Tuduhan Keji yang Memojokkan Umat Islam

"Isu terorisme menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya. Semua itu merupakan dampak buruk dari sistem yang terus dipertahankan di negeri ini. Padahal sudah sangat jelas di depan mata bagaimana rusaknya sistem buatan manusia ini. Dalam sistem ini, tuduhan-tuduhan tak berdasar tumbuh subur. Tuduhan tersebut lahir dari salahnya pemahaman yang didapatkan yaitu pemahaman sistem kufur."

Oleh. Atien
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّٰهُ اِلَّآ اَنْ يُّتِمَّ نُوْرَهٗ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ

"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai."(QS. At-Taubah [9]: 32)

Teroris kembali beraksi.
Mungkin itu yang ada di benak masyarakat saat Detasemen Khusus (Densus) 88 melakukan operasi penangkapan terhadap terduga pentolan Jemaah Islamiah (JI) wilayah Aceh. Para polisi antiteror itu berhasil menangkap ISA (37) di kantor Desa Sidodadi, Kecamatan Kejuruan Muda, Aceh Tamiang.

Hal itu dijelaskan oleh Kabid Humas Polda Aceh Kombes, Winardi. Lebih lanjut Winardi menyampaikan bahwa ISA merupakan koordinator jaringan JI wilayah Aceh dan Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Sumbagut wilayah Aceh Tamiang dari tahun 2010 sampai sekarang. Keterangan tersebut disampaikan Winardi pada Rabu (3/8/2022 Liputan6.com).

Baru Dugaan

Tertangkapnya ISA oleh Densus 88 menambah daftar panjang pelaku terorisme. Meskipun baru dugaan, hal itu telanjur berkembang di tengah-tengah masyarakat. Stigma negatif yang disematkan untuk terduga pelaku akan terus menempel seumur hidup. Sekali lagi, sebutan sebagai teroris masih sebatas dugaan. Tentu kondisi tersebut membuat terduga pelaku tidak mampu membela diri. Sungguh sebuah tuduhan yang
menyakitkan hati.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata terorisme adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik). Arti lainnya dari terorisme adalah praktik tindakan teror. Dengan merujuk arti terorisme di atas, penangkapan ISA oleh Densus 88 tentu menimbulkan tanda tanya di tengah masyarakat. Apakah ISA telah melakukan tindakan kekerasan dan menimbulkan ketakutan yang membuat orang lain tidak nyaman? Kalau tidak, berarti ada motif tersembunyi di balik aksi penangkapan ISA.

Masih segar dalam ingatan bagaimana Densus 88 menembak mati seorang tersangka teroris bernama dokter Sunardi di wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah. Sunardi diduga merupakan bagian dari jaringan teroris Jamaah Islamiah (JI).
(9/3/2022, CNNIndonesia)

Lagi-lagi status korban juga masih terduga. Meski mendapat banyak kecaman, Densus 88 bersikukuh bahwa tindakannya menembak mati Sunardi sudah sesuai aturan.

Isu Hangat

Selama ini, isu terorisme selalu identik dengan orang Islam dan pelakunya aktif dalam sebuah jemaah keislaman. Namun, tuduhan teroris tidak akan diberikan jika pelakunya nonmuslim. Contoh nyata adalah kasus penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan aksi teror di Papua. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembak sejumlah warga sipil di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (16/7/2022). Sebanyak 10 orang dilaporkan tewas dan 2 orang kritis. (DetikNews)

Meskipun aksi teror yang dilakukan oleh KKB sudah memakan korban jiwa, tetap saja hal itu hanya dianggap aksi kriminal biasa dan bukan merupakan aksi terorisme. Padahal tindakannya sudah sangat membahayakan dan menimbulkan ketakutan luar biasa bagi warga sekitar maupun pendatang.

Dari situ terlihat jelas bahwa ada perbedaan yang mencolok dalam menyikapi istilah terorisme. Terorisme menjadi isu hangat yang terus diperbincangkan saat pelakunya seorang muslim. Apalagi jika kasusnya sampai melibatkan Densus 88. Ujung-ujungnya pelaku ditangkap dan dipenjarakan.

Isu tersebut hanya sebuah jalan untuk membuat umat Islam takut kepada ajarannya sendiri. Seorang muslim dilabeli teroris bila rajin mengkaji, mengamalkan dan menerapkan Islam dalam kehidupan. Makanya muncul pemahaman supaya jangan terlalu fanatik dengan agama. Umat muslim juga diajak untuk berislam biasa-biasa saja.

Maka, saat ada orang muslim yang rajin mengikuti kajian Islam dan punya pengaruh di tengah masyarakat, langsung dicurigai sebagai teroris. Lebih parah lagi langsung ditangkap tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Begitu cepatnya proses penangkapan yang dilakukan oleh yang berwenang jika pelaku terorisme seorang muslim.

Pemahaman yang Salah

Kondisi tersebut sangat rentan terjadi karena sistem yang diterapkan saat ini. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya setumpuk teori yang tidak perlu dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Agama hanya cukup di pojok-pojok ranah ibadah. Sementara keberadaan agama dalam urusan di ranah umum dianggap bermasalah. Aturan untuk menerapkan Islam dianggap membahayakan persatuan. Islam sebagai jalan hidup dibilang ketinggalan zaman.

Isu terorisme menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya. Semua itu merupakan dampak buruk dari sistem yang terus dipertahankan di negeri ini. Padahal sudah sangat jelas di depan mata bagaimana rusaknya sistem buatan manusia ini. Dalam sistem ini, tuduhan-tuduhan tak berdasar tumbuh subur. Tuduhan tersebut lahir dari salahnya pemahaman yang didapatkan yaitu pemahaman sistem kufur. Sistem kufur ini benar-benar telah memengaruhi kaum muslim untuk meninggalkan agamanya tanpa terasa.

Islam Melarang Aksi Terorisme

Padahal Islam sangat melarang adanya praktik teror dan aksi terorisme. Teror merupakan tindakan zalim yang diharamkan oleh Allah Swt.

Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah Swt berfirman yang artinya: "Wahai hamba hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku berlaku zalim, dan Aku telah menjadikannya diharamkan atas kalian. Maka, janganlah kalian saling menzalimi."
(HR. Muslim dari Abu Dzar ra)

Selain itu, tindakan mengintimidasi yang menimbulkan rasa takut antara sesama juga merupakan sesuatu yang dilarang. Rasulullah saw bersabda yang artinya: "Tidak halal seorang muslim menakut-nakuti Muslim yang lain." (HR. Abu Daud)

Kedua hadis di atas jelas-jelas melarang tindakan teror maupun aksi terorisme. Oleh karena itu, merupakan kesalahan besar bila menganggap umat Islam identik dengan teroris. Hal itu juga sebuah ungkapan yang tidak masuk akal ketika Islam dituduh sebagai agama yang mengajarkan dan menyebarkan bibit-bibit terorisme. Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang kepada sesama. Islam pun melarang tindakan yang membahayakan orang lain.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw bersabda yang artinya: "Barang siapa yang sengaja membahayakan seseorang maka Allah akan mendatangkan bahaya kepadanya, dan barangsiapa sengaja menyusahkan seseorang maka Allah akan menurunkan kesusahan kepadanya." (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Begitulah Islam melindungi dan menjaga umatnya. Kesempurnaan sistem Islam memang tidak diragukan lagi. Sebab aturan tersebut datang dari Allah Swt, Pemilik Alam Semesta. Aturannya akan sempurna dan menyeluruh dalam bingkai Khilafah Islamiah. Dengan adanya Khilafah Islamiah akan menjadikan umat Islam kembali mulia. Tidak akan ada lagi tuduhan yang menyakitkan umat Islam dan memojokkan Islam.

Wallahu a'lam bi ash-shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Atien Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pendar Cinta Aleyah
Next
Perisai untuk Palestina
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram