Perempuan Sejati Bukan yang Tampil Seksi

Perempuan sejati bukan yang tampil seksi

Ideologi kapitalis telah melakukan kamuflase terhadap jargon kesuksesan perempuan yang justru membajak potensinya. Perempuan seolah maju ketika diberi ruang ekspresi luas, yang justru menarik perempuan semakin jauh dari posisi terhormat.

Oleh. Novianti
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Tidak bisa dinafikan, kecantikan adalah bagian menarik dari perempuan. Dalam sistem kapitalis, kecantikan perempuan dijadikan komoditas demi menarik keuntungan salah satunya dengan membuat standar cantik di setiap zaman. Ada pada masanya, perempuan cantik itu bertubuh ramping, kulit cokelat dengan rambut panjang terurai. Lalu berganti standarnya menjadi pemilik payudara dan bokong besar, berkulit putih. Sekarang cenderung digambarkan cantik adalah berperut rata, pinggang ramping, payudara dan bokong besar serta kaki yang jenjang. Ide tentang kecantikan ini seiring dengan perkembangan industri.  Keduanya paralel dan ditunjang oleh iklan yang mendorong perempuan terobsesi pada hal-hal yang bersifat fisik. 

Kecantikan perempuan juga diperlombakan bahkan didukung secara resmi oleh negara seperti kontes kecantikan mulai dari level lokal, nasional, hingga internasional. Setiap senti tubuh perempuan dieksploitasi untuk memuaskan mata para pemujanya. Dibalut demi kepentingan memajukan pariwisata dan menggerakkan aksi-aksi sosial seolah-olah  perempuan diberdayakan.

Pro dan Kontra

Sejak awal penyelenggaraan, kontes-kontes kecantikan menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia.  Di negara dengan mayoritas muslim, tidak sepatutnya diselenggarakan atau berperan serta dalam kegiatan yang mengumbar aurat perempuan di depan khalayak karena bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an.  Menjadikan perempuan dalam ajang yang mengeksploitasi tubuh adalah bentuk merendahkan martabat perempuan. Namun, selama beberapa tahun Indonesia mengirimkan wakil-wakilnya ke berbagai kontes kecantikan.  

Pemerintah baru berniat mengevaluasi urgensi kegiatan tersebut setelah muncul berita dugaan pelecehan di ajang kontes Miss Universe Indonesia (MUID) 2023.  Dugaan pelecehan terjadi saat para finalis dikarantina selama 2 pekan di salah satu hotel di Jakarta.  Sebagaimana diberitakan detik.com (12/08/2023), finalis diminta difoto tanpa busana saat sesi body checking. Berita ini viral setelah beberapa finalis melapor dan menjelaskan kronologi peristiwa sebagaimana diberitakan tribunnews.com (10/08/2023).  Mereka merasa dipaksa mengikuti sesi pengambilan foto yang nyaris bugil.    

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyatakan akan mengevaluasi penyelenggaraan MUID karena khawatir bisa berdampak kepada pariwisata di Indonesia.  Miss Universe Organization (MUO) sebagai pemegang lisensi memutuskan mencabut lisensi perwakilan Miss Universe untuk Indonesia.  PT Capella Swastika Karya milik Poppy Capella sebagai pemegang lisensi di Indonesia dipandang tidak memenuhi standar dan harapan  MUO.  

Perempuan Bersifat Narsis?

Pada dasarnya setiap orang suka dengan pujian terutama kaum perempuan.  Menurut Simone De Beaufeur dalam bukunya Second Sex: Kehidupan Perempuan,  narsis adalah sifat dasar yang melekat pada perempuan.  Perempuan merasa menemukan jati diri ketika diakui cantik, menarik, dikagumi, diinginkan dan dicintai.  Sifat dasar ini dimanfaatkan para kapital sebagai peluang pasar. Selain sebagai target konsumen berbagai produk kecantikan, juga dimanfaatkan menjadi model dalam iklan seperti mobil, minuman, hingga pompa air.   

Peran media sangat signifikan dalam membangun kontruksi tentang perempuan.  Dirilis katadata.co.id(04/05/2023), Indonesia menempati urutan ke empat di dunia pengguna Instagram terbanyak yakni 89,15 juta pengguna. Melalui medsos ini, para perempuan mengekspos kecantikannya sambil memamerkan berbagai barang   branded yang menyimbolkan  kesuksesan. 

Padahal, ideologi kapitalis telah melakukan kamuflase terhadap jargon kesuksesan perempuan yang justru membajak potensinya. Perempuan seolah maju ketika diberi  ruang ekspresi luas, yang justru menarik perempuan semakin jauh dari posisi terhormat. Kebohongan ideologi kapitalis tentang konsep perempuan berdaya sering menempatkan perempuan dalam posisi dilema. Perempuan sukses yaitu yang terjun dalam dunia kerja dan turut berperan sebagai penopang ekonomi keluarga. Berdiri pada dua kaki sering menempatkan perempuan dalam keadaan rentan seperti korban kekerasan seksual atau mengalami depresi. Ketika dalam dunia kerja, penampilan turut menjadi bagian yang harus diperhatikan. Perempuan didorong terlibat dalam lingkar kekuasaan. Padahal, posisi tersebut membutuhkan mobilitas dan pengorbanan waktu yang besar karena memiliki fungsi dalam spektrum sangat luas. Kondisi-kondisi khusus perempuan seperti hamil, melahirkan, menstruasi  justru terabaikan. 

Perempuan dalam Islam

Kita sudah mual dengan konsep perempuan sukses yang disajikan Barat dengan definisi sangat sempit dan bersifat individual. Dalam sistem kapitalis, perempuan dijerat dalam kemalangan dan penderitaan panjang. Wajarlah kemudian kemunduran perempuan diikuti oleh runtuhnya keluarga, tingginya kekerasan seksual, meningkat angka perceraian, kasus anak, dan berbagai persoalan sosial lainnya.   

Di dalam Islam, perempuan adalah rahim peradaban, pendidik anak  dan generasi.  Karena itulah, Islam mendorong pemberdayaan perempuan  dengan mengembangkan potensi diri untuk tujuan kemuliaan umat Islam. Islam menjaga perempuan agar berada dalam kondisi yang terbebas dari tekanan ekonomi dan sosial. Ia menjalankan peran dalam semua dimensi hidupnya berdasarkan ketakwaan kepada Allah Swt.  

Kemuliaan seseorang dalam Islam bukan dilihat dari fisik melainkan ketakwaannya sebagaimana Allah firmankan dalam surah A-Hujurat ayat 13,”Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”  Dengan konsep ini, para perempuan muslimah akan fokus memperbaiki diri pada hal lebih mendasar bukan yang sifatnya permukaan. Berlomba dalam kebaikan, memperbaiki ibadah, mengasah literasi untuk meningkatkan intelektualitas dan memiliki kendali dengan mengikatkan diri pada syariat Islam. Rida Allah yang dicari bukan pujian manusia sehingga tidak perlu narsis untuk mendapat pengakuan.

Sebagai personal menyadari untuk menjaga identitas dirinya yaitu seorang muslimah di atas identitas lainnya seperti profesi, kesukuan, maupun kebangsaan.  Memahami bahwa ada kehidupan setelah kematian sehingga memanfaatkan waktu untuk menunaikan kewajiban dan meninggalkan berbagai kemaksiatan.  Mendalami tsaqofah Islam agar bisa melindungi diri dan keluarga dari gempuran berbagai pemikiran batil yang semakin kreatif dan bergerak dalam wilayah abu-abu.

Dalam skala keluarga menjalankan fungsi istri dan ibu. Ia menjadi teladan bagi anak-anaknya dan penyejuk mata bagi pasangannya. Keluarga dimaknai sebagai rahim untuk melahirkan generasi dalam rangka mewujudkan khoiru ummah atau umat terbaik. Generasi yang memiliki kekuatan ruhiyah dan menjadi agen perubahan melalui perjuangan melanjutkan kehidupan Islam. 

 Turut berkiprah dalam masyarakat dengan melakukan amar makruf nahi mungkar, suatu peran strategis memperbaiki kondisi umat. Eksploitasi perempuan hari ini adalah akibat penerapan sistem kapitalis. Kaum perempuan muslimah turut memiliki tanggung jawab menata ulang dunia agar dunia ada dalam  pengaturan sistem Islam. 

Walhasil, inilah fokus yang seharusnya dilakukan perempuan muslimah hari ini. Perempuan diciptakan Allah dengan sebaik-baik bentuk dan fitrah yang melekat padanya. Dunia membutuhkan konsep baru tentang perempuan agar bisa melakukan optimasi perannya sebagai penjaga peradaban dan pendidik generasi masa depan.  “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(TQS. An-Nahl: 197)

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Novianti Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pendidikan Sekuler, Mencetak Generasi Bermental Kriminal
Next
Hipokrisi Ajang Kecantikan
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

17 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sherly
Sherly
1 year ago

Perempuan mulia hanya dalam Islam. Kapitalisme mengeksploitasi wanita, herannya sang wanita tak merasa dieksploitasi malah menikmati..

Astaghfirullah..

R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

pelecehan tersebut di atas sungguh merugikan.. namun, bukankah dimurkai Allah Swt dan Rasul-Nya adalah hal yang paling merugikan? yuk segera berhijab syar'i..

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Perempuan dalam Islam jelas dihargai karena ia pendidik dan pembangun peradaban. Namun, dalam kapitalisme potensi perempuan dibajak dengan mendudukan perempuan sebagai objek eksploitasi. Sungguh miris!

firda umayah
firda umayah
1 year ago

Benar banget. Pandangan kalau perempuan itu harus putih, langsing, dll adalah pandangan kapitalisme yang sengaja diembuskan untuk membajak potensi perempuan.

Muthiah Mila
Muthiah Mila
1 year ago

Kapitalisme yang menjadikan nafsu akal dan materi sebagai tolok ukur kebenaran, hanya akan membuat kaum perempuan sebagai objek pemuas nafsu. Perempuan dibuat bangga berlenggak lenggok dengan pakaian minim di hadapan jutaan pasang mata.

Maya Rohmah
Maya Rohmah
1 year ago

Evaluasi yang kesiangan!

Setelah viral berita dugaan pelecehan di ajang kontes Miss Universe Indonesia (MUID), baru deh "sadar".

Dia dwi arista
Dia dwi arista
Reply to  Maya Rohmah
1 year ago

Ho.oh, padahal gembar gembor hak asasi perempuan. Tp kalau disokong para kapitalis seolah itulah Hak Perempuan.

Neni Nurlaelasari
Neni Nurlaelasari
1 year ago

Tak ada kemuliaan bagi wanita dalam sistem kapitalis. Wanita hanya dijadikan komoditi yang mampu mendatangkan materi. Sementara kaum hawa pun terjebak pandangan kapitalis, yang ingin eksis meski harus melepaskan fitrah kemuliaan sebagai wanita. Sungguh miris kondisi saat ini.

Novianti
Novianti
Reply to  Neni Nurlaelasari
1 year ago

Seolah di ratu kan padahal direndahkan. Sayang, banyak perempuan belum menyadari

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Miris ya menyaksikan nasib perempuan di sistem kapitalisme. Mereka hanya dijadikan sebagai penggerak ekonomi kapitalisme yang justru menghilangkan muruahnya sebagai kaum yang mulia dan terhormat. Dengan mantra-mantra menyesatkan ala kapitalisme, banyak perempuan akhirnya berbondong-bondong merendahkan muruahnya.

Novianti
Novianti
Reply to  Sartinah
1 year ago

Betul, mba. Padahal pelecehan itu juga dipicu tingkah umbar aurat itu sendiri.

Ummu Zalfa
Ummu Zalfa
1 year ago

Bener banget mba. Dalam sistem kapitalisme fitrah seorang perempuan justru dibajak habis oleh mereka. Perempuan dianggap terhormat dan terpandang jika menjadi perempuan yang mandiri dan bisa terjun ke ranah publik dengan bebas. Padahal sejatinya itu justru tindak ekploitasi kepada diri perempuan dan menghilangkan marwah mereka. Saatnya perempuan harus sadar, bahwa kemuliaan perempuan hanya ada dalam tatanan syariah.

Novianti
Novianti
Reply to  Ummu Zalfa
1 year ago

Semoga sistem Islam segera tegak agat para perempuan dikembalikan pada posisi terhormat

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
1 year ago

Betul harusnya perempuan itu hidup sebagai Ummu warabatul bait. Untuk mendidik generasi penerus yang tangguh. Bukan malah berkiprah di ranah publik yang rentan dari jatuhnya martabat seorang wanita

Novianti
Novianti
Reply to  Dewi Kusuma
1 year ago

Di ranah publik fokus untuk dakwah, insyaaAllah jadi cerdas, ya

Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
1 year ago

Derajat perempuan pada posisi paling tinggi adalah pada peradaban Islam, yakinlah wanita sangat dimuliakan, berkebalikan pada ideologi selain Islam wanita sebagai komoditi layaknya barang dagangan contohnya kontes miss universe.

Novianti
Novianti
Reply to  Hanimatul Umah
1 year ago

Satu saja perempuan muslimah ternodai kehormatannya, bisa mendatangkan pasukan untuk membelanya . MaasyaaAllah, begitu dihargaiya perempuan.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram