Dilema Ibu dalam Sistem Kapitalisme

Dilema Ibu dalam Sistem Kapitalisme

"Ibu adalah sebuah madrasah (tempat pendidikan) yang jika kamu menyiapkannya, maka kamu sedang menyiapkan lahirnya sebuah masyarakat yang baik budi pekertinya."

Oleh. Angesti Widadi
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Menjadi seorang ibu tentu merupakan hal yang paling membahagiakan di dunia. Hadirnya seorang bayi mungil menjadi peneduh bagi kesenduan jiwa kita. Dunia kita rasanya sempurna dengan kehadiran seorang anak yang lahir dari rahim kita. Seorang ibu menjadi orang yang paling beruntung karena terpilih untuk menjadi ibu bagi anak-anaknya di dunia.

Kebahagiaan yang sempurna bagi seorang ibu akan tercipta apabila semesta mendukungnya. Sayangnya, sistem global dunia yang diterapkan saat ini, tidak berpihak pada peran ibu. Sistem global yang dipakai saat ini adalah sistem kapitalisme. Sistem tersebut telah membuat seorang ibu berada dalam dilema yang berkepanjangan. Dilema antara menjadi ibu yang fokus mengurus keluarga atau menjadi ibu yang bekerja untuk membantu perekonomian rumah tangga. Dilema itu hanya terjadi di dalam sistem kapitalisme semata.

Kasus Penganiayaan terhadap Anak

Belakangan ini di Indonesia sedang marak terjadi kasus penganiayaan terhadap anak. Penganiayaan itu dilakukan oleh berbagai macam pihak. Mulai dari baby sitter hingga pemilik daycare pun tega melakukan kekerasan terhadap anak yang notabenenya merupakan anak titipan dari pihak lain. Berita penganiayaan terhadap anak terus bermunculan ke permukaan. Kedua profesi tersebut seharusnya menjadi tempat bernaung yang aman dan nyaman bagi anak-anak, ketika ibunya sedang sibuk bekerja. Namun, sayangnya tempat yang dirasa aman pun menjadi bumerang bagi anak-anak.

Seperti kasus yang ramai diperbincangkan oleh seluruh masyarakat akhir-akhir ini, seorang pemilik daycare tega menganiaya bayi yang berusia 9 bulan dan batita usia 2 tahun. Ia membuat seorang bayi 9 bulan mengalami dislokasi kaki, dan membuat batita usia 2 tahun harus menanggung trauma seumur hidup atas kekerasan fisik yang dideranya. Pemilik daycare mengaku khilaf atas perbuatan keji yang dilakukannya terhadap anak-anak tersebut. (CNNindonesia.com, 02-08-2024)

Seorang pengasuh anak atau baby sitter yang telah melewati proses seleksi ketat ketika direkrut melalui lembaga sosial pun bisa melakukan aksi kejinya dalam menganiaya anak majikannya. Ia tak segan-segan berbuat kasar dan memperlakukan anak layaknya seonggok boneka yang tak bernyawa. Ia tega merusak bagian wajah dan kepala seorang anak yang berharga bagi kedua orang tuanya. Ia tak henti menyiksa anak majikannya, meskipun sang anak telah meringis kesakitan. Motif penyiksaannya pun sangat terdengar klasik, yaitu karena khilaf. Ia sampai hati dalam melakukan segala bentuk penganiayaan terhadap seorang anak. (Liputan6.com, 30-03-2024)

Dilema Ibu dalam Sistem Kapitalisme

Banyaknya kasus penganiayaan terhadap anak dilakukan oleh pihak yang tepercaya membuat banyak ibu merasa dilema. Di satu sisi, seorang ibu harus bekerja demi terpenuhinya semua kebutuhan untuk anak-anaknya. Di satu sisi, ia merasa khawatir dan tidak aman dalam menitipkan anaknya kepada pihak lain seperti baby sitter atau pun lembaga daycare.

Kita sedang hidup di era kapitalisme yang berpusat kepada para kapital (pemilik modal). Harga kebutuhan pokok, biaya pendidikan dan kesehatan melambung tinggi. Kapitalisme tidak pernah berpihak kepada rakyat. Kapitalisme hanya mementingkan keuntungan bagi para kapitalis. Rakyat disuruh berjuang sendiri demi tercapainya semua kebutuhan sehari-hari.

Negara dalam sistem kapitalisme abai terhadap kebutuhan rakyatnya. Negara pun hanya bertugas sebagai regulator dan fasilitator yang mengabdi kepada para kapitalis. Negara tidak benar-benar memperhatikan kebutuhan rakyatnya, sehingga rakyatnya harus berjuang sendiri demi memenuhi kebutuhan hidup.

Dampak dari diterapkannya sistem kapitalisme berimbas kepada seorang ibu. Ibu yang tugas utamanya adalah mengurus suami dan anak-anaknya di dalam rumah, terpaksa harus bekerja di luar rumah untuk membantu suami dalam memenuhi segala kebutuhan hidup. Seorang ibu tak mungkin tega untuk meninggalkan buah hati tercinta. Di lain sisi, keadaan menuntutnya untuk bekerja meninggalkan anak-anaknya.

Dilema itu semakin bertambah dengan banyaknya kasus penganiayaan terhadap seorang anak. Kondisi itu semua hanya terjadi dalam sistem kapitalisme. Di mana semesta tak pernah berpihak kepada rakyat, sehingga rakyat harus mengalami dilema dan penderitaan yang tiada henti. Apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang ibu?

Islam Sesuai Fitrah Ibu

Islam adalah agama yang darinya terpancar seperangkat aturan hidup. Islam datang untuk menjadi solusi yang sempurna bagi segala bentuk permasalahan yang ada di dunia. Islam bagaikan sebuah cahaya dan petunjuk arah bagi manusia. Islam adalah sebuah keselamatan bagi para penganutnya.

https://narasipost.com/opini/10/2021/ketahanan-keluarga-kian-rapuh-penerapan-islam-kaffah-solusi-ampuh/

Ajaran dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal, dan menenteramkan hati. Dalam sistem Islam, seorang ibu adalah sosok yang paling mulia. Fitrah bagi seorang ibu adalah diam di rumah dan fokus mengabdi kepada suami dan anak-anaknya. Ibu adalah sebuah madrasah bagi anak-anaknya. Sebagaimana yang tercantum dalam isi kitab Daurul Mar-ati Fii Ishlaahil Mujtama (Hal. 3-4) :

"Ibu adalah sebuah madrasah (tempat pendidikan) yang jika kamu menyiapkannya, maka kamu sedang menyiapkan lahirnya sebuah masyarakat yang baik budi pekertinya."

Seorang ibu adalah tonggak bagi sebuah peradaban yang mulia nan kokoh. Kedudukan seorang ibu sangat mulia di dalam sistem Islam. Bentuk penjagaan Islam terhadap seorang ibu adalah dengan diam di dalam rumah dan fokus mengabdikan diri kepada keluarganya. Tidak ada beban untuk bekerja mencari nafkah di pundaknya.

Tugas mencari nafkah dibebankan kepada laki-laki sebagai Imam dalam keluarga. Negara dalam Islam juga sudah memenuhi kebutuhan pokok seperti mempermudah rakyat memperoleh sembako, fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi rakyatnya. Rakyat tak perlu pusing dan dilema, cukup untuk menikmati segala fasilitas yang sudah disediakan oleh negara. Islam adalah agama yang memanusiakan manusia jika diterapkan secara keseluruhan di muka bumi ini, karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam.

"Dan tiadalah kami mengutus Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya : 107)

Penutup

Dengan diterapkannya agama Islam secara keseluruhan, maka kehidupan yang harmonis dan sejahtera akan terwujud. Tidak hanya umat Islam saja yang merasakannya, tetapi juga seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi. Seorang ibu akan merasakan bahagia karena tidak perlu lagi merasakan dilema yang berkepanjangan, seperti yang terjadi dalam sistem kapitalisme. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Angesti Widadi Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Rahim Buatan dalam Buaian Kapitalisme
Next
Infrastruktur dan Investasi, Benarkah untuk Rakyat?
4 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
2 months ago

MasyaAllah betul pake banget, setidaknya beban ekonomi menjadi tidak ada dalam keseharian seorang ibu, jika diterapkan sistem Islam, dan ibu dapat berkonsentrasi dan memerankan sisi yang paling penting yaitu mendidik anak dan mengarahkan kepada peradaban yang gemilang. Bukan seperti dalam sistem kapitalIsme sekarang ini, peran ibu terkoyak oleh materi dan ekonomi, sehingga mengalahkan per\ utama dan yang bersifat penting justru terabaikan.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram