Usulan Kontrol Rumah Ibadah, Bukti Rezim Tirani?

Radikalisme

Pengontrolan rumah ibadah yang diduga sarang radikal dan terorisme jelas merupakan program deradikalisasi yang merujuk pada penolakan terhadap syariat Islam.

Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang pantai tampak jelas. Itulah perumpamaan bagi orang yang tidak bisa melihat kesalahan dirinya namun seakan mampu melihat kesalahan orang lain. Ya, beberapa hari lalu masyarakat kembali dihebohkan dengan rencana pengawasan dan kontrol tempat ibadah yang diusulkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Usulan itu terkait dengan aktivitas di masjid milik BUMN Kalimantan Timur yang diduga kerap mengkritik pemerintah. Sebelumnya, masyarakat Indonesia sempat gempar ketika pegawai BUMN PT KAI dikabarkan pemerintah pusat terlibat dengan jaringan teroris. (nasional.tempo.co, 18/08/2023)

Tak ingin kejadian ini terulang, BNPT lantas mengusulkan pemerintah untuk mengontrol tempat ibadah seperti yang terjadi di Singapura, Malaysia, dan beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika. Namun, BNPT sendiri mengaku tidak dapat mengontrol langsung semua tempat ibadah ada. Oleh karena itu, perlu bantuan masyarakat dan tokoh yang ada di dalamnya untuk membantu pengawasan tersebut. (cnnindonesia.com, 9/9/2023)https://narasipost.com/opini/02/2022/aroma-islamofobia-menelusup-dalam-pemetaan-masjid-dan-pesantren/

Usulan ini lantas menuai pro-kontra. Sebagian besar menolak bahkan penolakan itu juga datang dari Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menolak usulan ketua BNPT tersebut dan menganggap bahwa hal itu merupakan bentuk frustasi pemerintah dalam menangani masalah radikalisme di Indonesia. (cnnindonesia.com, 5/9/2023)

Pemerintah memang getol untuk memberantas radikalisme dengan berbagai program, seperti menanamkan jiwa nasionalisme, revitalisasi nilai Pancasila, deradikalisasi, dll. Termasuk untuk mengontrol dan mengawasi tempat ibadah khususnya masjid adalah salah satu program tak tertulis dari hal tersebut. Lantas, seberapa pentingkah usaha untuk mengawasi tempat ibadah ini? Ada apa di balik rencana pengawasan ini?

Ada Udang di Balik Batu

Ya, ungkapan di atas sepertinya sangat tepat untuk mengungkapkan penyebab di balik rencana pengawasan tempat ibadah (masjid). Sejak Amerika Serikat menyatakan perang melawan terorisme pada 2001 silam, Barat menyebarkan ide tersebut ke seluruh dunia termasuk ke dalam negeri-negeri muslim. Di Indonesia, untuk menangkal terorisme, pemerintah melakukan upaya deradikalisasi dengan harapan mampu mencegah munculnya para teroris yang berasal dari penganut paham radikalisme. Sayangnya, radikalisme yang dimaknai pemerintah dan ditanamkan kepada masyarakat adalah radikalisme dengan makna negatif. Yaitu upaya untuk melakukan perubahan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan cara kekerasan seperti melakukan tindakan teror, menolak ideologi negara, memecah belah persatuan masyarakat, dll.

Sejatinya, radikalisme merupakan kata umum yang dapat memiliki makna positif dan negatif. Radikalisme berasal dari kata radix yang berarti akar. Sehingga radikalisme adalah paham yang memandang sesuatu dari akarnya. Sejarah menunjukkan, saat Bung Karno membakar semangat anggota partainya pada 1927 ia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia harus memiliki sikap radikal dinamis agar terbebas dari penjajahan. Radikal yang dimaksud oleh Bung Karno adalah masyarakat tidak boleh melakukan langkah setengah-setengah dalam melakukan perjuangan. Ini menunjukkan bahwa radikal dapat pula bermakna positif.https://narasipost.com/opini/03/2022/narasi-radikalisme-kembali-bergulir-upaya-pembungkaman-amar-makruf-nahi-mungkar/

Sayangnya, kini makna radikalisme lebih tertuju untuk umat Islam. Ini dibuktikan dengan adanya framing negatif kepada muslim yang taat syariat, persekusi kepada ulama yang menyuarakan Islam kaffah, dan pencekalan berbagai kegiatan kajian Islam yang dianggap bertentangan dengan ideologi negara. Oleh karena itu, upaya untuk mengawasi masjid sebagai tempat yang diduga menjadi sarang radikal dan terorisme jelas merupakan bagian dari program deradikalisasi yang merujuk kepada penolakan terhadap ajaran-ajaran Islam. Tak hanya itu, upaya untuk mengawasi masjid merupakan salah satu tanda bahwa rezim yang ada bersifat represif dan tirani.

Tak dapat dimungkiri, masjid kini tak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah spiritual belaka. Masjid merupakan tempat untuk mengkaji Islam dan berdiskusi untuk kemaslahatan masyarakat, termasuk melakukan koreksi terhadap kepengurusan negara terhadap rakyatnya. Koreksi ini sesungguhnya merupakan bagian dari amar makruf nahi mungkar yang terdapat dalam syariat Islam. Mengkritik pemerintah pun tak bisa dimaknai dengan upaya membangkang padanya. Sebab mengkritik erat kaitannya dengan memberikan  usulan, saran, solusi, dan nasihat agar semua hal yang telah dilakukan dapat berjalan lebih baik lagi. Jika masyarakat memberikan usulan saja tidak boleh, bukankah ini ciri-ciri dari pemerintah tirani? 

Mewaspadai Tajasus dan Tindakan Menyalahi Islam

Upaya mengawasi aktivitas masyarakat ketika berada di masjid sebenarnya merupakan aktivitas mata-mata yang dilarang oleh syariat Islam. Allah Swt. berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kalian banyak berprasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu menggunjing sebagian yang lain..." (QS. Al-Hujurat: 12)

Tajasus merupakan perbuatan dosa. Aktivitas tajasus termasuk mendengarkan ucapan seseorang untuk maksud memata-matai. 

Adapun kritik yang disampaikan masyarakat terhadap cara kepengurusan negara merupakan bagian dari pemberian nasihat yang disyariatkan oleh Islam. Rasulullah saw. bersabda,

الدِّينُ النَّصِيحَةُ  لمن  لِلّهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُوْلِهِ، وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ، وَعَامَتِهِمْ

"Agama adalah nasihat. Bagi siapa? Bagi Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, pemimpin umat Islam, dan umat Islam pada umumnya." (HR. Muslim)

Jika penguasa melakukan tindakan yang melanggar syariat Islam maka rakyat wajib mengingatkan. Bahkan, dalam salah satu hadis Rasulullah, dakwah kepada penguasa yang zalim adalah bagian dari jihad.

"Sebaik-baiknya jihad adalah mengatakan yang benar di depan penguasa yang zalim." (HR. Abu Daud)

Mengoreksi penguasa dapat dilakukan dengan cara membongkar kezaliman yang dilakukan dan memberikan solusi yang tepat berdasarkan Islam. Dalam hadis lain, Rasulullah juga memerintahkan agar muslim melakukan perubahan terhadap kemungkaran jika ia mampu dan memiliki kekuasaan. Namun jika ia tidak mampu karena tidak memiliki kekuasaan maka muslim wajib mengingatkannya melalui lisan.

Terakhir, upaya untuk mengawasi aktivitas masyarakat di masjid sejatinya tak lepas dari islamofobia yang terus diembuskan Barat kepada umat Islam. Barat selalu menanamkan bahwa penerapan Islam kaffah yang diseru oleh para pengemban dakwah adalah sesuatu yang mengerikan dan selalu menggunakan kekerasan. Barat tak ingin masyarakat menerapkan syariat Islam secara keseluruhan karena akan menghentikan upayanya dalam melanggengkan hegemoni kapitalisme dan neoimperalisme yang telah lama dilakukan baik dalam aspek politik, ekonomi, sosial, hukum, dll.

Penutup

Pengawasan terhadap aktivitas masyarakat di masjid jelas harus ditolak. Masyarakat tidak boleh mengikuti narasi yang diinginkan pemerintah. Sebaliknya, melakukan aktivitas koreksi kepada penguasa yang zalim merupakan bagian dari perintah Allah. Ini hanya dapat dilakukan ketika muslim memahami betul syariat Islam. Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk mengkaji Islam secara menyeluruh agar dapat membedakan mana yang benar dan salah. Dengan demikian, umat Islam akan berhati-hati dalam mengambil segala sikap dan keputusan dalam kehidupan. 

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Firda Umayah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com Salah satu Penulis Inti NarasiPost.Com. Seorang pembelajar sejati sehingga menghasilkan banyak naskah-naskahnya dari berbagai rubrik yang disediakan oleh NarasiPost.Com
Previous
Memilih Teman Yang Saleh
Next
Konflik Pulau Rempang: Demi Investasi, Rakyat Dipaksa Angkat Kaki
4.3 4 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

16 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Siti komariah
Siti komariah
1 year ago

Audah kehabisan ide untuk menggoreng isu radikalisme, sampai-sampai tempat ibadah jadi sasaran lagi. Wes angel-angel. Kebebasan hanya bagi pemilik kekuasaan dan pemuja demokrasi kapitalis.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Siti komariah
1 year ago

Ya, Aya Aya wae usulannya.

Wd Mila
Wd Mila
1 year ago

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kalian banyak berprasangka."

Apakah rezim sekarang membaca Al Quran? Setiap kali diseru kembali kepada Islam kaffah, mengapa bawaan emosional sekali. Masih banyak masalah yang ditimbulkan oleh sistem democrazy, tapi selalu aturan yang dikeluarkan jauh dari akar masalahnya. Islam selalu dijadikan kambing hitam atas kebobrokan negara saat ini.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Wd Mila
1 year ago

Ya, benar.. senangnya ngurusin yang enggak penting. Masalah korupsi, kezaliman, dll malah enggak diurus.

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Menjalankan agama dan aturannya sesuai ajaran Islam nyatanya membuat khawatir negara kafir. Buktinya, Masjid adalah tempat suci umat Islam dan di dalamnya selain digunakan untuk aktivitas ibadah seperti salat dan mengaji alquran juga untuk mendapatkan ilmu, serta bermusyarawah. Hal ini yang ditakutkan pembenci Islam, khawatir mereka yang berada di masjid terbawa pemahaman radikalisme.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Nining Sarimanah
1 year ago

Ya, benar. Yang takut sesungguhnya adalah mereka yang tidak ingin umat Islam bangkit kembali dengan syariat Islam

novianti
novianti
1 year ago

suka nuduh intoleran padahal memukul air dulang terpercik muka sendiri. Mereka yang intoleran tapi menuduh yang lain intoleran. Mereka radikal sekuler menuduh muslim radikal

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  novianti
1 year ago

Miris ya. Enggak tahu malu banget. Astagfirullah

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Katanya demokrasi sangat menjunjung tinggi kebebasan, tetapi faktanya jaminan itu bermuka dua. Di mana kebebasan itu kalau umat muslim selalu jadi pihak yang tertuduh dan korban kriminalisasi. Tindakan teror memang membahayakan dan pelakunya harus dihukum. Tapi ya jangan selalu bawa-bawa Islam.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Sartinah
1 year ago

Betul sekali. Demokrasi memang hipokrit.

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
1 year ago

Begitulah.kenyataan yang ada selalu ada kacamata negatif untuk menilai Islam Karena sistem yang menjauhkan dari agama. Islam dianggap sesuatu yang berbahaya.. Padahal Islam datang untuk menerangi dunia. Pentingnya mengkaji Islam secara totalitas agar tak gagal paham.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Dewi Kusuma
1 year ago

Ya, kalau paham Islam kaffah pasti tak mudah mengambil tindakan yang menyalahi syariat

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 year ago

Betul, ada udang di balik batu, dan selalu begitu dari rezim ini berkuasa. Astaqfirullah, Islam selalu di curigai.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Isty Da'iyah
1 year ago

Ya, yang tertuduh selalu Islam dan umat Islam.

Mimy Muthamainnah
Mimy Muthamainnah
1 year ago

Tidak sepantasnya tempat ibadah diawasi dan dicurigai. Karena dari sanalah kesalehan umat dibentuk. Pemerintah harusnya justru membantu memudahkan dan memfasilitasinya. Bukan sebaliknya dan akan terasa aneh dan mencurigakan jika malah bersikap diskriminasi trhadap umat mayoritas, umat wajib menolak ketidakadilan ini.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Mimy Muthamainnah
1 year ago

Betul sekali

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram