Kemenangan Taliban, Harapan Baru Kebangkitan lslam?

"Sikap umat lslam yang harus dilakukan terhadap kemenangan Taliban adalah tetap fokus pada metode dakwah Rasulullah saw, yaitu membina individu dan umat agar mereka mempunyai pola pikir dan sikap islami yang lurus sehingga tidak mudah dibelokkan ke arah yang salah"

Oleh: Umi Hanifah
(Komunitas Aktif Menulis).

NarasiPost.Com-Kemenangan Taliban baru-baru ini menimbulkan berbagai spekulasi dari banyak kalangan. Namun, suara yang mengemuka menyatakan bahwa hal itu adalah tanda bangkitnya tatanan dunia baru yaitu Khilafah lslamiyah atau kemenangan lslam itu sendiri.

Setelah 20 tahun menduduki Afghanistan akhirnya Amerika hengkang juga dari sana. Afghanistan dengan para mujahidinnya adalah wilayah yang sulit ditaklukan. Bahkan sebelumnya ada lnggris dan Soviet yang akhirnya menyerah, ribuan tentaranya harus meregang nyawa. Demikian juga dengan Amerika, banyak tentaranya yang terkubur setelah sekian lama menghadapi perlawanan sengit secara gerilya.

Mitos bahwa Amerika negara adidaya yang tak terkalahkan, nyatanya tak berkutik saat berhadapan dengan perjuangan para mujahidin. Bahkan bisa dikatakan bahwa bumi Afghanistan adalah kuburan para imperium, belum ada satu pun negara besar yang bisa menguasainya.

Namun, apakah benar bahwa kemenangan Taliban adalah tanda bangkitnya peradaban baru yaitu Khilafah lslamiyah sebagaimana banyak kalangan menyatakan? Melihat perundingan Doha antara Taliban dengan Amerika yang difasilitasi Pakistan, ada beberapa hal yang patut menjadi renungan.

Pertama, Taliban tidak memproklamisasikan bahwa negara yang dibentuk adalah Khilafah lslamiyah. Mereka menyatakan negara yang akan dibentuk adalah Imarah lslamiyah dengan skala negara bangsa yang terbatas hanya di Afghanistan saja.

Padahal negara menurut Islam adalah khilfah lslamiyah ala manhaj nubuwah. Dimana institusi ini pernah menjadi peradaban emas dunia selama 13 abad dengan menaungi berbagai latar suku, bahasa, warna kulit dan bangsa dari Maroko hingga Merauke.

Khilafah lslamiyah yang terakhir ada di Turki, tahun 1924 M dihapus oleh Mustafa Kamal dengan bantuan lnggris. Sejak saat itu sampai sekarang umat lslam tidak punya junnah atau pelindung, mudah dipecah belah dan diadu domba hanya karena perbedaan jemaah, mazhab, kelompok, dan lain-lain.

Kedua, sebagai muslim tentu menginginkan hidup dalam aturan lslam, karena itu adalah konsekuensi iman dan merupakan perintah Allah. Namun Taliban tak menyatakan bahwa sistem kehidupan yang diterapkan adalah Islam kafah.

Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman masuklah kamu sekalian ke dalam lslam secara kafah…” (TQS Al Baqarah 208).

Maka pernyataan Taliban jelas tidak mewakili lslam, namun lebih kepada kemenangan sebuah kelompok saja di wilayah Afghanistan. Sekali lagi, Taliban belum merepresentasikan kemenangan lslam sebagiamana opini yang banyak digulirkan.

Ketiga, Taliban menyampaikan bahwa Afghanistan tidak akan menjadi tempat perlawanan Amerika. Bahkan siap bekerja sama agar saling menguntungkan satu sama lain. Padahal selama ini Amerika jelas memusuhi umat lslam, di Irak, Palestina, Suriah, Yaman, dan masih banyak negara lain menderita akibat invansi mereka yang brutal hanya demi ambisi gold, gospel dan glory.

Dalam fiqh lslam dinyatakan, negara yang memusuhi lslam dikategorikan sebagai negara kafir harbi fi’lan, yaitu statusnya hanya diperangi. Haram menjalin kerja sama apa pun dengan mereka yang dengan terang memusuhi lslam dan kaum muslimin di mana pun berada.

Keempat, Mereka menjadikan HAM sebagai hak yang harus dijalankan bersama. Sudah bukan rahasia bahwa HAM adalah alat untuk memusuhi dan menjauhkan umat dari ajarannya. Ketika umat lslam menginginkan diterapkannya lslam kafah, wanita harus menutup auratnya, maka mereka menyampaikan bahwa hal itu melanggar HAM.

Bahkan HAM sering bermuka dua, jika korbannya umat lslam maka tidak ada suara pembelaan. Saat ada kepentingan nonmuslim yang terkendala atau korbannya adalah mereka, dengan tergesa-gesa menyampaikan ada intoleransi atau mayoritas menindas minoritas dan lain-lain yang pasti merugikan lslam.

Masih ada lagi pertanyaan, benarkah Amerika sebagai negara adidaya kalah dengan sebuah kelompok kecil di Afghanistan? Lalu ada apa di balik keluarnya Amerika dari Afghanistan?

Pertama, sebelum Taliban memproklamisasikan kemenangannya, sudah sejak lama ada perundingan dengan Amerika dan Eropa. Hasil dari perundingan tersebut adalah saling menguntungkan satu sama lain, artinya kepentingan dan aset Amerika dan asing yang lain terakomodasi atau masih aman.

Kedua, perang Afghanistan membuat anggaran dalam negeri Amerika jebol. Maka, mereka mengubah kebijakannya dari hard power menuju soft power, artinya Amerika tidak lagi menggunakan senjata dalam menguasai Afghanistan yang menguras energi dan materi jutaan dolar. Mereka tetap akan menempatkan agennya untuk mengontrol bahwa kepentingannya masih terkendali.

Ketiga, Amerika sebagai negara yang berideologi kapitalisme tidak akan serta-merta melepaskan wilayah jajahannya tanpa kompensasi. Di sinilah peran ganda Amerika dimulai. Bisa dikatakan, Amerika keluar dari pintu depan, namun masuk lagi lewat pintu belakang. Taliban dengan SDA yang melimpah menjadikan Amerikan harus tetap bisa menjarahnya. Inilah watak asli mapitalisme yang berorientasi materi walau harus mengorbankan banyak orang bahkan hilangnya nyawa.

Namun, kemenangan Taliban patut diapresiasi bahwa tegaknya negara lslam di bawah institusi Khilafah bukan utopia. Sekian lama di Afghanistan dan banyak negara menerapkan sistem kapitalisme dengan asasnya sekulerisme, yaitu pemisahan agama dari kehidupan, inilah malapetaka besar dalam sejarah manusia.
Sistem yang berasal dari nafsu, dan masyarakat sudah muak dengan jargon dari, oleh dan untuk rakyat. Padahal sejatinya yang berkuasa sekaligus menentukan aturan dalam bernegara adalah para kapital yang bekerjasama dengan para penguasa. Ini berarti kesejahteraan hanya milik segelintir orang atau para pemodal. Maka, kemenangan Taliban membawa angin segar bahwa kapitalisme sudah ambruk ada benarnya, artinya kezalimaan pasti sirna dan kebahagiaan akan segera bisa dirasakan. Sekian lama Amerika menjajah Afghanistan, kehidupan masyarakat tidak juga membaik, demikian juga di berbagai negara didunia.

Sikap umat lslam yang harus dilakukan terhadap kemenangan Taliban adalah tetap fokus pada metode dakwah Rasulullah saw, yaitu membina individu dan umat agar mereka mempunyai pola pikir dan sikap islami yang lurus sehingga tidak mudah dibelokkan ke arah yang salah. Tetap menjaga ukhuwah di antara banyak elemen umat lslam agar tidak mudah di adu domba. Saat umat lslam solid, maka sulit meruntuhkannya, sebaliknya jika umat lslam mudah menyalahkan yang lain dan menganggap kelompoknya yang benar inilah petaka yang nyata.

Terus menyampaikan kepada umat baik pejabat, pengusaha, guru, dokter, dan siapa pun selama masih mengambil kapitalisme sebagai sistem, maka kehidupan tidak akan mencapai kebahagiaan apalagi keberkahan. Artinya hanya dengan menerapkan lslam kafah hidup akan berkah, karena lslam adalah petunjuk hidup dari Sang Pencipta sekaligus Pengatur alam semesta.
Allahu a’lam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Umi Hanifah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Mahasiswa Putus Kuliah dan Cermin Pendidikan dalam Islam
Next
Goodbye for Maksiat, Welcome to Taat!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram