Melalui pendidikan berbasis akidah, kebijakan yang tegas, dan pengaturan media, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari perilaku menyimpang dan kembali ke nilai-nilai moral yang benar. Semua solusi tersebut akan berjalan dengan efektif dalam membingkai negara Khilafah yang telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya akan ada kembali di muka bumi.
Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Sabrina Az-Zahra Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Demokrasi Kian Ringkih, Inilah Kondisi Darurat Negeri
Next
Misi Moderasi dalam Kunjungan Paus Fransiskus?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram