"Para pemuda sangat butuh Islam agar terbimbing dalam kebenaran dan potensinya bisa diarahkan untuk kebaikan. Mudharatnya justru lebih besar ketika kajian Islam malah dibatasi. Lagipula kalau dikatakan ceramah Ustaz Hanan berpotensi menimbulkan konflik, memangnya ada anak muda tawuran yang motivasinya gara-gara habis ikut kajian? Apa sih yang dikhawatirkan dari ikut kajian? Takut jadi teroris kah?"
Oleh. dr. Ratih Paradini
(Aktivis Dakwah & Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com- Gelaran Konser Langit Ustaz Hanan Attaki kembali dihalangi, setelah Gresik dan Jember kini Situbondo juga ikut menolak Hanan Attaki. Alasannya Ustaz Hanan diduga eks HTI, meski beliau sudah mengklarifikasi tapi entah mengapa penolakan tetap saja terjadi. Selain itu alasan lainnnya karena diduga ceramah Ustaz Hanan berpotensi menimbulkan konflik. Gus Firjaun selaku Wakil Bupati Jember mengungkapkan penolakan dilakukan oleh sejumlah kalangan, "Unsur yang menolak dari NU, kemudian Ansor, kalau dari Muhammadiyah tidak mempersoalkan. Kalau dari yang lain secara lisan banyak. Bahkan ada yang kemudian agak ekstrem, kalau diteruskan akan dihentikan di tengah jalan." (21 Juli 2022, faktual.co).
Padahal kajian keislaman yang selama ini dilakukan Ustaz Hanan dengan gayanya bisa menggaet kawula muda untuk berhijrah. Ceramahnya adem, bahasanya santun, gayanya yang gaul dikandrungi muda mudi. Sangat aneh bila sekelas Ustaz Hanan ini dikatakan radikal. Apalagi di era kini, potret pemuda semakin mengkhawatirkan, sangat butuh sentuhan Islam.
Potret Pemuda
Mulai dari kasus narkoba di kalangan anak muda, BNN mengantongi angka penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebanyak 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun. Sedangkan angka penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar di tahun 2018 (dari 13 ibu kota provinsi di Indonesia ) mencapai angka 2,29 juta orang (12-09-2019, bnn.go.id)
Marak pula seks bebas hingga menyebabkan penyakit menular seksual di kalangan remaja. Berdasarkan data Global School Heatlh, survei 2015 terdapat 3,3% remaja anak usia 15-19 tahun mengidap AIDS; hanya 9,9% perempuan dan 10,6% laki-laki usia 15-19 tahun memiliki pengetahuan komprehensif mengenai HIV AIDS; dan sebanyak 0,7% remaja perempuan dan 4,5% remaja laki-laki pernah melakukan hubungan seksual pranikah. (20-03-2019, kemenkes.go.id)https://narasipost.com/2020/12/30/pemuda-dan-peradaban/
Ditambah lagi tawuran antarpelajar berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), angka tawuran di Indonesia kian meningkat dan naik 1,5 persen. Pada 2017, angka tawuran sebanyak 12,9 persen. Namun, di sepanjang 2018 lalu, naik menjadi 14 persen. (22-09- 2019, tribunnews.com)
Para pemuda adalah masa depan bangsa sekaligus aset yang sangat berharga apalagi di beberapa wilayah Asia sendiri sedang mengalami bonus demografi lonjakan, yakni lonjakan usia produktif disl suatu negara. Saat ini, generasi muda di seluruh dunia usia 10-24 tahun mencapai 1,8 miliar orang dan telah menjadi populasi terbesar dalam sejarah. (World Bank, 2017)
Indonesia sendiri memiliki lebih dari 63 juta pemuda atau 26 persen dari total populasi 238 juta. Bonus demografi telah digadang-gadang oleh banyak negara di kawasan Asia Tenggara akan terjadi pada tahun 2020-2030, termasuk Indonesia dimana penduduk dengan usia produktif akan mencapai 70%, lebih besar dibandingkan penduduk lanjut usia (BPS, 2015). ((20 maret 2019 kemenkes.go.id)
Pemuda Butuh Islam
Para pemuda sangat butuh Islam agar terbimbing dalam kebenaran dan potensinya bisa diarahkan untuk kebaikan. Mudharat -nya justru lebih besar ketika kajian Islam malah dibatasi. Lagipula kalau dikatakan ceramah Ustaz Hanan berpotensi menimbulkan konflik, memangnya ada anak muda tawuran yang motivasinya gara-gara habis ikut kajian? Apa sih yang dikhawatirkan dari ikut kajian? Takut jadi teroris kah?
Hey, belajar Islam yang benar justru akan menjauhkan dari perbuatan kejahatan. Yang jelas-jelas memecah belah, menimbulkan aksi teror itu kelompok kriminal bersenjata di Papua, menginginkan pisah dari negara dan mereka lakukan itu tentu bukan terinspirasi dari ikut kajian Islam.https://narasipost.com/2022/04/09/islam-dipersekusi-pengemban-dakwah-tetap-beraksi/
Baru-baru ini kelompok kriminalitas bersenjata di Papua memakan korban 10 orang, aksi separatisme ini juga diam-diam mendapat dukungan dari negara luar, misalnya saja APPG
( All-Party Parliamentary Group on West Papua/ dibentuk untuk mendorong pemerintah Inggris mendukung kemerdekaan papua Barat, yang seperti begini harusnya disikat bukan malah kajian Islam yang digugat. Kalaupun ada beda ormas di kalangan umat Islam, harusnya perbedaan disikapi dengan dewasa, perbedaan fikih dan mazhab itu wajar selama tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah.
Jangan sampai sibuk menghalangi dakwah saudara sendiri, sedangkan maksiat di kanan kiri malah dibiarkan terjadi. Lebih dari sekadar wadah untuk mengkaji Islam, para pemuda juga butuh Islam diterapkan secara sempurna dalam kehidupan kita, sebab dengan begitu gaya hidup liberal dan invasi budaya Barat termasuk cara pandang sekuler akan dihalangi sehingga tidak membuat para pemuda sibuk dengan membebek gaya hidup yang salah, tidak terjerumus ke dalam seks bebas hingga narkoba. Sebab Islam telah mendidiknya menjadi sosok yang bervisi surga lewat sistem pendidikan Khilafah dan kontrol masyarakat islami yang aktif beramar makruf nahi mungkar, bukan masyarakat yang doyan dangdutan tapi antipengajian.[]