Mencari Penghidupan, WNI Teraniaya Tanpa Perlindungan

"Nasib malang yang menimpa para TKI di luar negeri terus terjadi. Berbagai penyiksaan dan penganiayaan yang mereka alami terjadi berulang kali. Tapi, mengapa masih ada saja orang-orang yang tergiur bekerja di luar negeri? Bahkan mereka rela meninggalkan keluarganya di Indonesia demi mencari sesuap nasi di negeri orang. Lebih miris lagi kebanyakan dari mereka adalah wanita."

Oleh. Diyani Aqorib
(Aktivis Muslimah Bekasi dan Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan salah satu penyumbang devisa negara terbesar. Namun, di balik semua itu lara masih menyelimuti nasib mereka. Seakan tak pernah usai, berbagai permasalahan menerpa para TKI yang sedang berjuang memperbaiki taraf kehidupan.

Seperti yang menimpa 62 TKI di Kamboja. Mereka disekap bahkan disiksa secara keji sehingga meninggalkan trauma yang mendalam. Salah satu korban yang berhasil diselamatkan dan telah dipulangkan ke tanah air adalah Rio. Dia menuturkan bahwa pihak perusahaan tempatnya bekerja memperlakukan para pekerja migran dengan tidak adil dan tidak berperikemanusiaan. Bagi para pekerja yang tidak dapat mencapai target maka akan diperjualbelikan, disetrum, dipukul, hingga paspornya dibakar. (detik.com, 2/8/2022)

Sontak berita ini menjadi sorotan masyarakat. Bagaimana tidak, para TKI mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dan harus segera diselamatkan. Para pejuang devisa ini pun akhirnya bisa diselamatkan dan dipulangkan ke tanah air. Tapi, ini bukanlah yang pertama terjadi. Menurut Dubes RI di Kamboja, sepanjang tahun 2022 sudah ada 260 WNI yang mengalami hal serupa. Mereka tertipu lowongan kerja dengan upah yang menggiurkan. Namun, pada faktanya mereka dijadikan sapi perah dengan jam kerja 16 jam sehari, bahkan ada yang sampai tidak diberi upah. (iNewsJateng.id, 29/7/2022)

Keberhasilan upaya pembebasan para TKI di Kamboja bukan merupakan solusi dalam menyelesaikan masalah. Karena permasalahan TKI lebih kompleks lagi. Sehingga jika tidak ditangani dengan solusi yang hakiki, maka bisa jadi kejadian yang sama dapat terulang kembali. Apalagi jika negara tidak dapat menjamin warganya dalam mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Maka, masalah ini harus diselesaikan sampai ke akarnya.

Akar Permasalahan TKI

Nasib malang yang menimpa para TKI di luar negeri terus terjadi. Berbagai penyiksaan dan penganiayaan yang mereka alami terjadi berulang kali. Tapi, mengapa masih ada saja orang-orang yang tergiur bekerja di luar negeri? Bahkan mereka rela meninggalkan keluarganya di Indonesia demi mencari sesuap nasi di negeri orang. Lebih miris lagi kebanyakan dari mereka adalah wanita. Di mana seharusnya mereka berada di dalam rumah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Namun, justru mereka terpaksa ke luar untuk menafkahi keluarga.

Tak dimungkiri semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak di negeri ini. Kondisi ini diperparah dengan mudahnya warga negara asing (WNA) masuk dan mendapatkan pekerjaan. Bahkan upah yang mereka terima jauh lebih besar dari WNI. Ketidakadilan ini terus berlangsung sampai sekarang. Terutama ketika banyak para pekerja dari Tiongkok yang notabene tidak memiliki keterampilan juga, justru mudah mendapatkan pekerjaan di negeri ini. Sehingga hal ini menyebabkan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Alhasil, dengan rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan yang tidak mumpuni, mereka tersingkir dari negeri sendiri dan mencoba mengadu nasib di negeri orang.

Faktor utama dari semua kesemrawutan permasalahan TKI bersumber dari sistem Kapitalisme yang telah lama bercokol di negeri ini. Sistem ini telah memiskinkan rakyat secara terstruktur. Bukan karena malas bekerja, tapi karena lapangan pekerjaan yang tersedia tidak memenuhi syarat untuk orang-orang yang tidak memiliki keterampilan. Atau pun bila ada, upah yang diterima kecil, sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Seperti biaya pendidikan. Biaya pendidikan yang mahal terutama tingkat universitas, mengakibatkan banyak yang memutuskan tidak melanjutkan sekolah. Akibatnya mereka tidak memiliki daya saing yang cukup untuk mendapatkan pekerjaan.

Faktor-faktor penyebab permasalahan TKI di atas memerlukan solusi yang hakiki. Agar segera usai dan tidak terulang lagi. Sehingga rakyat bisa memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus bekerja ke luar negeri.

Islam Solusi Hakiki

Permasalahan TKI tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena hal ini menyangkut harkat dan martabat manusia, serta keadilan. Islam sebagai satu-satunya ideologi yang sahih memiliki solusi hakiki untuk menyelesaikan segala problematika manusia. Tak terkecuali masalah tenaga kerja.

Banyaknya orang yang memutuskan untuk menjadi TKI di luar negeri adalah karena faktor ekonomi. Maka dari itu, Islam telah mengatur sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Semua diatur dalam sebuah sistem berlandaskan syariat Islam, yaitu Khilafah.

Dalam sistem Khilafah, diatur bahwa pendidikan dan kesehatan tidak akan dipungut biaya. Karena sudah dijamin oleh Daulah. Semua warga daulah dapat bersekolah ke jenjang yang tinggi serta dibekali dengan keterampilan dan dibentuk ketakwaan agar memiliki ilmu yang bermanfaat bagi orang banyak serta berakhlak mulia. Lapangan pekerjaan pun dibuka seluas-luasnya agar rakyat dapat mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tak ketinggalan bidang kesehatan, di mana biaya kesehatan telah dijamin negara. Sehingga rakyat tidak perlu khawatir masalah biaya ketika berobat. Rakyat juga tidak dibebani segala macam pungutan yang dapat memberatkan beban hidup mereka. Dengan begitu mereka akan bisa fokus berkarya untuk memajukan bangsa dan negara.

Alhasil, jika semua sudah terpenuhi di dalam negeri niscaya tidak ada yang tertarik untuk bekerja ke luar negeri. Karena segala kebutuhan hidup mereka telah dipenuhi melalui penerapan syariah Islam yang adil. Sehingga permasalahan tenaga kerja bisa teratasi dengan baik.

Khilafah juga akan memberikan perlindungan dan jaminan keamanan apabila masih ada warga daulah yang ingin berkarier di luar negeri. Semua itu merupakan bentuk tanggungjawab Khalifah dalam melindungi dan mengayomi rakyatnya. Inilah solusi Islam yang dapat menyelesaikan masalah tenaga kerja secara tuntas. Oleh karena itu, kini saatnya kita kembali kepada Islam dan menerapkannya secara kaffah dalam naungan Khilafah.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Diyani Aqorib S.Si. Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Mitos atau Fakta, Kelor Tanaman Pengusir Jin?
Next
"Teror" Biaya Berlipat Kereta Api Cepat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram