Investasi di Sistem Kapitalis Berakhir Tragis

Investasi IKN

Seharusnya Indonesia lebih berhati-hati dalam menerima investasi dari luar negeri, khususnya Cina. Investasi dalam kapitalisme sejatinya adalah penjajahan berkedok pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi. Tidak ada makan siang gratis dalam sistem kapitalisme.

Oleh. Luluk Kiftiyah
(Kontributor NarasiPost.Com dan Muslimah Preneur)

NarasiPost.Com-Negeriku mesra pada investor
Namun garang pada rakyat
Negeri yang terkenal banyak koruptor
Itulah tapak tilas negeri srimulat

Menakjubkan! Utang Indonesia kini meningkat. Pasca kepulangan Presiden Joko Widodo dari Cina, kini rezim memiliki hubungan yang makin mesra. Sebab, mendapatkan investasi dari Cina, Xinyi Internasional Investment Limited senilai US$ 11.5 miliar atau setara 175 triliun. (cnbcindonesia.com, 29/7/2023)

Selain itu, Presiden Joko Widodo telah menyiapkan lahan 34.000 hektar (ha) di Ibu Kota Negara (IKN) untuk investor Cina. Lahan tersebut disiapkan khusus untuk bisnis properti, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Dari sini, berdasarkan data APBN edisibulan Juli 2023, utang Indonesia angkanya sudah tembus di Rp7.805,19 triliun. (suara.com, 28/7/2023)

Mirisnya, pemerintah menilai jika utang Indonesia masih dibatas ambang aman. Jika mengacu pada defisit neraca APBN dan pagu rasio utang dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), sesuai Undang-Undang No.17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara. Dilihat dari anggaran kesehatan tahun 2022 sebesar Rp176,7 triliun, dan anggaran belanja di sektor pendidikan sebesar Rp472,6 triliun. Di mana rasio utang Indonesia di tahun 2023 masih di angka 38,15 persen dari PDB. Sedangkan pagu dalam UU 17/2023, dipatok 60 persen dari PDB. Dari sini artinya, utang Indonesia berpotensi membesar. https://narasipost.com/opini/02/2023/investasi-cina-jebakan-bagi-indonesia/

Seharusnya Indonesia lebih berhati-hati dalam menerima investasi dari luar negeri khususnya Cina. Investasi dalam kapitalisme sejatinya adalah penjajahan berkedok pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi. Tidak ada makan siang gratis dalam sistem kapitalisme. Jika Indonesia tidak bisa membayar utang pada Cina, bukan tidak mungkin akan bernasib sama seperti negara Zimbabwe dan Srilanka.

Negara Zimbabwe yang harus rela mengganti mata uangnya menjadi yuan sebagai imbalan atas pelunasan utangnya terhadap Cina. Adapun Srilanka kehilangan dua infrastruktur kebanggaannya, yakni bandara dan pelabuhan Hambantota, akibat tidak bisa membayar utang pada Cina sebesar 1.5 miliar US$.

Artinya, tindakan menerima investasi dan menawarkan lahan IKN seluas 34.000 hektar pada Cina sangat tidak menguntungkan dan berbahaya. Mengingat dari awal, proyek IKN yang dijalankan ini terkesan seperti orang yang panik. Langkah-langkah yang dijalankan terlihat tidak terukur, karena memang beberapa harapan tidak sesuai dengan rencana. Apalagi, sebelumnya sudah banyak pihak yang mengingatkan ketidak layakan proyek ini jika dilanjutkan. https://narasipost.com/opini/11/2020/pemburu-investor-tetaplah-pengekor/

Seharusnya pemerintah fokus pada hal yang bersifat urgen, seperti mengatasi kemiskinan, daripada sibuk membangun ibu kota baru. Bahkan pembangunan dilakukan dengan modal utang. Sejatinya, memang inilah watak asli dari sistem kapitalis sekuler. Penguasahanya akan melakukan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan bagi kelompok mereka sendiri, tanpa memikirkan dampak pada rakyatnya.

Urusan rakyat dianaktirikan. Nyatanya di tengah investasi yang tinggi, Indonesia mengalami kelaparan dengan urutan tertinggi se-ASEAN. Kita lihat saja Papua, dengan kekayaan emasnya yang melimpah ruah, ternyata masyarakat di sana mengalami kelaparan. Begitu juga dengan di Bojonegoro, kota yang kaya akan minyak, tetapi masih banyak masyarakatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Hal ini menunjukkan bahwa sistem kapitalis sekuler, tidak layak diterapkan. Agar negara terbebas dari utang, sudah seharusnya umat mengadopsi aturan Allah Swt. Islam diturunkan oleh Allah Swt., sebagai sistemkehidupan yang menjelaskan segala sesuatu. Sebagaimana Allah Swt. berfirman,

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ

"Dan kami turunkan kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim).” (QS. An-Nahl [16]: 89)

Islam sudah memiliki mekanisme agar negara mempunyai modal besar untuk pembangunan tanpa utang. Dengan menerapkan konsep tata kelola seperti sistem ekonomi dan politik, yang secara praktis pernah diterapkan oleh negara Islam (Khilafah). Strategi negara dalam membiayai proyek infrastruktur dengan memproteksi beberapa kategori kepemilikan umum, seperti air, hutan, barang tambang besi, tembaga, emas, minyak bumi, gas alam yang ada di dasar ataupun di perut bumi.

Negara mengambil alih pengelolaan kekayaan ini, namun hasilnya dikembalikan untuk dinikmati rakyat. Sehingga rakyat mendapatkan pelayanan terbaik. Bahkan mendapatkan jaminan kesehatan dan pendidikan secara gratis.

Begitulah Islam memandang sumber air yang mengalir, sumur-sumur minyak, dan tambang-tambang bukanlah milik negara ataupun pribadi, sebagaimana asas sistem kapitalis liberal. Bisa juga diambil dari kepemilikannegara meliputi, harta fai, zakat, 'usyur, kharaj, jizyah, ganimah, dan yang lainnya. Sebab semua itu hak kaum muslimin.

Seperti itulah khalifah menjalankan negaranya, agar kedaulatan negara terjaga dan tidak terkoyak-koyak oleh negara asing melalui jalur investasi alias utang luarnegeri. Sehingga, bukan mustahil jika Indonesia terbebas dari utang Cina dan menjadi negara adidaya. Melihat negeri-negeri muslim yang kaya raya dengan sumber daya alamnya, khususnya Indonesia. Tentu keberkahan akan terwujud jika negara menerapkan Islam kafah (Khilafah).

Wallahua’lambisshawab.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Luluk Kiftiyah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pagelaran Istana Berkebaya, Inikah Hakikat Merdeka?
Next
Bukan Sekadar Ngopi
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

7 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Hanum Hanindita
Hanum Hanindita
1 year ago

Investasi itu sejatinya hanya untuk mengelabui, agar target negara yang dituju bisa dikuasai oleh imperialis

firda umayah
firda umayah
1 year ago

Benar sekali. Setiap utang luar negeri yang didapatkan pasti akan memengaruhi kedaulatan negara. Cuma sistem pemerintahan Islam saja yang kedaulatannya terjaga

Mimy Muthamainnah
Mimy Muthamainnah
1 year ago

Neoimperialisme sedang dijalankan di negeri ini. Sayangnya bukan dihentikan oleh penguasa malah membuka keran-keran makin lebar.

R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

Investasi membuat negeri ini kian terjajah.. teriak merdeka? malu rasanya dengan limpahan utang segunduk..

Sartika Rempaka
1 year ago

Investasi itu penjajahan gaya baru. Semakin besar investasi asing di negeri ini, semakin hilang kewibawaan Indonesia di mata dunia. Miris memang, tapi anehnya pemerintah kok makin bangga kalau investor makin banyak.

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram