Mahasiswa Joget di Masjid: Virus Liberalisme Menggerus Muruah Intelektual Kampus

"Virus liberalisme pemikiran dan tingkah laku sudah merusak umat, terutama kalangan intelektual mahasiswa. Padahal kampus dikenal sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pengabdian ke tengah-tengah masyarakat. Jika yang dilakukan mahasiswa buruk, lalu bagaimana mereka memberi contoh kepada generasi muda lainnya?"

Oleh. Sherly Agustina, M.Ag.
(Kontributor NarasiPost.Com, Penulis, dan Pemerhati Kebijakan Publik)

NarasiPost.Com- "Mahasiswa memiliki tingkat pendidikan yang paling tinggi, sehingga ‘diwajibkan’ untuk mereka memiliki moral yang baik pula. Tingkat intelektual seorang mahasiswa akan disejajarkan dengan tingkat moralitasnya dalam kehidupannya. Hal ini yang menyebabkan mengapa mahasiswa dijadikan kekuatan dari moral bangsa yang diharapkan mampu menjadi contoh dan juga penggerak perbaikan moral pada masyarakat." (Moral Force)

Namun, realitasnya mahasiswa mulai tergerus arus kebebasan sehingga kadang hilang jati diri dan fungsinya sebagai agent of change. Seperti yang baru-baru ini viral di media sosial, beredar video joget di masjid sekelompok mahasiswa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS), Jember. Saihan, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN KHAS, Jember, menyampaikan aksi mahasiswa joget terjadi di tengah pelaksanaan kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Mahasiswa jenuh dan lelah karena full mengikuti kegiatan PBAK, aksi tersebut sebagai hiburan. (detikjatim.com, 26/8/2022)

Aksi tersebut telah mencoreng predikat intelektual mahasiswa, terlebih mahasiswa muslim di kampus yang berlabel Islam. Karena seharusnya sebagai mahasiswa muslim di kampus Islam, bisa memberikan contoh yang lebih baik dan islami. Jika alasan jenuh dan rehat di tengah kegiatan yang full, maka pilihannya adalah istirahat dan refresh sejenak dengan peregangan otot dan badan atau rebahan di tempat yang nyaman.

Virus Liberalisme, Ancaman

Nyata, virus liberalisme telah merasuk dan menggerus potensi intelektual kampus. Aksi tersebut dianggap hal yang biasa saja dengan dalih rehat, dan pembangunan masjid belum selesai jadi belum dipakai salat. Akibat liberalisme, menyanyi lagu dangdut koplo dan berjoget di kampus Islam apalagi masjid tidak dianggap suatu yang aneh.

Virus liberalisme pemikiran dan tingkah laku sudah merusak umat, terutama kalangan intelektual mahasiswa. Padahal kampus dikenal sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pengabdian ke tengah-tengah masyarakat. Jika yang dilakukan mahasiswa buruk, lalu bagaimana mereka memberi contoh kepada generasi muda lainnya? Mahasiswa lulusan kampus Islam diharapkan menjadi estafet para ulama dalam berdakwah dan memperbaiki negeri serta simbol kebangkitan umat.

Namun, potensi mereka dibajak Barat agar menjadi agen Barat yang bisa merusak Islam dari dalam. Agar kebangkitan umat bisa tertunda, dan Barat akan terus melakukan berbagai cara menghalangi kebangkitan umat. Salah satu cara yang dilakukan Barat yaitu dengan terus menyebar virus liberalisme di tubuh umat, terutama mahasiswa. Karena Barat tahu di pundak mahasiswalah tanggung jawab untuk membawa negeri ini ke arah yang lebih baik.https://narasipost.com/2022/05/09/partai-mahasiswa-keruntuhan-idealisme-dalam-palung-hitam-demokrasi/

Masjid yang dibangun di kampus tersebut tentu memiliki fungsi yang jelas, yaitu sebagai tempat ibadah. Hal ini sudah diketahui umum, orang awam sekalipun. Tapi mengapa digunakan untuk selain ibadah?

Seorang muslim membangun masjid sebagai tempat beribadah kepada Allah bukan melakukan aktivitas di luar ibadah. Berkoplo di masjid bukan bentuk ibadah, tetapi pelecehan, karena sejatinya pelaku tahu bahwa masjid tidak layak dijadikan sebagai tempat berjoget.

Umat harus waspada terhadap virus apa pun yang merusak, di antaranya sekularisme dan liberalisme. Sekularisme yaitu memisahkan agama dari kehidupan, sementara liberalisme ialah paham kebebasan yang melampaui batas. Atas nama kebebasan tingkah laku seseorang bisa saja melakukan joget di masjid. Padahal, dalam pandangan agama hal tersebut sebuah pelecehan terhadap tempat ibadah.

Memakmurkan Masjid dan Teladan Pemuda dalam Islam

Tentang memakmurkan masjid, Allah Swt. berfirman dalam surat At Taubah ayat 18, "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk."

Di dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, "Maksud memakmurkan masjid-masjid Allah bukan hanya dengan menghiasi dan mendirikan fisik (bangunan)nya saja, tapi memakmurkannya dengan berdzikir kepada Allah, menegakkan syariat-Nya di dalamnya, dan membersihkannya dari kotoran (maksiat) serta syirik (menyekutukan Allah Ta’ala).”

Coba tengok pemuda di masa dulu, mereka sibuk menimba dan menghadiri majelis ilmu di masjid atau di mana pun. Sahabat Mush'ab bin Umair misalnya, pemuda yang sangat terkenal bahkan Rasul pun mengatakan bahwa Mush'ab adalah pemuda yang tampan, rapi, sedap dipandang. Kehidupannya tercukupi, ibunya sangat menyayanginya. Namun, setelah keislamannya diketahui, ibunya membencinya dan badannya kurus dengan pakaian ala kadarnya.

Mush'ab sosok pemuda yang sangat istikamah dan cerdas. Sisa waktunya dihabiskan untuk dakwah, Rasul mengutusnya ke Madinah dan dari tangan Mush'ab lah atas izin Allah Islam tersebar begitu cepat di Madinah. Hingga akhirnya Rasul dan para sahabat hijrah dari Mekkah ke Madinah mendirikan peradaban Islam. Muhs'ab salah satu contoh pemuda yang luar biasa, berdakwah dan memakmurkan masjid di sepanjang hidupnya.

Seharusnya para pemuda dan generasi intelektual kampus meneladani sahabat Mush'ab bin Umair. Keteladan yang patut ditiru, apalagi di tengah krisis jati diri pemuda saat ini ketika potensi pemuda dibajak oleh Barat. Kondisi yang krisis multidimensi, butuh pemuda yang semangat menyerukan perbaikan dan perubahan ke arah yang lebih baik sesuai Islam. Pertanyaan sederhana, Anda kah pemuda yang dimaksud?

Allahualam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Sherly Agustina M.Ag. Kontributor NarasiPost.Com dan penulis literasi
Previous
Keajaiban Hati
Next
Dalam Tangisku
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram