Masyarakat Papua Tengah Mati Kelaparan, di Mana Peran Negara? 

Papua Tengah Mati Kelaparan

Sistem Islam sudah mendapatkan segel dari Sang Pencipta Allah Azza wa Jalla, yaitu sistem yang membawa rahmat bagi seluruh Alam. Hal ini bisa dibuktikan dalam goresan tinta sejarah akan gemilangnya sistem Islam kala itu. Bahkan Islam menjadi mercusuar dunia selama 13 abad.

 

Oleh. Moni Mutia Liza S.Pd.
(Kontributor NarasiPost.Com dan Pegiat Literasi Aceh)

NarasiPost.Com-Provinsi Papua Tengah merupakan provinsi yang baru saja dibentuk dan diresmikan dalam UU No 15 tahun 2022 dengan nama Ibu Kota Nabire. Provinsi Papua Tengah memiliki luas wilayah sekitar 61.337 km²  hampir setara dengan luas wilayah Sulawesi Tengah. Artinya Provinsi Papua Tengah itu cukup luas. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa perusahaan tambang besar beroperasi di wilayah Papua Tengah.

Selain wilayahnya yang luas, Papua Tengah memiliki harta karun yang begitu mengggiurkan seperti emas, perak, tembaga, dan nikel. Wajar bila banyak perusahaan asing mencengkeramkan kuku-kukunya di wilayah ini. Sebut saja tambang emas terbesar di Indonesia khususnya di Papua Tengah adalah pertambangan Grasberg yang dikelola oleh PT Freeport. Pertambangan ini bisa menghasilkan  sekitar 3 juta ons emas per tahun atau sekitar 240 kilogram emas murni setiap hari.

Sementara cadangan emas di dalam buminya masih ada sekitar 1,76 juta ton lagi. Selain pertambangan Grasberg, ada pertambangan  lainnya yaitu Deep Mill Level Zone yang dikelola oleh PT Inalum dengan produksi emas mencapai 548,8  ribu ons pada tahun 2021 yang diperkirakan akan terus beroperasi hingga tahun 2040 mendatang, (nasional.tempo.co.id/11/02/2023).

Selain memiliki sumber daya mineral, Papua Tengah juga memiliki potensi yang sangat besar di sektor energi seperti energi matahari, air, dan angin. Papua kaya akan hasil tambang disebabkan banyaknya daerah pengunungan sebagai hasil subduksi lempeng Benua Indonesia–Australia dan lempeng Samudra Pasifik–Caroline.

Namun sayang, kekayaan alam di Papua Tengah tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang ada di sana. Justru masyarakat masih memiliki keterbatasan dalam akses baik pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Kabar duka yang baru saja menimpa Papua Tengah menjadi poin tambahan begitu lambatnya bantuan dan pertolongan yang diberikan kepada mereka.

Mungkin terkesan klise hidup sengsara di tanah yang kaya. Namun, itulah faktanya. Seperti meninggalnya 6 orang saat bencana kelaparan berlangsung di Papua Tengah. Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari bahwa yang terjadi adalah kekeringan akibat cuaca ekstrem dingin, sehingga mengakibatkan masyarakat gagal panen dan tidak  ada stok makanan cadangan karena akses yang sulit. (Republika.com/03/08/2023)

Ironis bukan? Seharusnya negara sudah siap siaga untuk mengantisipasi terjadinya kelaparan  akibat kemarau panjang dan cuaca ekstrem di Papua. Sebab musim kemarau dan kekeringan selalu terjadi di pertengahan  tahun mulai dari Mei, Juni, dan Juli. Bahkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebutkan setiap datangnya musim kering dan fenomena embun beku, maka akan berdampak pada gagal panen serta kekurangan bahan makanan dan air bersih (Republika.com/03/08/2023).

Dari berbagai pernyataan pejabat negara tersebut, tentunya muncul pertanyaan di benak kita semua. Jika setiap tahunnya akan terjadi kondisi yang mengerikan bahkan mengancam nyawa masyarakat di Papua, lantas mengapa masih lamban dan seolah menutup mata, telinga terhadap peristiwa yang menimpa masyarakat Papua Tengah setiap tahunnya?

Bukankah seharusnya lebih cepat diantisipasi, sebab kondisi kemarau dan cuaca ekstrem bisa diprediksi dengan kecanggihan alat saat ini?? Sebenarnya mereka yang duduk di kursi empuk sana merupakan wakil rakyat atau justru wakil kaum pemilik modal? Sebab terjadi ketimpangan yang sangat kentara antara menyikapi keinginan kaum kapital dengan keinginan masyarakat. Masyarakat “dianaktirikan” oleh wakil mereka sendiri.

Pasalnya setiap keinginan kaum pemilik modal selalu dimuluskan dan dipenuhi keinginannya meskipun harus mengubah undang-undang yang telah ada. Namun, berbeda dengan keinginan masyarakat yang ditanggapi seadanya bahkan diabaikan.

Dari peristiwa yang menimpa Papua Tengah ini setidaknya ada beberapa poin yang bisa di tarik kesimpulan, di antaranya:

(1) Banyaknya perusahaan asing/swasta tidak menjamin kesejahteraan masyarakat. Bahkan sampai saat ini akses jalan yang mulus dan mudah pun belum dirasakan oleh masyarakat. Padahal, perusahaan tambang emas terbesar ada di sana.

(2) Sistem Kapitalisme-Liberalisme sejatinya merupakan alat penjajahan gaya baru yang diterapkan di negeri ini. Buktinya kita sudah merdeka 78 tahun. Namun, masih terjajah baik dari segi ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan, dan lainnya.

(3) Sistem Pemerintahan yang demokrasi melahirkan pejabat yang lebih fokus untuk mengembalikan modal saat kampanye daripada nasib rakyatnya. Padahal mereka menjabat tidak lain karena suara rakyat.

Sejatinya kesulitan dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat bersifat sistematis dan struktural. Artinya sistem negara yang rusak akan melahirkan berbagai kebijakan yang rusak pula. Sistem negara itu ibarat fondasi rumah yang sifatnya harus bagus, baik, anti gempa, kokoh agar bangunan di atasnya dapat bertahan dan nyaman bagi penghuninya. Sistem yang kokoh dan menghasilkan peradaban yang mulia itu pernah ada, namanya sistem Islam.

Sistem Islam sudah mendapatkan segel dari Sang Pencipta Allah Azza wa Jalla, yaitu sistem yang membawa rahmat bagi seluruh Alam. Hal ini bisa dibuktikan dalam goresan tinta sejarah akan gemilangnya sistem Islam kala itu. Bahkan Islam menjadi mercusuar dunia selama 13 abad.

Islam memiliki sistem ekonomi politik yang menyejahterakan semua wilayah, tanpa melihat potensi wilayah tersebut. Bukti ini dapat kita temukan dalam berbagai sirah sahabat. Dikisahkan pada suatu kondisi di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, Hijaz mengalami paceklik sehingga masyarakat kekurangan bahan pangan dan gagal panen. Tindakan yang dilakukan Khalifah Umar adalah menyurati beberapa gubernur di berbagai wilayah Kekhilafahan, beliau meminta agar para gubernur tersebut mengirimkan makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya untuk masyarakat hijaz.

Gubernur Mesir, Amr bin Ash pun langsung sigap mengirimkan bantuan makanan dan pakaian setelah membaca perintah Khalifah Umar. Semua jalur digunakan, baik darat maupun lautan untuk mengirimkan berbagai kebutuhan masyarakat di Hijaz. Jalur laut, beliau mengirimkan 20 kapal yang berisi gandum dan lemak, sedangkan jalur darat, disiapkan 1.000 unta yang mengangkut gandum dan ribuan helai pakaian. (dalam buku 10 sahabat yang dijamin masuk syurga oleh Abdus Sattar Asy-Syaikh).

Melihat perbedaan yang begitu kontras antara masa kepemimpinan Islam dengan masa kepemimpinan sistem kapitalisme liberalisme menyadarkan kita bahwa satu-satunya sistem yang layak diterapkan di bumi ini hanyalah sistem Islam semata. Sistem yang bersumber dari Allah. Dan sudah selayaknya kita kembali pada pangkuan Islam dan meningkalkan sistem kapitalisme  yang menyengsarakan rakyat dan hanya menguntungkan kaum pemilik modal. Wallahu a'l

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Moni Mutia Liza S.Pd. Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pembangunan Bandara IKN, Mencaplok Tanah Warga?
Next
Sihir Kapitalisme dalam Rumah Tangga: Pernikahan Toksik Merajalela
4.5 6 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

25 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Rosmiati
Rosmiati
1 year ago

Jadi ingat waktu kuliah di Papua. Kadang suka miris lihat Mama- mama yang jualan di pasar. Dan kadang ada yg sampai masuk kampus hanya untuk sekedar tawarkan jualannya yang tak seberapa. Dalam hati sy suka membantin, "Kasian, sementara hasil alam mereka sungguh kaya. Tapi, kehidupan warga Papua masih sangat terbelakang."

moni mutia
moni mutia
Reply to  Rosmiati
1 year ago

Benar sekali, saya juga pernah satu kampus dengan anak Papua di Aceh, penampilan mereka juga jauh dari penampilan anak kampus lainnya, saat saya diskusi dengan beliau akan kayanya Papua, ia hanya mengatakan, org Papua tidak banyak yg bekerja di PT pertambangan bahkan mereka terkena limbah dari PT tersebut.

Innalilah, begitu dholimnya kebijakan yg lahir dari ideologi kapitalisme

Linda
Linda
1 year ago

Miris memang hidup dalam sistem kapitalis. Daerah yg SDAnya melimpah saja, negara abai & menutup mata atas apa yg menimpa rakyat nya. Apalah lagi daerah-daerah yg mmg minim SDAnya.
Jangan berharap ada pemimpin seperti Khalifah Umar, jika sistem nya masih Sekuler Kapitalis.

moni mutia
moni mutia
Reply to  Linda
1 year ago

Sangat setuju, sistem kapitalisme TDK mampu menghasilkan pemimpin yg amanah dan adil justru pemimpin yg rakus akan kekuasaan dan harta.

Lia
Lia
1 year ago

Benar sekali, sistem kapitalis tidak bisa digunakan dalam negara karna akan sangat rugi bgi masyarakat bahkn negara, kasus yg seperti ini harus segera ditangani, karna banyak pihak yg dirugikan, contohny ya papua. Wilayah yg kekayaan melimpah bisa ada kasus yg seperti ini. Hal tersebut trjadi karna negara menganut sistem kapitalis, yg dimana mereka hanya ingin keuntungan yg besar tanpa memperdulikan nasib rakyat yg menderita.

moni mutia
moni mutia
Reply to  Lia
1 year ago

Masya Allah, setuju sekali dengan apa yg disampaikan Lia, akhiri sistem buatan manusia dan kembali pada sistem yg haq, yaitu islam

Dara
Dara
1 year ago

Benar. sistem kapitalis sangat membuat rakyat sengsara dan sistem ini tidak dapat menyelesaikan Malasah yang terjadi salah satunya Papua.

moni mutia
moni mutia
Reply to  Dara
1 year ago

Terimakasih dara atas komentarnya. Setuju dengan apa yg disampaikan dara. Bahwa kapitalisme TDK mampu menyelesaikan seluruh problematika masyarakat dengan tuntas, adil, transparan dan sesuai fitrah manusia.

R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

Kaya SDA ibarat "kutukan" jika berada dalam sistem sekuler kapitalisme.. Wilayah yang kaya SDA akan dicaplok habis oleh para penjajah kafir Barat..

moni mutia
moni mutia
Reply to  R. Bilhaq
1 year ago

Iya, saya setuju. Hampir tidak ada bagian SDA di negeri muslim yg tidak mereka kuasai dan dikeruk habis2an

Ratih Pertiwi
Ratih Pertiwi
1 year ago

Seperti yang sudah tertera pada kesimpulan banyaknya perusahaan yang merugikan rakyat, pejabat yang tidak memperhatikan nasib rakyat, itu merupakan bagian dari sistem kapitalis- liberalisme yang mereka hanya mencari manfaat dan keuntungan bagi mereka tanpa peduli dampak yang terjadi pada masyarakat karena sistem kapitalis hanya akan merugikan rakyat, contoh nya seperti keadaan yang di alami oleh masyarakat di Papua.

moni mutia
moni mutia
Reply to  Ratih Pertiwi
1 year ago

Benar, bahkan bukan hanya Papua yg sengsara karena sistem kapitalisme ini, namun seluruh negeri yg menerapkan ideologi ini akan sengsara masyarakat nya

sartinah828
1 year ago

Kemiskinan rakyat Papua hanya salah satu contoh, karena kondisi ini juga terjadi di daerah-daerah lain, hanya tingkat kemiskinannya saja yang mungkin berbeda. Ini sebenarnya wujud nyata kegagalan kapitalisme dalam mewujudkan kesejahteraan. Liberalisasi SDA adalah petaka bagi rakyat yang melahirkan kemiskinan sistemis.

moni mutia
moni mutia
Reply to  sartinah828
1 year ago

Benar, kalau kita melihat berita, sungguh rakyat Indonesia ini sebenarnya hidup dalam kesempitan,. Seharusnya kita tak hidup melarat bahkan rakyat Indonesia akan hidup mewah jika pengelolaan SDA sesuai syariat, bila sanksi juga sesuai syariat, kepemimpinan sesuai syariat.

Ah.... Ini harapan masyarakat pastinya hidup dengan tenang tanpa hutang, ibadah nyaman, pendidikan dan kesehatan yg gratis... Tapi bicara yg nyaman lagi gratis tampaknya tak ada di Kamus kapitalisme...
...

Masihkah ada org percaya bahwa kapitalisme sumber masalah di negri muslim??

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Kesengsaraan yang dialami masyarakat Papua Tengah hingga 6 orang mati karena kelaparan jelas yang bertanggung jawab adalah sistem kapitalisme. Sistem ini tidak hanya menyebabkan kemiskinan akut di Papua tetapi juga seluruh dunia.

moni mutia
moni mutia
Reply to  Nining Sarimanah
1 year ago

Benar sekali ukhty, kemiskinan ini TDK mampu dibasmi oleh sistem kapitalisme, karena sejatinya sistem ini merupakan alat penjajahan barat untuk menguasai seluruh wilayah kaum muslim. Jadi kemiskinan itu diciptakan oleh sistem itu sendiri.

Mira
Mira
1 year ago

Sdah seharusnya hal in dtangani lebih cpat olh pemerinth,,tp hal2 sperti ini kurang diekspos lebih jauh oleh media tv khususnya,.hnya lebih byk yg bgus2 nya saja,,smua itu hnyalh pencitraan semata,aplgi in thun politik,bagi penguasa zhalim itu ngk penting,yg penting ngurusin pribdi sendri,,hal2 kmiskinan akan tergerus hilang ditelan bumi,,.kita saksikan saja akhir rwyat hdup pmimpin,,yg sdah nampak di azab di dunia tu si SB dgn skadal korupnya,suka makan uang rakyat,rakyat mnjerit kelaparn,cb uang itu dgunakan untuk rakyt2 yg klpran di papua atau dmnapun,bsa lah teratsi yg nmanya klparan, bs jdi ada dftar selnjutnya yg mnyusul si SB

moni mutia
moni mutia
Reply to  Mira
1 year ago

Sejatinya sistem membuka peluang besar menciptakan manusia monster. Artinya selama sistem kapitalisme ini masih diterapkan akan ada banyak manusia yg hanya mementingkan nasib keluarga dan partainya saja. Mereka menyuarakan atas nama rakyat, namun sejatinya menghisap darah rakyat dengan berbagai kebijakan yg diberlakukan atas rakyat. Akhiri sistem kapitalisme ini, ganti dengan sistem Islam yg jelas2 sumbernya adalah dari Allah SWT.

Mira
Mira
Reply to  Mira
1 year ago

Smga mnjdi pelajran bgi korup2 di papua dgn azab yg dbri Allah sm si SB (sun... Bol....),.

Mimi Muthmainnah
Mimi Muthmainnah
1 year ago

Belajar dari kasus Papua. Selama sistemnya kapitalisme sekuler n liberal. Maka rakyat sulit sejahtera. Karena panguasa lebih mementingkan korporasi asing dan aseng dari nasib rakyatnya.

moni mutia
moni mutia
Reply to  Mimi Muthmainnah
1 year ago

Setuju sekali. Setiap tahunnya semakin banyak kerja sama asing -aseng, bagaimana nasib rakyat Indonesia kedepannya???

firda umayah
firda umayah
1 year ago

Memang benar.. kemiskinan dan kesengsaraan rakyat saat ini bersifat sistematis dan struktural. Oleh karena itu, solusinya pun harus demikian. Solusi terbaik bukan dari sistem kapitalisme atau sosialisme yang terbukti gagal. Solusi terbaik hanya ada di dalam sistem Islam yang telah terbukti selama 13 abad lamanya.

moni mutia
moni mutia
Reply to  firda umayah
1 year ago

Masya Allah, setuju sekali mbak Firda,. Hanya saja masih banyak umat muslim yg belum mengetahui kehebatan Islam sebagai mabda.

Aya Ummunajwa
Aya Ummunajwa
1 year ago

Kelaparan di lumbung padi..beginilah potret kapitalisme jika diterapkan, hanya membawa kesengsaraan..saatnya dicampakkan

moni mutia
moni mutia
Reply to  Aya Ummunajwa
1 year ago

Jazakillah khair mb, sudah menyempatkan untuk membaca dan ngomentarin.

Benar sekali yg Mb Aya sampaikan, saatnya kita kembali pada yg haq yaitu dinul Islam secara kaffah.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram