Mengejar kecantikan dalam sistem kapitalisme adalah bentuk dari eksploitasi diri. Mengejar kecantikan fisik ala kapitalisme hanya akan menjerumuskan pada kemaksiatan.
Oleh. Luluk Kiftiyah
(Kontributor NarasiPost.Com dan Muslimah Preneur)
NarasiPost.Com-Allah Swt. berfirman,
يَابَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا
"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu, dan pakaian indah untuk perhiasan." (QS. Al-A'raf [7]: 26)
Gempuran budaya Barat Kapitalisme kian menjerat umat muslim di dunia, khususnya Indonesia. Aturan syariat menurut aurat tidak lagi diindahkan. Baru-baru saja Indonesia digegerkan dengan pelecehan seksual, yang terjadi pada beberapa finalis kontes Miss UniverseIndonesia (MUID). Sejumlah finalis kontes Miss Universe 2023 menjadi korban pelecehan seksual. Dari keterangan Mellisa Anggraini selaku kuasa hukum korban menyampaikan, ada 30 korban. Namun sejauh ini yang memberikan kuasa masih 7 orang.
Pelecehan seksual terjadi saat dilakukan pemotretan tanpa busana, alih-alih melakukan pemeriksaan badan (body checking). Padahal pemotretan tanpa busana ini sebelumnya belum pernah dijelaskan dalam rundown acara. Parahnya, body checking ini tidak dilakukan di ruang privat atau tertutup, yang mana ada beberapa orang lalu lalang, baik pria maupun wanita. Bodychecking ini dilakukan di ballroom, dengan sekat seadanya. Ruangan hanya disekat dengan banner, gantungan baju, dan di setiap sudut ada CCTV. (beritasolo.com, 10/8/2023)https://narasipost.com/opini/10/2021/miss-queen-indonesia-ajang-kaum-pelangi-unjuk-gigi-di-mana-peran-negara-dalam-memberikan-proteksi/
Memang tak dapat dimungkiri, kontes kecantikan kian hari makin beragam. Di antara kontes kecantikan di Indonesia yang ada, Miss Universe merupakan kontes yang paling baru, yakni terbentuk pada tanggal 8 Februari 2023. Tanggal 3 Agustus kemarin, gelar Miss Universe pertama jatuh di tangan Fabienne Nicole Groeneveld, perwakilan dari DKI Jakarta. Dia yang digadang-gadang, akan mewakili Miss Universe Indonesia di kancah internasional pada 18 November 2023. (kompas.tv, 9 Agustus 2023)
Miss Universe Ajang Komoditas Wanita
Bicara Miss Universe, tentu yang mengikuti ialah orang-orang yang memiliki kriteria ideal. Adapun kriteria ideal tersebut disingkat dengan kata "MISS", yang artinya, Maner (berperilaku baik), Impressive (berkesan), Smart(cerdas), dan Sosial (bersosial tinggi). Adapun tujuan diselenggarakannya kontes Miss Universe ini, untuk memberdayakan perempuan. Menumbuhkan kepercayaan diri bagi mereka, karena memiliki tubuh indah. Sekaligus sebagai pengembangan kepemimpinan perempuan untuk melakukan perubahan.
Siapa yang tidak tertarik dengan kontes ini? Di mana kontes Miss Universe internasional, menghadiahkan pemenangnya $250.000 atau sekitar Rp3,7 miliar. Selain itu, masih mendapatkan fasilitas untuk tinggal di apartemen mewah, organisasi di New York City selama satu tahun. Wanita mana yang tidak bangga jika mendapatkan gelar "Miss Universe skala Internasional"? Apalagi ada imbalan hadiah yang cukup besar. Tentu kontes ini menjadi ajang bergengsi di setiap tahunnya.
Hanya saja, melihat kasus Miss Universe yang mengalami pelecehan seksual, tidak cukupkah hal tersebut menjadi pelajaran bagi para wanita. Sejatinya, kontes Miss Universe ialah ajang pelecehan wanita. Bagaimana tidak, wanita yang seharusnya dimuliakan, dan dijaga kehormatannya, kini seolah menjadi barang yang dieksploitasi tubuhnya. Semua ini tidak lepas dari propaganda Barat untuk mendistorsi agama Islam.
Akibat menjamurnya pemikiran kapitalistik di tengah masyarakat, menjadikan segala sesuatunya dinilai dengan materi. Bahkan mereka rela menderita, demi mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Menjadi sosok yang cantik dengan memperlihatkan kecantikan mereka ke publik, akan memberikan kepuasan tersendiri bagi mereka.
Dengan dalih kebebasan berekspresi, setiap senti tubuh perempuan dijadikan komoditas. Meski harus melanggar nilai-nilai agama. Demi materi, tak segan-segan mereka membuka aurat, menonjolkan lekuk tubuh, sampai adegan pornografi dan pornoaksi pun dilakukan. Mereka rela melakukan, demi mendapat penilaian manusia.https://narasipost.com/teenager/08/2022/cantik-versi-islam-why-not/
Alhasil, hal ini ditangkap sebagai peluang besar oleh para pebisnis. Sebab dapat mendatangkan keuntungan besar bagi industri yang bersangkutan. Tidak dapat dinafikan, kecantikan fisik ialah sisi yang paling menarik dari seorang perempuan. Sehingga kontes ini dilirik oleh banyak kalangan, tak terkecuali pemodal atau para kapital. Akibatnya, kecantikan perempuan dijadikan sebagai komoditas yang dapat menarik perhatian dan menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya.
Islam Mengatur Muslimah
Berbeda halnya dengan Islam, yang sangat memuliakan perempuan. Sebagaimana pernah suatu keadaan, Asma' masuk ke ruangan perempuan dengan berpakaian tipis, kemudian Rasulullah saw. bersabda,
يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتْ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَاوَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ
“Wahai Asma’ sesungguhnya perempuan itu jika telah balig tidak pantas menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, sambil menunjuk telapak tangan dan wajahnya.” (HR. Muslim)
Artinya, Islam telah mengatur batasan aurat perempuan yang boleh dan tidak boleh dilihat oleh sesama perempuan, maupun laki-laki ajnabi (orang asing). Aturan tersebut semata-mata untuk menjaga kehormatan perempuan. Sebab mengejar kecantikan dalam sistem kapitalisme adalah bentuk dari eksploitasi diri. Mengejar kecantikan fisik ala kapitalisme hanya akan menjerumuskan pada kemaksiatan.
Oleh karena itu, Islam memiliki aturan yang harus dijalankan oleh muslimah. Pertama, bersyukur dengan semua yang Allah Swt. beri. Jika diberikan keindahan fisik, tetap rendah hati, dan menganggap kecantikan adalah ujian, agar tidak terjerumus pada kemaksiatan. Namun jika diberi kekurangan berupa keterbatasan fisik, tetap bersyukur atau tidak insecure. Sebab kecantikan fisik tidak mengubah nilai ketaatan di sisi Allah Swt., dan tidak pula dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt.
Kedua, tidak tabaruj (bersolek dengan menonjolkan kecantikan kepada laki-laki nonmahram). Pada dasarnya, berdandan atau berhias boleh dilakukan, asalkan tidak tabaruj.
Ketiga, tidak mengubah ciptaan Allah Swt., seperti melakukan operasi plastik (oplas), mencukur alis, menyambung rambut, dan memasang behel. Kecuali hal tersebut untuk kesehatan.
Keempat, menutup aurat secara sempurna jika sudah balig. Sebab, sudah fitrahnya tubuh perempuan terlihat indah, dan mengundang syahwat di mata lelaki yang tidak menjaga pandangannya.
Kelima, tidak ber-khalwat (berdua-duaan dengan laki-laki ajnabi) tanpa uzur syar'i, dan menjaga pandangan.
Keenam, tidak tergoda dengan gaya hidup konsumtif. Di mana harus bisa memanajemen keinginan dan kebutuhan.
Keenam poin tersebut akan terwujud, apabila negara menerapkan sistem Islam kafah (Khilafah). Di mana negara benar-benar memperhatikan akidah umatnya. Negara memfasilitasi umat untuk mendapatkan ilmu agama dan tsaqofah islami.
Dengan demikian, kesadaran diri akan muncul dalam melakukan ketaatan kepada Allah Swt., dan senantiasa akan melakukan 6 poin tersebut. Sebab mereka tidak lagi gila mengejar eksistensi diri. Mereka akan memahami, ajang Miss Universe hanya ajang untuk mengeksploitasi perempuan. Di mana kecantikan versi Islam bukan sekedar cantik fisik, dan mendapatkan pengakuan dari manusia. Tetapi, kecantikan yang membuat seseorang semakin dekat dengan Allah Swt. Sehingga menjadi muslimah yang berdedikasi tinggi dan salihah.
Wallahu a’lam bishawab.
Pentingnya muslimah mengaji Islam, agar tahu tentang kewajiban menutup aurat dsb...
Memang kapitalisme itu membuat para wanita menjadi ajang untuk di pertontonkan, ya meskipun tak perduli halal dan haram.
Mirisnya hidup dalam cengkeraman kapitalisme liberal
Kapitalisme memang merendahkan kehormatan wanita. Demi cuan, tak segan tubuh wanita dipertontonkan. Maka hanya sistem Islam yang melindungi kehormatan wanita.
Bener banget, Miss Universe sejatinya ajang eksploitasi yang dibungkus kecantikan
Perempuan layaknya barang dalam sisyem kapitalisme, bertopeng dengan ajang bergengsi, ratu kecantikan, namun sejatinya di balik itu tetap eksploitasi terhadap perempuan. Inilah kapitalisme dan caranya memperlakukan wanita
Iyes miris banget
Sudah saatnya perempuan sadar bahwa tubuh tidak untuk dipertontonkan, mengatasnamakan ratu kecantikan