Demonstrasi para Pelajar, Sinyal Kebangkitan Pemuda?

Demonstasi Para Pelajar Sinyal Kebangkitan Pemuda

Meski aktivitas penyampaian pendapat melalui demonstrasi terus dilakukan dari waktu ke waktu, kebangkitan hakiki tidak kunjung datang.

Oleh. Sartinah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Demonstrasi menjadi bagian tidak terpisahkan dari demokrasi di negeri ini. Aktivitas mengeluarkan pendapat di depan umum tersebut sering kali dilakukan berbagai elemen masyarakat sebagai respons terhadap kebijakan pemerintah. Tidak hanya kalangan akademisi, buruh, dan mahasiswa, demonstrasi juga sering kali melibatkan para pelajar sekolah menengah atas maupun sekolah menengah kejuruan (SMA/SMK).

Sebagaimana yang terjadi baru-baru ini. Ratusan siswa SMA/SMK ikut berdemonstrasi menolak revisi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada di gedung DPR pada Kamis (22-8-2024). Aksi serupa juga terjadi di beberapa daerah, seperti Semarang, Makassar, Bandung, dan kota-kota lainnya. Aksi tersebut berawal saat Badan Legislasi (Baleg) DPR RI melakukan penyusunan UU No. 10 Tahun 2016.

Namun, UU tersebut dianggap bertentangan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Langkah Baleg DPR tersebut akhirnya memicu protes masyarakat yang berujung pada aksi unjuk rasa di beberapa daerah. Sayangnya, aksi protes terhadap revisi UU Pilkada harus ternoda oleh tindakan kekerasan aparat keamanan. Tidak hanya tindakan kekerasan, penangkapan terhadap peserta aksi, termasuk para pelajar juga dilakukan oleh pihak kepolisian. Lantas, benarkah tindakan aparat keamanan tersebut termasuk pembungkaman politik bagi pelajar?

Hak Politik Pelajar

Menyikapi tindakan penangkapan peserta aksi dari kalangan pelajar, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) meminta agar aparat penegak hukum tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap para peserta unjuk rasa, terutama para pelajar yang masih terkategori di bawah umur. Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo mengatakan, pelajar SMA/SMK juga memiliki hak menyampaikan pendapatnya di muka umum, salah satunya melalui demonstrasi. Oleh karena itu, mereka wajib mendapatkan perlindungan dari aparat, bukan justru dihalangi dan ditangkap. (kompas.com, 25-8-2024)

Setali tiga uang, Ketua Dewan Pakar Retno Listyarti juga mengungkapkan, jika partisipasi politik pelajar dilarang karena alasan keamanan dan keselamatan, seharusnya mereka diberikan ruang yang aman untuk mengekspresikan sikap politiknya. Contohnya, siswa diberikan ruang di halaman sekolah untuk berdemonstrasi demi mengekspresikan sikap politiknya. Menurut Retno, hal itu merupakan bagian dari pendidikan politik bagi peserta didik.

Tidak hanya sekolah, negara juga seharusnya memberikan perlindungan kepada pelajar melalui aparat penegak hukum. Kewajiban memberikan perlindungan terhadap anak tertuang dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Dengan demikian, sudah seharusnya pihak sekolah, pemerintah, dan seluruh masyarakat memahami bahwa para pelajar setingkat SMA/SMK sudah mampu menganalisis kondisi bangsanya sehingga boleh menyampaikan pendapat melalui aksi demonstrasi.

Demonstrasi, Sinyal Kebangkitan Pemuda?

Menyampaikan pendapat melalui demonstrasi menjadi ramai saat ini. Hal ini lantaran rakyat mulai menyadari bahwa berbagai kebijakan pemerintah hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu, tetapi pada saat yang sama justru merugikan rakyat. Walhasil, rakyat pun berupaya "menggugat" berbagai kebijakan yang dianggap merugikan tersebut, termasuk UU Pilkada, UU Ciptaker, dll., melalui demonstrasi.

Kesadaran itu pun mulai menjalar kepada generasi muda. Meski begitu, tidak semua pelajar yang ikut berunjuk rasa memahami betul persoalan yang sedang terjadi. Misalnya, sebagian mereka ikut berdemonstrasi karena keinginan sendiri, tetapi sebagian lainnya masih sebatas ikut-ikutan. Para pemuda yang ikut mengkritisi berbagai regulasi pemerintah melalui demonstrasi, seharusnya memahami betul tentang persoalan yang sedang dikritisi.

Hal ini penting agar mereka tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Para peserta aksi seharusnya memiliki kesadaran politik yang benar bahwa semua kebijakan yang tidak bertujuan untuk kemaslahatan rakyat sesungguhnya lahir akibat diterapkannya sistem demokrasi kapitalisme. Kesadaran tersebut harus dimiliki para pemuda agar perubahan yang diinginkan benar-benar terjadi secara mendasar, bukan perubahan sesaat.

Di sisi lain, para pemuda seharusnya tidak hanya menyuarakan perubahan kebijakan, tetapi harus menyertakan perubahan ideologi. Hal ini dilakukan agar perubahan yang terjadi benar-benar mendasar sampai ke akar. Pasalnya, di tangan para pemudalah masa depan negeri ini digantungkan. Pemuda adalah agen perubahan yang akan membawa bangsa ini pada perubahan hakiki. Oleh karena itu, menginginkan perubahan kebijakan tanpa menuntut perubahan sistem hanyalah sia-sia.

Pemuda Hebat dalam Islam

Kebangkitan para pemuda harus dimulai dengan membangun kecerdasan politik Islam mereka. Dengan begitu, para pemuda akan menyadari betul di mana posisinya dan untuk apa tujuan hidupnya. Para pemuda tidak boleh hanya fokus pada dirinya, kariernya, maupun kepentingan pribadinya semata. Mereka harus mulai memikirkan perbaikan umat dan terwujudnya kebangkitan Islam. Beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk mewujudkan perbaikan tersebut adalah dengan memiliki kemandirian berpikir, yaitu menjadikan Islam sebagai sumber dan standar dalam menilai suatu masalah.

Berikutnya, perbaikan yang dilakukan tersebut harus dituntun dengan desain yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. saat mengubah masyarakat Arab. Di bawah bimbingan Rasulullah saw. lahirlah para pemuda hebat yang memiliki pengaruh besar dalam peradaban Islam. Para pemuda saat itu benar-benar menjadi pemuda tangguh yang menjadi tonggak peradaban. Mengapa mereka bisa melakukannya? Jawabannya, karena para pemuda saat itu memiliki prinsip yang khas dalam menjalani hidup.

Baca: Totalitas Perjuangan: Menyentuh Esensi, Menawarkan Solusi

Perubahan yang dilakukan Rasulullah saw. telah melahirkan para pemuda tangguh yang disegani kawan maupun lawan. Mereka disegani karena memiliki prinsip hidup yang khas. Di antara mereka ada Ali bin Abi Thalib. Saat masih belia, Ali berani mempertaruhkan nyawanya untuk menggantikan posisi Rasulullah saw. saat rumah beliau dikepung kaum Quraisy.

Sosok hebat selanjutnya adalah Mush'ab bin Umair. Ia rela meninggalkan segala kemewahan dan popularitas yang dimilikinya saat itu demi memperjuangkan Islam. Pemuda hebat lainnya yang masyhur di dunia adalah Muhammad al-Fatih. Beliau berhasil menaklukkan Konstantinopel pada usia yang sangat muda. Masih banyak lagi pemuda tangguh yang memiliki peran penting dalam peradaban Islam dan terus dikenang hingga kini.

Mereka dan kaum muslim umumnya yang ada saat itu benar-benar layak memperoleh gelar sebagai umat terbaik yang pernah ada di bumi. Gelar sebagai umat terbaik terhadap kaum muslim pun telah dinyatakan oleh Allah Swt. dalam surah Ali Imran ayat 110:

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ

Artinya: "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah ...."

Pentingnya Dakwah di Kalangan Pemuda

Generasi muda yang hidup pada masa peradaban Islam benar-benar menakjubkan. Mereka adalah pribadi-pribadi yang selalu disibukkan dengan ilmu dan amal serta hanya mengharap keridaan Allah. Mereka tidak fokus pada kesenangan dunia yang membuat lalai terhadap urusan akhirat. Dunia hanya dijadikan tempat memperbanyak amal untuk mendapatkan akhirat. Kesadaran inilah yang seharusnya dimiliki oleh generasi muda hari ini. 

Untuk membangun kesadaran tersebut dibutuhkan dakwah yang masif di kalangan anak muda. Dakwah tersebut menjadi sangat penting saat ini mengingat generasi muda tengah berada pada titik kritis, baik iman maupun amalnya. Para penyeru kebaikan juga harus menyadari bahwa membuat agenda perubahan ala demokrasi sesungguhnya tidak akan mengantarkan pada perubahan hakiki.

Sebagai contoh, meski berbagai elemen masyarakat menuntut perubahan pemimpin, perbaikan regulasi, dan perubahan apa pun melalui aksi unjuk rasa atau demonstrasi, hal itu tidak akan menghasilkan perubahan mendasar, kecuali jika dibarengi dengan perubahan sistem. Di sinilah pentingnya membangun kesadaran masyarakat, termasuk generasi muda, agar energi mereka hanya difokuskan pada ikhtiar mewujudkan sistem Islam. Caranya adalah melalui dakwah pemikiran, memahamkan generasi muda pada khususnya dan umat Islam pada umumnya dengan Islam ideologis, kemudian menerapkannya dalam kehidupan praktis. Dengan jalan tersebut, kebangkitan pemuda dapat diwujudkan.

Khatimah

Demonstrasi untuk menyuarakan pendapat adalah hak asasi setiap orang yang dijamin undang-undang. Namun, demokrasi bukanlah jalan kebangkitan hakiki. Meski aktivitas penyampaian pendapat melalui demonstrasi terus dilakukan dari waktu ke waktu, kebangkitan hakiki tidak kunjung datang. Kebangkitan generasi muda hanya akan terjadi jika mereka kembali pada Islam dan menerapkan seluruh syariatnya dalam kehidupan. Saatnya generasi muda memiliki kesadaran bahwa demokrasi adalah sistem rusak sehingga harus dicampakkan lalu diganti dengan sistem Islam.

Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Penulis Rempaka literasiku
Sartinah Seorang penulis yang bergabung di Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan sering memenangkan berbagai challenge bergengi yang diselenggarakan oleh NarasiPost.Com. Penulis buku solo Rempaka Literasiku dan beberapa buku Antologi dari NarasiPost Media Publisher
Previous
Remisi Napi Tak Membuat Jera
Next
Legalisasi Aborsi bak Buah Simalakama
4.5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

7 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
2 months ago

Di tangan pemuda nasib bangsa dipertaruhkan. Pemuda hebat adalah yang menyadari keberadaannya sebgai agen perubahan hakiki.

Siti komariah
Siti komariah
2 months ago

Mungkin kini pemuda belum sadar akan perjuangan hakiki, tetapi bukan tidak mungkin mereka akan segera bangkit untuk menuju perubahan hakiki, yakni menjadikan Islam sebagai landasan perbuatan.

Deena
Deena
2 months ago

Pelajar jadilah agen perubahan menuju sistem yg hakiki: Islam

Sherly
Sherly
2 months ago

Kebangkitan hanya bisa terjadi jika Islam yang dijadikan landasan oleh para pemuda..

Barakallah, mbak Sartinah ❤️

Isty daiyah
Isty daiyah
2 months ago

Pemuda harapan masa depan umat. Sepakat jika pemuda harus melek politik, tapi harus politik Islam. Bukan politik prakmatis.

Novianti
Novianti
2 months ago

Betul, mba. Tugas sekarang bagaimana anak-anak muda melek politik tetapi pololitik Islam. Menyuarakan perubahan sistem bukan sekadar ganti orang. Sistem demokrasi adalah kendaraan yang tak layak dipertahankan karena mrnjadi akar berbagai kerusakan.

Sartinah
Sartinah
2 months ago

Jazakunnallah khairan katsiran

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram