Dilema Memilih Makanan dalam Sistem Kapitalisme

Dilema memilih Makanan

Negara memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan makanan dan minuman yang halal dan tayib bagi rakyatnya.

Oleh. Mutiara
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Baru-baru ini kembali viral banyaknya kasus anak yang melakukan cuci darah di RSCM, yaitu sebanyak 30 anak yang menjalani proses cuci darah di rumah sakit tersebut. Pihak rumah sakit sendiri telah membantah perihal kenaikan angka anak cuci darah di RSCM. Menurut dokter spesialis anak RSCM, dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K), jumlah yang banyak tersebut dikarenakan RSCM merupakan rumah sakit rujukan dan pengampu pelayanan uronefrologi yang banyak mendapat rujukan dari luar Jakarta bahkan luar Jawa (Kompas.com, 25–07–2024). Kasus ini berbeda dengan lonjakan gagal ginjal pada anak di tahun 2022 karena toksisitas obat karena rata-rata penyebab anak cuci darah yaitu kelainan ginjal bawaan, kebocoran ginjal, namun ada juga yang gagal ginjal.

Keuntungan Adalah Nomor Satu bagi Kapitalisme

Meskipun tidak ada lonjakan angka gagal ginjal, hal ini harusnya menjadi perhatian penting sebab sebagian besar penyebab gagal ginjal, sebagaimana yang diungkap dr. Eka Laksmi adalah karena gaya hidup yang tidak sehat salah satunya dari konsumsi makanan dan minuman kemasan yang tinggi gula. Walaupun mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula tidak semata-mata menyebabkan gagal ginjal, tapi gagal ginjal berkorelasi dengan diabetes di mana diabetes dapat menurunkan fungsi ginjal. Mengonsumsi gula secara berlebih dapat meningkatkan risiko diabetes. Tidak dapat dimungkiri makanan dan minuman dengan kandungan gula yang tinggi begitu banyak beredar dan mudah dijangkau.

Berdasarkan survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, sebanyak 91,3% masyarakat juga mengaku mudah mengakses makanan dan minuman tinggi gula serta ultra process food (pangan olahan ultra) (Media Indonesia, 07–07–2024). Mudahnya akses ini menunjukkan lingkungan pangan negeri ini belum sehat. Produk pangan tinggi gula begitu banyak bereda di etalase-etalase dan warung-warung kecil di sekitar perumahan masyarakat. Bahkan beberapa studi menyebutkan bahwa bahaya mengonsumsi produk makanan dan minuman tinggi gula bisa disandingkan dengan bahaya rokok yang butuh perhatian serius.

Makanan dan minuman manis memang begitu digemari oleh berbagai kalangan terutama anak-anak. Sementara hari ini, berbagaimana macam model dan jenis makanan dan minuman kekinian terus di produksi sekalipun mengandung gula yang tinggi ataupun tidak mengandung gizi yang cukup untuk kebutuhan tubuh. Dalam kacamata kapitalisme, kepentingan profit merupakan hal yang utama. Selama digemari masyarakat, maka makanan dan minuman tersebut akan terus diproduksi meskipun kesehatan dan keselamatan masyarakat menjadi taruhan. Inilah jahatnya sistem kapitalisme yang mengedepankan keuntungan semata meski harus mengorbankan kesehatan masyarakat. Produsen hanya mempertimbangkan untung meski keamanan kesehatan buntung.

Di sisi lain, sebagian besar produk olahan tinggi gula dan garam memiliki harga yang relatif murah, sehingga kalangan menengah ke bawah lebih memilih membeli dan mengonsumsinya. Hal ini dikarenakan harga pangan selalu naik membuat sulit akses terhadap pangan bergizi, sebab politik pertanian kapitalisme meniscayakan monopoli pasar oleh para pemilik modal dari benih, pupuk, dan lain sebagainya. Belum lagi kurangnya literasi dan pengetahuan menyebabkan taraf berpikir masyarakat menjadi pragmatis sehingga memilih yang instan dan murah yang penting mengenyangkan. Sungguh, kapitalisme merupakan sistem yang tidak menjamin keamanan dan kesehatan rakyat juga tentu menyengsarakan. Oleh karena itu, sangat mustahil berharap kesehatan dan keamanan pangan masyarakat aman jika kapitalisme masih menaungi.

Islam Sistem Hidup Terbaik

Kita bisa melihat Islam sebagai sistem hidup terbaik yang memiliki solusi tuntas atas persoalan kesehatan dan keamanan pangan serta mampu merubah pola hidup masyarakat. Dalam Islam, kesadaran individu untuk memilih makanan dan minuman yang baik akan dibentuk. Sebab, Allah telah menganjurkannya sebagaimana dalam QS. Al-Maidah ayat 88:

وَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اَنْتُمْ بِهٖ مُؤْمِنُوْنَ

Artinya: “Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS. Al-Maidah: 88)

Selain itu, tentu pemenuhan kebutuhan makanan dan minuman yang halal dan tayib merupakan kewajiban keluarga terutama negara yang memiliki peran penting. Negara akan hadir sebagai penanggung jawab yang bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Termasuk menjamin kesejahteraan masyarakat dengan memastikan mereka mampu membeli pangan yang sehat dan bergizi juga dapat mengaksesnya dengan mudah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur dan mengontrol pasar dan proses distribusi sehingga dapat mencegah perilaku curang dan pedagang nakal. Dengan begitu, juga dapat mencegah penguasaan pasar oleh segelintir orang sehingga kenaikan harga dapat dicegah. Pun dengan kesejahteraan petani dapat terjamin karena benih, pupuk, dan lain-lain merupakan kewajiban negara untuk menyediakannya bukan dimonopoli pemilik modal.

Kemudian negara juga mengatur regulasi dan kontrol terhadap industri pangan agar memproduksi makanan yang sesuai dengan kriteria halal dan tayib, yakni tidak membahayakan tubuh. Serta memberi sanksi yang tegas bagi industri yang menyalahi ketentuan standar makanan dan minuman yang telah ditetapkan. Industri pangan sehat ini pasti terwujud, sebab akidah Islam yang menjadi landasan akan membangun kesadaran berbisnis bukan hanya mengejar profit, tetapi juga berbisnis sesuai aturan Allah. Hal tersebut juga termasuk hasil dari penerapan sistem pendidikan Islam dengan kurikulum berbasis akidah Islam, yang membentuk pola pikir pelaku industri tidak hanya mengejar untung tapi juga keberkahan. Begitupun dengan pembeli baik anak-anak maupun dewasa, akan terbentuk pola pikirnya agar menjaga pola hidup sehat sebagai output dari materi pola hidup sehat yang di integrasikan ke dalam mata pelajaran Penjaskes.

https://narasipost.com/opini/04/2024/harga-gula-meroket-ada-apa/

Negara juga akan memberikan layanan kesehatan gratis kepada seluruh rakyat termasuk layanan pemeriksaan rutin seperti cek gula darah, kolesterol, asam urat, dan lain-lain sebagai deteksi dini untuk mencegah komplikasi dan keparahan penyakit. Tentu layanan terhadap penyakit kronis juga akan tersedia dengan fasilitas terbaik. Edukasi juga dilakukan secara holistik di lembaga kesehatan, media, dan lainnya tentang kriteria makanan sehat halal dan tayib. Semua ini mungkin terwujud sebab sumber pendanaan untuk penyediaan fasilitas umum termasuk kesehatan bersumber dari kepemilikan umum, yakni hasil pengelolaan SDA oleh negara yang melimpah dengan sistem keuangan baitulmal. Maka, sungguh keberkahan dan keamanan hidup akan diperoleh jika hidup diatur sesuai aturan pencipta. Wallahualam bisshowab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Mutiara Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Menagih Nawacita di Senja Kepemimpinan Jokowi
Next
Hebatnya Ayat Kursi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram