Inilah gambaran kecil dari kehidupan sistem sekuler kapitalisme yang membebaskan kehidupan dari aturan agama. Adapun orientasi hidup masyarakatnya hanya sebatas materi belaka. Maka tak ayal, definisi kebahagiaan bagi remaja salah satunya adalah terlampiaskannya syahwat mereka kepada lawan jenis.
Oleh. Ledy Ummu Zaid
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Hari ini orang tua mana yang tidak ketar-ketir ketika anaknya mulai menginjak usia remaja. Memang membahagiakan melihat anak kita mulai memasuki gerbang kedewasaan, tetapi akan sangat mengkhawatirkan jadinya, ketika mereka mulai bertanggung jawab atas dirinya sendiri, tak terkecuali dalam hal pergaulan. Ketika seorang anak sudah akil balig, atau dengan kata lain sudah memasuki fase pubertas dengan ditandainya perubahan kondisi fisiknya, maka ia akan dianggap sebagai anak yang sudah besar, atau lebih dikenal dengan istilah ‘ABG’ (Anak Baru Gede) dalam masyarakat. Dalam hal ini, kebanyakan orang tua menganggap anak harus sudah mandiri dalam mengurus dirinya, mulai dari urusan rumah, sekolah hingga pergaulannya di luar. Bagaimana tidak waswas, dunia hari ini begitu mengerikan dan tidak ramah anak.https://narasipost.com/opini/06/2022/menjamurnya-pergaulan-bebas-syariat-islam-perlu-diterapkan/
Dilansir dari laman Merdeka.com (05/08/2023), berdasarkan data Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat usia remaja di Indonesia yang sudah pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah semakin dini. Adapun yang paling muda adalah di rentang usia 14 hingga 15 tahun sebanyak 20 persen. Lalu, diikuti dengan usia 16 hingga 17 tahun sebesar 60 persen. Sedangkan usia 19 sampai 20 tahun sebanyak 20 persen. Sangat mengejutkan bukan? Ya, angka-angka tersebut bukan menunjukkan sebuah prestasi, melainkan sebuah aib besar yang lazim di masyarakat. Apakah menjadi sesuatu yang dapat dibanggakan ketika orang melakukan hubungan seksual tanpa hubungan pernikahan yang sah di mata agama dan negara? Sayangnya, itulah yang banyak terjadi di masyarakat kita hari ini.
"Usia hubungan seks semakin maju, sementara itu usia nikah semakin mundur, dengan kata lain semakin banyak seks di luar nikah," kata ketua BKKBN, Hasto Wardoyo, dikutip dari laman Merdeka.com(05/08/2023). Kemudian, ia juga menjelaskan fenomena maraknya seks bebas di kalangan remaja disebabkan dari beberapa faktor. Dimulai dari adanya perubahan pada tubuh wanita yang setiap tahunnya mengalami kemajuan masa pubertas, sekaligus masa menstruasi hingga faktor lainnya yang terletak pada pengaruh media sosial. Banyaknya tontonan dan konten-konten yang berbau porno akhirnya memengaruhi gaya berpacaran. Inilah yang menyebabkan timbulnya seks bebas.
Dilansir dari laman Republika.com (16/04/2023), melihat data statistik, praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan perlu adanya pemberian pendidikan seksualitas yang bisa dilakukan secara rutin agar informasi yang masuk pada otak anak bisa semakin kuat. "Dengan adanya edukasi, diharapkan anak memahami bahaya seks bebas," ujarnya. Kemudian, pendampingan yang rutin dari guru bimbingan konseling di sekolah juga bisa menjadi salah satu upaya pencegahan seks bebas. Selain itu, perlu adanya sistem konsekuensi atau sanksi yang jelas dan tegas dari pihak sekolah kepada siswa yang melakukan seks bebas.
Persoalan seks bebas yang mana pelakunya semakin muda ini membuat pusing banyak pihak. Miris dan teriris rasanya hati kita mengetahui fenomena yang urgen untuk dibahas ini terjadi di sekitar kita, negeri mayoritas muslim terbesar di dunia. Adanya tanda kerusakan perilaku yang sangat parah, yang bersumber dari rusaknya asas kehidupan membuat seks bebas semakin diminati oleh kawula muda, khususnya remaja. Inilah gambaran kecil dari kehidupan sistem sekuler kapitalisme yang membebaskan kehidupan dari aturan agama. Adapun orientasi hidup masyarakatnya hanya sebatas materi belaka. Maka tak ayal, definisi kebahagiaan bagi remaja salah satunya adalah terlampiaskannya syahwat mereka kepada lawan jenis. https://narasipost.com/opini/06/2022/seks-bebas-remaja-merusak-generasi-muda-islam-solusi-sempurna/
Islam menjadikan keimanan atau keyakinan kepada Allah Subhanahu wa taala sebagai landasan kehidupan. Akidah Islamlah yang memancarkan keindahan tata aturan kehidupan oleh Al-Khalik atau Sang Pencipta. Berdasarkan sumber yang sahih, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunah, segala lini kehidupan diatur dengan baik dan benar sesuai syariat Islam. Dalam sistem pergaulan, kehidupan antara laki-laki dan perempuan pada dasarnya infshol atau terpisah dan tidak diperbolehkan untuk ikhtilat (campur baur), kecuali dalam beberapa kondisi yang dibenarkan oleh syariat. Pertama, dalam hal jual beli atau muamalah. Kedua, dalam peradilan. Ketiga, dalam pendidikan. Keempat, dalam kesehatan. Adapun salah satu dalil syariat dilarangnya ikhtilat bagi laki-laki dan perempuan adalah “Rasulullah saw. telah memisahkan jemaah pria dan jemaah wanita di masjid ketika salat jemaah, yaitu saf pria berada di depan, sedangkan saf wanita berada di belakang saf pria.” (HR. Bukhari no 373, dari Anas bin Malik)
Islam yang hadir sebagai rahmatan lil ‘alamin atau rahmat bagi seluruh alam, jika diterapkannya Islam sebagai sebuah ideologi atau mabda yang berperan penting dalam kehidupan, maka kemuliaan generasi akan terjaga dalam peradaban yang indah. Karena setiap individu akan berpegang teguh pada Al-Qur’an sebagai pandangan hidupnya, maka hidup berdasarkan syariat Islam tidaklah sulit untuk dijalani, lebih-lebih negara juga mendukung dengan baik. Berbeda dengan kondisi hari ini, pendidikan seks dan reproduksi yang ditawarkan sebagai solusi hanya akan menambah parah persoalan karena ide tersebut lahir dari paradigma negeri-negeri Barat yang bertentangan dengan Islam. Tak salah jadinya, jika para remaja berada dalam jeratan liberalisasi pergaulan. Pergaulan mereka semakin bebas tanpa batas. Wallahu a’lam bishawab.
Negara ini gagal menjaga kehormatan gadis2nya. Seks bebas dr tahun ke tahun makin dibintangi oleh pelakon cilik. Mulai minimnya pendidikan di rumah, lingkungan rusak, tontonan yang tak bisa jd tuntunan, kompleks membuat generasi bangsa "rusak" moralnya.
Miris ya, kondisi generasi muda saat ini. Lebih miris lagi, kasus-kasus pergaulan bebas remaja akan terus muncul di sepanjang zaman selama kapitalisme masih diemban.
Pergaulan bebas di tengah remaja makin menjadi. Inilah akibat kebebasan yang selalu diagungkan dalam liberalisme. Orang tua harus super hati-hati mengawal anak remajanya.
Miris.. zina itu dosa..tapi para remaja pada terperdaya..