AS Darurat Covid Lagi, Herd Immunity Bukan Solusi Jitu Atasi Pandemi

"Berbagai strategi telah dicanangkan dan menjadi acuan bagi banyak negara, namun hingga kini wabah masih terus bertahan mengancam keselamatan jiwa manusia di berbagai belahan dunia."

Oleh: Dwi Indah Lestari, S.TP
(Pemerhati Persoalan Publik)

NarasiPost.Com-Amerika Serikat kembali mengalami darurat Covid-19. Dilansir dari cnbcindonesia.com (19/8), AS berada pada kondisi yang semakin mengkhawatirkan akibat ledakan kasus Covid-19 yang terjadi lagi. Dikabarkan bahwa peningkatan kasus infeksi mencapai 1000% dibandingkan dengan bulan Juni lalu. Jumlah kasus rata-rata hariannya menyentuh angka 141 ribu kasus. Adanya pelonggaran selama liburan musim panas ditengarai menjadi penyebab terjadinya hal ini.

Padahal AS adalah salah satu negara dengan capaian vaksinasi tercepat. Dilaporkan oleh Reuters, pada Sabtu (21/8), Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS telah mendistribusikan lebih dari 428 juta dosis vaksin Moderna dan Pfizer-Biontech, serta vaksin sekali pakai Johnson & Johnson. Sebanyak 200 juta lebih orang telah menerima setidaknya satu dosis dan lebih dari 170 juta orang lainnya telah menerima dosis llengkap. (beritasatu.com, 22/08/2021)

Herd Immunity, Bukan Solusi Jitu Pemberantasan Wabah

Fakta ini tentu mengejutkan banyak orang. AS sebagai negara adidaya dengan seluruh kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya ternyata juga tak berdaya melawan hantaman pandemi Covid-19. Progress vaksinasi yang sedemikian cepatnya ternyata tak menjamin AS dapat melepaskan diri dari wabah ini. Hal ini membuktikan bahwa strategi penanganan global terhadap pandemi ini telah mengalami kegagalan. Herd immunity (kekebalan berkelompok) nyatanya tidak bisa mengatasi keganasan virus Corona. Apalagi dengan adanya mutasi virus yang disebut-sebut menghasilkan berbagai varian baru yang lebih berbahaya, membuat program vaksinasi menghadapi kendala terkait efektivitasnya dalam membentuk antibodi yang spesifik untuk melawan virus.

Lembaga kesehatan dunia, WHO, pun tak mampu memberikan solusi jitu dalam meredam pandemi global yang disebabkan oleh virus Corona dari Wuhan, Cina tersebut. Meski berbagai strategi telah dicanangkan dan menjadi acuan bagi banyak negara, namun hingga kini wabah masih terus bertahan mengancam keselamatan jiwa manusia di berbagai belahan dunia.

Sejatinya herd immunity memang bukan solusi jitu untuk memberantas wabah. Vaksinasi juga bukanlah langkah ajaib yang bisa menyelesaikan pandemi. Vaksinasi memang menjadi salah satu cara untuk membantu tubuh menciptakan sistem imun dalam menghadapi serangan virus. Namun bukan berarti setelah divaksin seseorang tidak mungkin terpapar penyakit.

Berbagai penyakit menular sebelumnya seperti cacar air, juga membutuhkan waktu bertahun-tahun hingga bisa hilang dari permukaan bumi, meskipun sudah ditemukan vaksinnya. Jadi strategi kekebalan kelompok ini membutuhkan waktu lama hingga mampu memusnahkan wabah. Sehingga mengandalkan vaksin saja, tentu sebuah strategi yang sia-sia.

Seharusnya negara tidak boleh berhenti melakukan upaya lain meski vaksinasi telah gencar dijalankan. Seiring dengan terciptanya kekebalan tubuh individual dan kelompok melalui vaksinasi, negara harus menjalankan strategi berikutnya yang terarah dan terukur dengan cepat dan tegas, agar wabah segera bisa dihilangkan. Sayangnya hal ini tidak ditemukan dalam strategi di negara mana pun. Bahkan upaya yang tampak dominan di berbagai negara, lebih condong pada penyelamatan ekonomi dibandingkan jiwa manusia. Sebagian besar pemimpin negara-negara di dunia lebih mengkhawatirkan kondisi ekonominya yang terpuruk daripada segera menghentikan laju penularan virus.

Inilah fakta kepemimpinan kapitalistik dari negara-negara pengusung kapitalisme, yang gagal menjawab tantangan penanggulangan pandemi global Covid-19 secara tuntas. Sistem ini terbukti tak mampu memberikan solusi manusiawi dan ampuh dalam menyelesaikan wabah. Untuk itu dunia butuh kepemimpinan sistem lainnya.

Dunia Membutuhkan Kepemimpinan Islam

Telah banyak kajian, bahwa Islam adalah sebuah sistem kehidupan yang menyeluruh dan sempurna. Kebenaran dari Islam dapat dilihat dari asas yang menjadi pondasi dibangunnya sistem tersebut, yaitu akidah Islam. Akidah ini menjamin, berbagai peraturan yang terpancar darinya akan memberikan solusi bagi seluruh persoalan manusia sesuai dengan fitrahnya dan memberikan ketenangan hidup.

Berkaitan dengan pandemi, sistem Islam jelas telah memberikan panduan bagaimana mengatasinya. Islam menetapkan solusi saat terjadi wabah, harus segera diselesaikan tanpa menunggu kondisi kritis. Hal ini ditunjukkan oleh bagaimana langkah-langkah yang diambil oleh Rasulullah Saw dan kemudian dicontoh oleh para khalifah dalam menghadapi wabah yang pernah terjadi pada masanya.

Rasulullah Saw memerintahkan untuk secepatnya mengunci wilayah yang terkena wabah dalam rangka menghentikan penularan ke wilayah lain. Maka langkah inilah yang segera dilakukan oleh pemimpin dalam sistem Islam tanpa mempertimbangkan hal apa pun lagi. Sebab keselamatan jiwa rakyat lebih utama untuk didahulukan daripada yang lainnya.

“Hancurnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR An-Nasa’i dan At-Tirmidzi)

Tentu saja, pemimpin tidak berlepas tangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar penduduk yang diisolasi. Kebutuhan pokoknya dipenuhi. Kebutuhan kesehatan juga akan mendapat perhatian sungguh-sungguh. Keperluan medis dan tenaga kesehatan akan dicukupi, termasuk fasilitas kesehatan, agar bisa memberikan perawatan dan pengobatan yang maksimal.

Semua itu akan diberikan secara cuma-cuma. Pasien juga akan mendapatkan obat-obatan, vitamin dan suplemen yang bisa memperkuat daya tahan tubuhnya sehingga mampu melawan infeksi yang disebabkan penyakit. Dengan begitu, harapannya tingkat kematian bisa diminimalisasi.

Wilayah lain yang tidak terkena wabah akan diperkuat penjagaannya, agar penularan tidak terjadi. Bahkan wilayah tersebut bisa menjadi penopang bagi wilayah yang terpapar wabah penyakit. Berbagai penelitian akan digencarkan untuk bisa segera menemukan obat atau vaksin. Semua itu dibiayai oleh negara.

Semua strategi tersebut akan didukung oleh sistem anggaran yang fleksibel untuk memenuhi seluruh pembiayaan yang diperlukan. Begitu juga sistem birokrasi dan administrasi akan dibuat sederhana dan cepat agar memudahkan berjalannya program penanganan wabah. Sebab birokrasi yang panjang dan berbelit-belit justru membuat kondisi rakyat semakin buruk.

Pemimpin dalam sistem Islam juga tidak henti menasihati umat agar meningkatkan keimanannya, melakukan taubatan nasuha, dan berdoa supaya wabah segera diangkat oleh Allah Swt. Tak lupa pemimpin juga mengingatkan agar kaum muslimin saling tolong-menolong dan menunjukkan kepedulian terhadap saudaranya. Dengan begitu, tidak akan dijumpai pasien yang sampai tidak terurus.

Demikianlah sosok kepemimpinan dalam Islam. Pemimpin semacam ini hanya lahir dari sistem Islam yang mulia. Pemimpin yang memegang amanah kepemimpinannya dengan sungguh-sungguh karena dorongan ketakwaannya kepada Allah Swt. Dunia kini membutuhkan kepemimpinan semacam ini. Wallahu’alam bisshowab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Dwi Indah Lestari Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pandemi Membawa Demokrasi ke Persimpangan Jalan?
Next
Memelihara Kewarasan “Emak Rempong”
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram