"Kasus yang terjadi belakangan ini tentu sangat menggambarkan betapa abainya pemerintah terhadap rakyatnya. Mereka, para penguasa tidak sungguh-sungguh mengurusi kebutuhan dan kesejahteraan hidup rakyat. Inilah bukti dari busuknya sistem kapitalisme sekuler."
Oleh. Asih Lestiani
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com- Berbagai fakta mengenaskan menimpa masyarakat beberapa pekan ini, mulai dari rumah dibongkar karena terjerat rentenir, mati misterius karena penyakit tak tertangani, hingga data akademik yang menyatakan bahwa 50% penduduk alami kelaparan tersembunyi.
Dikutip dari Detik.com (17/9/2022) terkait rumah yang dibongkar karena terjerat rentenir hal tersebut terjadi pada salah satu warga Kampung Haur Seah, Cipicung, Banyuresmi, Garut bernama Undang. Hal tersebut terjadi pada Sabtu, 10 September 2022. Undang menyampaikan bahwa pembongkaran rumahnya berkaitan dengan utang istrinya yaitu Sutinah senilai Rp1,3 juta kepada rentenir yang menurutnya uang tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Saat kejadian itu, sejumlah pekerja bangunan mendatangi rumah Undang dan langsung membongkar rumahnya yang menurut pengakuan Undang bahwa rumah semipermanen itu dalam kondisi reyot dan sempat direnovasi tahun 2017 oleh anggota TNI dari Kodam III/Siliwangi.
Selain itu, kasus lain dikutip dari Kompas.com (15/9/2022) terkait kasus kematian yang terjadi pada enam warga Baduy di Kabupaten Lebak Banten yang dianggap misterius karena penyakit yang tak tertangani. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, dr. Ati Pramudji Hastuti, keenam warga Baduy tersebut meninggal karena mengidap penyakit tuberkulosis. Hal tersebut terungkap setelah tiga hari tenaga kesehatan masuk ke wilayah Baduy dan dalam rentang waktu tersebut tenaga kesehatan menemukan penyakit lainnya seperti malaria, campak rubela, dan stunting di wilayah tersebut. Informasi yang didapatkan bahwa sebelum meninggal, enam warga Baduy tersebut mengalami gejala batuk, pilek, dan diare.
Kasus lain yang cukup mengenaskan dikutip dari Mediaindonesia.com (18/9/2022) yakni terkait ungkapan dari Guru Besar Ilmu Gizi FEM IPB University, Drajat Murtianto bahwa 50% penduduk Indonesia mengalami kelaparan tersembunyi dikarenakan kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, asam folat, yodium, seng, vitamin A, serta zat gizi mikro lainnya. Lanjut menurut Guru Besar Ilmu Gizi FEM IPB University, Drajat Murtianto, bahwa dampak dari kelaparan tersembunyi rupanya tidak main-main. Secara nasional, Indonesia mengalami kerugian lebih dari Rp50 triliun dari rendahnya produktivitas kerja akibat Anemia Gizi Besi (AGB). Angka tersebut belum termasuk biaya layanan kesehatan akibat defisiensi gizi mikro yang parah serta masalah-masalah gizi lainnya.
Bukti Abainya Pemerintah dalam Sistem Kapitalis Sekuler
Kasus yang terjadi belakangan ini tentu sangat menggambarkan betapa abainya pemerintah terhadap rakyatnya. Mereka, para penguasa tidak sungguh-sungguh mengurusi kebutuhan dan kesejahteraan hidup rakyat. Inilah bukti dari busuknya sistem kapitalisme sekuler. Kapitalisme sekuler sebagai ideologi yang diterapkan dalam semua lini kehidupan faktanya jelas-jelas malah membuat jurang kesenjangan, di mana yang kaya makin kaya begitupun yang miskin makin miskin. Kondisi saat ini merupakan realita pahit yang mestinya kita sadari, sehingga kita perlu bertindak dan memahami bahwa kita perlu mengganti sistem kapitalisme sekuler kepada sistem baru yang tak lain dan tak bukan yakni sistem Islam.
Kisah Pemimpin Islam dalam Mengurusi Urusan Umat
Kisah yang menggambarkan bagaimana pemimpin dalam Islam sangat bertanggung jawab terhadap amanah yang diembannya dalam mengurusi urusan umat yakni pada masa Khilafah Dinasti Umayyah. Umar bin Abdul Aziz bin Marwan ketika menjabat sebagai seorang Khalifah, ia sering menangis karena ketakutannya terhadap pertanggungjawabannya kelak di akhirat kepada Allah karena ia memikul beban umat Rasulullah mulai dari orang-orang fakir dan kelaparan, orang yang sakit dan terlantar, orang yang tidak punya pakaian dan orang yang tersisihkan, yang teraniaya, terintimadasi, dan orang-orang serupa dengan itu di seluruh pelosok negeri.
Ketakutan Umar bin Abdul Aziz benar-benar terwujud dalam pemerintahannya. Sejak pertama diangkat menjadi Khalifah, Umar bin Abdul Aziz langsung menggebrak tradisi Bani Umayyah. Umar menunjukkan kepada dunia dengan tindakan nyata. Khalifah Umar senantiasa bersikap wara’ dalam mengemban amanah tersebut. Khalifah langsung menginfakkan hartanya ke Baitulmal, terutama yang ia peroleh dari pemerintahan sebelumnya. Sampai-sampai, perhiasan istrinya juga dimasukkan ke Baitulmal. Hal tersebut dilakukan Umar karena khawatir akan besarnya pertanggungjawaban kelak di akhirat dan ia ingin memimpin dengan ketakwaan.
Ia memberikan keteladanan agar rakyatnya berkomitmen kepada syariat Islam.
Sikap wara’ Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga tampak saat ia ditawari kendaraan dinas mewah berupa kuda lengkap dengan tunggangan dan kusirnya. Lantas, Umar menolak dan menjual semua itu ke pasar. Termasuk semua permadani, tenda, alas kaki yang biasanya disediakan untuk Khalifah baru. Kemudian uang hasil penjualannya tersebut diserahkan ke Baitulmal untuk dibagikan kepada rakyat.
Demikianlah keberkahan ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi pemimpin. Keberkahan luar biasa membuat masyarakatnya sejahtera, hanya dalam rentang waktu 2,5 tahun masa kepemimpinannya. Rasa takut itulah yang membuat Khalifah berada di jalan yang benar. Setiap kebijakan tidak akan melenceng dari syariat, serta tidak akan menzalimi rakyat. Sayangnya, karakter kepemimpinan seperti Umar bin Abdul Aziz nyaris tak ada di sistem kapitalis sekuler saat ini. Pemerintahan tidak dibangun berdasarkan aturan Allah. Perasaan takut kepada Allah telah menipis bahkan hilang dari diri para pemimpin. Sistem kufur kapitalis melahirkan sosok pemimpin yang tirani, zalim, dan rakus akan kekuasaan. Kepemimpinan tak lagi berdimensi pada akhirat malah justru kental dengan wajah rakus dan kejemawaan. Akibatnya, rakyat tak lagi dipedulikan. Mereka telah kehilangan fungsinya sebagai pelayan umat. Justru para pemimpin malah tunduk pada kepentingan korporasi dan asing. Sementara itu, rakyatnya sengsara, kelaparan, tak memiliki rumah, dan akhirnya hanya bisa pasrah. Tak ada yang bisa diharapkan dari sistem kapitalis sekuler. Maka, sudah saatnya kita kembali pada penerapan syariat Islam secara kaffah. Karena hanya Islam yang akan melahirkan pemimpin ideal dambaan umat dan dapat mewujudkan negara yang tunduk pada aturan Allah. Waallahu a’lam bishshwab.[]