Hipokrisi Ajang Kecantikan

Hipokrisi ajang kecantikan

Dengan melihat sejarah dan tujuan digelarnya Miss Universe, tergambar jelas bahwa tujuannya adalah promosi demi keuntungan materi dengan memanfaatkan kecantikan dan keindahan tubuh wanita. Hipokrisi (kemunafikan) tampak jelas terjadi dalam kontes ini. 

Oleh. Neni Nurlaelasari
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Wanita laksana perhiasan dunia. Mereka diciptakan dengan segala keindahan, maka tak heran jika dunia saat ini menggelar ajang kecantikan untuk mengapresiasi wujud keindahannya. Salah satunya adalah Miss Universe, ajang kecantikan tingkat dunia yang kini mulai menyasar pada tingkat negara.

Indonesia mulai tahun ini menggelar Miss Universe Indonesia. Ajang kecantikan ini terbentuk pada 8 Februari 2023 dan baru saja menyelesaikan kontes pertamanya (Kompas.com, 8-8-2023). Di tengah berjalannya kontes, beredar kabar tentang pelecehan yang terjadi pada para finalis Miss Universe Indonesia saat karantina. Sejumlah finalis Miss Universe Indonesia (MUID) menjadi korban pelecehan seksual pada sesi pemotretan yang dilakukan tanpa busana (DetikNews.com, 12-08-2023).

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Maneger Nasution, menyatakan siap memproses dan memberi perlindungan jika para korban mengajukan permohonan perlindungan sesuai ketentuan yang berlaku (DetikNews.com, 12-8-2023).

Sekilas Pandang Miss Universe

Miss Universe adalah kontes kecantikan yang berbasis di New York, Amerika Serikat. Berdiri pada tahun 1952 dan pertama kali digelar oleh Pasific Knitting Mills, sebuah perusahaan pakaian renang yang bertujuan untuk mempromosikan pakaian renang Catalina yang berbasis di California.

Slogan Miss Universe bertema 3B (Brain, Beauty, Behaviour). Hal ini diwujudkan dalam bentuk kepercayaan diri seorang wanita dalam berbagai macam kegiatan, seperti kegiatan amal, kampanye positif, dan kegiatan promosi. Pemenang Miss Universe secara otomatis menjadi brand ambassador dari berbagai produk di seluruh dunia yang telah bekerja sama dengan organisasi Miss Universe (Tirto.id, 14-12-2018).

Sementara itu, di Indonesia, pemenang ajang Miss Universe Indonesia akan menjadi satu-satunya yang mewakili Indonesia untuk bersaing dengan perwakilan berbagai negara di seluruh dunia pada ajang Miss Universe tingkat dunia.

Hipokrisi Terkait Pelecehan

Dengan melihat sejarah dan tujuan digelarnya kontes tersebut, tergambar jelas bahwa tujuannya adalah promosi demi keuntungan materi dengan memanfaatkan kecantikan dan keindahan tubuh wanita. Hipokrisi (kemunafikan) tampak jelas terjadi dalam kontes ini. Berdalih mengapresiasi wanita, ternyata kontes ini justru menjadi ajang promosi produk untuk meraup keuntungan, meski mencampakkan kehormatan wanita.

Tentu saja pelecehan wanita akan sangat mudah terjadi pada ajang ini. Pemotretan tanpa busana dinilai sebagai pelecehan, sedangkan kontes kecantikan yang mengeksploitasi tubuh wanita demi promosi tidak dinilai sebagai tindakan pelecehan. Padahal mempertontonkan kemolekan dan keindahan tubuh wanita dalam balutan promosi pakaian renang ini adalah jenis eksploitasi wanita yang enggan mereka akui. 

Itulah dampak sistem kapitalisme yang telah lama bercokol mencengkeram dunia. Wanita dipandang sebagai komoditas yang mampu mendatangkan keuntungan materi. Dengan mengeksploitasi tubuh wanita, para kapitalis berusaha menarik konsumen tanpa peduli akan kehormatannya.

Di sisi lain, virus liberalisme (kebebasan tanpa batas) sukses memengaruhi kaum hawa dengan ide kesetaraan gender. Ide ini memandang wanita memiliki hak yang sama untuk berkiprah di ranah publik seperti laki-laki sehingga mampu mendatangkan materi, meski dengan mengeksploitasi tubuh dan kecantikannya. Tidak heran jika wanita beramai-ramai ingin tampil di ajang kecantikan, termasuk mengikuti ajang Miss Universe.

Sementara itu, sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) yang diterapkan ikut membuka celah. Standar perbuatan manusia tidak lagi berpijak pada standar halal atau haram dalam agama. Dengan demikian, ajang kecantikan dianggap sah-sah saja dalam sistem ini. Bahkan pandangan tentang kecantikan wanita pun jauh bergeser dari fitrahnya, yaitu dari cantik karena akhlak dan ketaatannya pada aturan Pencipta, menjadi cantik yang tergambar hanya pada paras dan kemolekan tubuh semata.

Adapun slogan yang digaungkan dalam kontes tersebut, tidak lebih sebagai pemanis semata. Karena standar lulus mengikuti ajang tersebut tetaplah melihat fisik dan kecantikannya. Dan body checking inilah yang akhirnya membuka kesempatan terjadinya pelecehan pada ajang Miss Universe Indonesia. Begitulah pandangan sistem kapitalisme sekuler terhadap wanita. Materi adalah segalanya, walaupun harus mencampakkan kehormatan wanita.

Islam Menjaga Kehormatan Wanita

Kondisi demikian berbeda dengan Islam. Islam sebagai agama yang sempurna tentu sangat menjaga kehormatan wanita. Hal ini tergambar jelas dari sejak Islam hadir di tengah masyarakat Arab jahiliah. Wanita pada zaman jahiliah dipandang sangat rendah. Bahkan bayi perempuan yang lahir dianggap aib sehingga dikubur hidup-hidup. 

Tidak hanya itu, wanita pada zaman jahiliah pun hanya dipandang sebagai perhiasan dan tidak lebih dari pemuas nafsu belaka. Mereka tidak mendapatkan hak pendidikan, hak waris, bahkan wanita menjadi barang warisan kala itu. Sungguh kondisi yang mengiris hati.

Kedatangan Islam telah mengangkat derajat wanita menjadi mulia. Islam menghapus tradisi jahiliah yang menjadikan wanita sebagai barang warisan. Sebagaimana dalam firman Allah Swt., 

"Wahai orang-orang yang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya." (QS. An-Nisa: 19).

Sementara itu, anjuran untuk berbuat baik kepada wanita  terdapat dalam hadis Rasulullah saw., 

"Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita." (HR. Muslim).

Selain itu, Islam menjamin hak-hak wanita seperti hak yang sama dalam beribadah dan mendapat pahala (QS. An-Nisa: 124), hak untuk di libatkan dalam musyawarah (QS. Al-Baqarah: 233), mengadukan permasalahannya pada hakim (QS. Al-Mujadilah: 1), serta menjadi partner laki-laki dalam peran amar makruf nahi mungkar dan ibadah lainnya (QS. At-Taubah: 71). Dengan demikian, wanita terjamin tidak hanya perkara agamanya, tetapi juga kehormatannya, serta akal dan jiwanya. Inilah bukti Islam memuliakan wanita.

Bagaikan mutiara yang mahal dan sangat berharga, begitulah Islam menempatkan wanita sebagai mahluk yang harus dijaga. Agar wanita dapat menjalankan peran strategisnya sebagai pendidik generasi mendatang, maka Islam memberikan aturan untuk melindungi kehormatan wanita dari berbagai tindak kejahatan, termasuk pelecehan. Seperti kewajiban berjilbab (QS. Al-Ahzab: 59), larangan bertabaruj yaitu menampakkan kecantikan bukan pada mahramnya, larangan berkhalwat (berduaan dengan yang bukan mahram), dan ber-ikhtilat (campur baru antara laki-laki dan wanita tanpa alasan yang syar'i).

Namun demikian, wanita dalam Islam tetap diperbolehkan untuk bekerja atau berkarya di ranah publik, seperti berdagang dan bekerja, selama pekerjaan itu tidak melanggar syariat Islam. Jenis pekerjaan wanita pun tidak boleh mengeksploitasi tubuh dan kecantikannya. Oleh karenanya, ajang kecantikan seperti Miss Universe jelas hukumnya haram dalam Islam.

Sementara itu, negara dalam sistem Islam berperan di garda terdepan dalam melindungi kehormatan wanita. Salah satu bukti nyatanya adalah pada masa Kekhalifahan Abbasiyah, yaitu masa Khalifah Al-Mu'tashim Billah.https://narasipost.com/opini/08/2023/hipokrisi-dalam-kasus-pelecehan-finalis-miss-universe/ 

Saat itu seorang muslimah dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar dilecehkan oleh orang Romawi. Mereka mengikat ujung jilbabnya pada sebuah paku sehingga ketika berdiri, terlihat auratnya. Kemudian muslimah itu berteriak memanggil sang khalifah. 

Ketika mendapatkan laporan tersebut, tak ayal sang khalifah langsung menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriyah. Peperangan dengan Romawi pun membuahkan hasil. Sebanyak 30.000 prajurit Romawi terbunuh, sedangkan 30.000 lainnya menjadi tawanan.

Sungguh indah Islam memuliakan wanita. Sepanjang sejarah peradaban Islam, wanita dimuliakan dan dijaga kehormatannya. Namun, kesempurnaan sistem Islam ini tidak akan bisa terwujud jika kapitalisme masih mencengkeram erat seluruh penjuru negeri. Sudah semestinya Islam kaffah diterapkan agar pelecehan terhadap wanita tidak terjadi lagi. Wallahua'lam bi al-shawab.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Neni Nurlaelasari Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Perempuan Sejati Bukan yang Tampil Seksi
Next
You are The Best, Mom! 
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram