Melihat sepak terjang mereka, dapat dipastikan bahwa keikutsertaan mereka dalam membangun IKN bukan tanpa pertimbangan bisnis. Mereka tentu telah menghitung keuntungan yang akan mereka peroleh dari proyek tersebut.
Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost Com-Naga adalah binatang yang terdapat dalam mitologi di berbagai belahan dunia. Binatang ini digambarkan sebagai ular sakti yang sangat besar, panjang, kuat, dan dapat menyemburkan api. Karena kesaktiannya, naga tidak mudah dikalahkan.
Mungkin karena itulah, sekelompok konglomerat Indonesia disebut sebagai naga. Mereka adalah konglomerat yang memiliki modal sangat besar sehingga memiliki kekuatan ekonomi yang luar biasa. Mereka yang tergabung dalam konsorsium nusantara ini dikabarkan telah bersedia untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Dimotori oleh Agung Sedayu Group, mereka akan menggelontorkan Rp20 triliun. (cnnindonesia.com, 22/09/2023)
Para Naga dalam Pusaran Politik
Dalam dunia bisnis, dikenal nama sembilan naga. Nama ini pernah muncul pada masa Orde Baru. Nama ini kembali muncul saat budayawan Emha Ainun Nadjib mengatakan bahwa Presiden Jokowi dikelilingi oleh sembilan naga. Namun, siapa sebenarnya sembilan naga itu tidak ada informasi yang pasti. Yang ada hanya dugaan-dugaan.https://narasipost.com/surat-pembaca/01/2022/proyek-ikn-mengancam-kedaulatan-negara/
Meskipun belum diketahui secara pasti, siapa konglomerat yang termasuk sembilan naga tersebut, tetapi sepak terjang dapat dirasakan dalam pusaran politik di negeri ini. Sebagaimana kondisi perpolitikan di negara-negara penganut demokrasi, keberadaan para konglomerat di sekeliling penguasa tidaklah mengherankan. Untuk mencalonkan diri sebagai presiden, dibutuhkan dana setidaknya Rp2 triliun. Dana sebesar itu dibutuhkan untuk biaya pendaftaran, kampanye, cetak spanduk, dan lain-lain.
Para pengusaha akan membantu pendanaan ini. Mereka kemudian mendapatkan timbal balik berupa kemudahan dalam bisnis. Kemudahan itu biasanya berupa regulasi yang menguntungkan mereka, misalnya kemudahan dalam izin usaha, pengurangan pajak, dan sebagainya. Hal itu tampak dari disahkannya UU Cipta Kerja yang dinilai lebih menguntungkan pengusaha.
Demi Cuan
Ada 10 konglomerat yang akan berinvestasi dalam pembangunan IKN. Mereka adalah para konglomerat yang menguasai perekonomian Indonesia. Mereka dipimpin oleh Sugianto Kusuma atau Aguan. Aguan merupakan pemilik Agung Sedayu Group yang dikenal dalam bisnis properti di Indonesia.
Selain Sugianto Kusuma, para naga yang telah menyatakan akan berinvestasi di IKN adalah Anthony Salim (Indofood dan Salim Group), Franky Wijaya (Sinar Mas), Pui Sudarto (Pulauintan), Prajogo Pangestu (Barito Pacific), Garibaldi Thohir (Adaro Group), Soeryadjaya (Astra), Eka Tjandranegara (Mulia Group), Kuncoro Wibowo (Kawan Lama Group), dan Djoko Susanto (Alfamart Group). Mereka akan membangun mal, perumahan, tempat terbuka hijau, dan hotel.
Melihat sepak terjang mereka, dapat dipastikan bahwa keikutsertaan mereka dalam membangun IKN bukan tanpa pertimbangan bisnis. Mereka tentu telah menghitung keuntungan yang akan mereka peroleh dari proyek tersebut.
Hal ini juga telah dinyatakan oleh Jokowi. Dalam sambutannya saat groundbreaking Hotel Nusantara, Jokowi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para konglomerat tersebut. Ia mengatakan bahwa para investor dari dalam negeri itu bersedia melakukan investasi di IKN karena ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. https://narasipost.com/opini/02/2022/uu-ikn-wujud-penjajahan-berkedok-pindah-ibu-kota/
Para investor itu mendapatkan banyak kemudahan dari pemerintah. Sesuai dengan PP No. 12/2023, pemerintah telah memberikan kepastian hukum serta jaminan kemudahan dalam menjalankan usaha di IKN. PP itu terdiri dari 7 bab dan 73 pasal. Isinya adalah aturan dalam pemberian izin usaha, kemudahan berusaha, serta fasilitas penanaman modal.
Fasilitas penanaman modal itu berupa jaminan pemanfaatan lahan dengan pemberian Hak Guna Usaha (HGU) hingga 190 tahun. Di samping itu, mereka juga mendapat pengurangan pajak hingga 100%. Bahkan, mereka juga diizinkan untuk menggunakan tenaga kerja asing.
Agung Wicaksono, Deputi Bidang Pendanaan Otorita IKN merinci beberapa fasilitas untuk para investor. Pemerintah akan menanggung PPN dan PPH para pekerja yang berdomisili di IKN. Di samping itu, akan ada tax holiday (penghapusan pajak sementara) untuk investasi sebesar Rp10 miliar. Padahal, di tempat lain tax holidaybaru diberikan jika investasi mencapai Rp100 miliar. Masa berlaku tax holiday ini juga lebih panjang, yakni 30 tahun. Sedangkan di tempat lain hanya 10 tahun. (katadata.co.id, 03/09/2023)
Siapa yang Diuntungkan?
Proyek IKN bernilai Rp466 triliun hingga 2045. Untuk membiayai proyek ini, pemerintah akan melibatkan swasta, baik secara langsung maupun sebagai mitra pemerintah. Sebesar 80% dari dana yang dibutuhkan, yakni Rp372 triliun diharapkan berasal dari swasta. Sementara sisanya akan diambilkan dari dana APBN.
Pembangunan proyek pertama sudah mulai dilakukan dan akan berlangsung hingga tahun 2024. Presiden Jokowi juga sudah menyediakan payung hukum untuk keberlangsungan proyek ini dengan mengeluarkan UU Nomor 3 tahun 2022. Proyek ini bertujuan untuk meratakan pembangunan ke wilayah Indonesia Timur.
Di IKN akan dibangun berbagai kawasan, seperti permukiman, pusat layanan kesehatan, pendidikan, keuangan, dan pariwisata. Berbagai kawasan inilah yang akan digarap oleh para investor. Para investor ini akan mendapatkan banyak keuntungan dari proyek-proyek tersebut.
Berbagai kawasan ini juga membutuhkan lahan yang luas. Menurut Bambang Susantono, Kepala Badan Otorita IKN, luas IKN empat kali luas DKI Jakarta. Luas DKI Jakarta adalah 66.150 hektare. Sedangkan luas IKN adalah 2.600 hektare.
Sayangnya, rakyat kecil harus menjadi korban dari pembangunan ibu kota yang baru ini. Misalnya, untuk pembangunan Bandara Naratetama (VVIP), pemerintah melalui Bank Tanah mengambil alih tanah milik ratusan warga Kabupaten Penajam Paser Utara. Padahal, tanah itu sudah mereka tempati sebelum Indonesia merdeka. Di tanah seluas 1.884 hektare ini terdapat permukiman serta kebun milik warga.
Akibat pembangunan bandara ini, ada lebih dari seribu warga yang terdampak. Mereka berasal dari lima kelurahan yang berada di dua kecamatan. Kelurahan Pantai Lango, Gersik, Jenebora, dan Riko berada di Kecamatan Penajam. Sedangkan satu kelurahan, yaitu Kelurahan Maridan berada di Kecamatan Sepaku. (cnnindonesia.com, 21/06/2023)
Hal itu dilakukan untuk menyediakan proyek yang menguntungkan investor. Jelaslah, bahwa pembangunan IKN bukan untuk kemaslahatan rakyat, tetapi untuk para konglomerat. Ini tidak mengherankan. Dalam sistem kapitalisme, yang menjadi pertimbangan adalah keuntungan materi, meski harus mengorbankan rakyat kecil.
Pembangunan Infrastruktur dalam Islam
Dalam Islam, pembangunan infrastruktur merupakan salah satu tanggung jawab penguasa. Ia akan bertindak sebagai operator, bukan sekadar regulator. Pembangunan itu dilakukan bukan untuk mencari keuntungan materi.
Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur harus memenuhi dua persyaratan. Pertama, pembangunan itu untuk kepentingan rakyat, bukan konglomerat. Misalnya, pembangunan jalan, rumah sakit, pasar, gedung sekolah, dan sebagainya dilakukan bukan untuk prestise. Proyek-proyek pembangunan itu memang dibutuhkan oleh masyarakat, bukan untuk memberi keuntungan kepada segelintir rakyat.
Kedua, asing tidak boleh terlibat dalam pendanaan pembangunan infrastruktur. Keterlibatan asing dalam proyek-proyek pembangunan hanya akan menjadi jalan bagi masuknya mereka dalam melakukan penjajahan. Dana untuk pembangunan infrastruktur itu dapat diambilkan dari baitulmal, yaitu dari hasil pengelolaan sumber daya alam dan pertambangan, kharaj, 'usyur, dan lainnya.
Dengan cara seperti ini, pembangunan infrastruktur akan memberi manfaat bagi rakyat. Penguasa yang mau melaksanakan pembangunan seperti ini hanyalah pemimpin yang adil, yang tidak menzalimi rakyatnya. Allah Swt. akan memberinya balasan berupa naungan pada hari kiamat. Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah saw. melalui hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim.
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللّٰهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الإِمَامُ الْعَادِلُ
Artinya: "Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu pemimpin yang adil."
Wallaahu a'lam bi ash-shawaab.[]
Sejak awal, pembangunan IKN terkesan dipaksakan dan memiliki banyak masalah. Ditambah lagi keterlibatan swasta. Ujung-ujungnya selalu rakyat yang jadi korbannya
Sebagai warga yg merasakan langsung dampak dari proyek IKN oleh para investor naga. Cuma bisa bilang Anda bahagia Kami menderita. Nasib oh nasib hidup di alam kapitalisme.
Naga dipelihara, rakyatnya terlunta-lunta..
Naga mencari mangsa, rakyat jadi korbannya
Weihhh, ngeri juga kalau lama-lama jika dibiarkan itu para Naga. Yach tapi apa mau dikata. Dalam kapitalis mah sudah dihafal siapa pemilik modal mereka berkuasa. Rakyat jadi babu di negeri sendiri. Wes wes wes. Solusinya Islam Kafah.
Setuju!
Tak ada yang tersisa untuk rakyat jika para pemilik modal sudah menancapkan kuku-kuku keserakahan di proyek IKN.
Rakyat dipastikan merana. Sudahlah jatuh, tertimpa tangga penderitaan yang berkepanjangan.
Tak ada yang mampu menolong kecuali adanya pemimpin yang menerapkan sistem Islam.
Semoga pemimpin seperti ini segera muncul. Aamiin
Siapa pun pemimpinnya, jika sistemnya masih demokrasi, endingnya akan tetap sama. Kedaulatan berada di tangan para kapitalis,, eh sekarang namax 9 naga..
Ya, begitulah ....
Namanya juga sistem hasil pemikiran manusia yang terbatas kemampuannya, hanya berdasarkan sudut pandang dirinya.
Dari awal pembangunan IKN menuai kontra dari masyarakat. Sebab, keberadaan IKN nyatanya bukan untuk kepentingan rakyat tapi para kapitalis. Watak ideologi kapitalisme memang demi materi semata, meskipun itu mengorbankan hak dan kepentingan rakyat.
Pembangunan yang dipaksakan. Padahal tidak punya modal.
Wah wah ... luar biasa sepak terjang sembilan naga di Indonesia ya. Beberapa orang yang sangat kaya sudah cukup membuat negeri tak berdaya dikuasai para naga. Dari infrastruktur, politik, ekonomi, sudah mereka kuasai. Tinggallah negeri ini jadi jongos, hehe ...
Jadi pembantu di rumah sendiri, seperti bawang putih