Pendidikan Gratis hanya Mungkin Ketika Islam Memimpin

Pendidikan gratis

Dalam Islam tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang berpola pikir Islam dan bertingkah laku sesuai dengan IsIam.

Oleh. Ni'matul Afiah Ummu Fatiya
(Kontributor NarasiPost.Com & Pemerhati Kebijakan Publik)

NarasiPost.Com-Sungguh pernyataan Menko PMK, Muhadjir Effendy selalu membuat masyarakat geregetan. Setelah beberapa waktu yang lalu mengusulkan pemberian bansos kepada korban judol, kali ini malah mendukung wacana pemberian student loan atau pinjol bagi mahasiswa untuk membayar biaya kuliah. Bahkan beliau mengatakan hal itu sebagai bentuk inovasi teknologi. (CNNIndonesia.com, Jakarta 2/7/2024).

Pernyataan seperti itu seharusnya tidak keluar dari mulut seorang pejabat negara karena dia telah dipilih untuk mengurusi rakyat. Namun, dari pernyataannya itu menunjukkan bahwa pejabat yang ada sekarang tidak menganggap bahwa jabatan adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah Swt., melainkan peluang untuk meraup pundi-pundi rupiah. Tak heran jika pernyataan atau aturan yang keluar pun bukan membela rakyat tapi justru mendukung para korporat. Bukannya memberi solusi yang mendidik malah menjerumuskan rakyat ke dalam pusaran masalah yang semakin ruwet bahkan terkesan ingin berlepas tangan.

Dunia pendidikan di Indonesia saat ini memang sedang tidak baik-baik saja. Tingginya biaya pendidikan menyebabkan banyaknya pelajar dan mahasiswa yang terpaksa harus putus sekolah atau kuliah dan memilih untuk bekerja apa saja bahkan menjadi buruh kasar di negeri sendiri. Di sisi lain negara malah mendukung pinjol dan menjadikannya sebagai solusi untuk mengatasi masalah pembiayaan pendidikan. Maka bagi masyarakat miskin yang lemah iman, berpola pikir pragmatis pasti akan mudah terjerat dalam jebakan pinjol ini.

Semua terjadi karena sistem pendidikan yang diterapkan saat ini adalah sistem pendidikan yang berbasis keuntungan materi belaka yang lahir dari sistem demokrasi kapitalis. Kapitalis telah membuat pendidikan yang seharusnya menjadi hak seluruh warga negara dan menjadi tanggung jawab negara untuk menyelenggarakannya, justru menjadi sebuah komoditi yang bisa diperjualbelikan. Hal ini terlihat mulai dari tingginya biaya UKT sampai pada sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang menggunakan sistem zonasi, tapi justru memberikan banyak celah-celah korupsi dan jual beli kursi.

Perilaku para pejabat saat ini mencerminkan bobroknya sistem yang diterapkan. Karena sistem inilah, orang baik dan saleh pun bisa berubah menjadi jahat. Sumber daya alam yang melimpah ruah yang seharusnya bisa dinikmati oleh seluruh rakyat dalam bentuk pendidikan gratis, hari ini justru hanya dinikmati oleh segelintir orang yang mengatasnamakan wakil rakyat tapi menjadi budak para korporat.

Kalau seperti ini yang terjadi, bagaimana negara bisa mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 45?

Berbeda dengan IsIam yang memandang pendidikan adalah kebutuhan dasar kolektif yang harus dipenuhi oleh negara sebagai hak seluruh warga negara, baik dia kaya atau miskin, IsIam ataupun kafir zimi. Pendidikan juga merupakan modal dasar untuk membentuk kecerdasan anak bangsa dan mendorong kemajuan suatu bangsa.

Dalam Islam tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang berpola pikir Islam dan bertingkah laku sesuai dengan IsIam. Akidah Islam dijadikan sebagai pijakan dalam menetapkan kurikulum pendidikan. Dengan demikian tujuan pendidikan untuk menjadikan anak bangsa sebagai manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual namun juga cerdas secara spiritual akan sangat mudah untuk bisa terlaksana.

Begitu pentingnya pendidikan, sampai baginda Rasulullah saw. menjadikan tebusan bagi satu orang tawanan Quraisy dengan mengajarkan sepuluh orang kaum muslimin baca tulis.

Bahkan Rasulullah saw. bersabda bahwa: ”Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadilah ayat 11 Allah Swt. juga berfirman : "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

https://narasipost.com/opini/08/2022/sistem-pendidikan-islam-lahirkan-generasi-cemerlang/

Negara sebagai pihak yang bertanggungjawab untuk menyelenggarakan pendidikan akan menyediakan infrastruktur yang memadai untuk mendukung terlaksananya pendidikan seperti gedung sekolah, laboratorium, perpustakaan, buku-buku pelajaran dll. Negara juga menyediakan tenaga pengajar yang berkualitas sesuai dengan bidangnya dan memberikan gaji yang cukup, sehingga tidak berpikir untuk mencari uang tambahan dari jalan haram misalnya dengan jual beli bangku sekolah seperti yang banyak terjadi saat ini.

Semua tingkatan pendidikan bisa diakses oleh masyarakat dengan cara gratis, sehingga tidak ada alasan putus sekolah karena tidak ada uang apalagi sampai terjerat pinjol. Semua pembiayaan itu diambil dari kas negara yang berasal dari harta kepemilikan umum seperti pertambangan.

Islam juga telah menetapkan bahwa jabatan adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah, maka pejabat yang dipilih juga harus orang yang memiliki sifat amanah, bertakwa kepada Allah dan memiliki jiwa kepemimpinan sehingga mampu mengurusi urusan rakyat, termasuk pendidikan dengan baik dan benar sesuai syariat. Semua hanya mungkin bisa dihasilkan dari proses pendidikan yang berbasis akidah Islam bukan yang lain.

Dengan demikian, maka tujuan dari pendidikan yaitu untuk menghasilkan generasi yang cerdas intelektual dan cerdas spiritual, berjiwa besar, peka dan memiliki jiwa patriotik akan mudah terwujud, bukan generasi yang pasrah dan diam dengan berbagai kezaliman dari para penguasa yang ada saat ini.
Wallahu a'lam. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ni'matul Afiah Ummu Fatiya Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Si Manis Burung Cenderawasih
Next
Generasi Muda Terjebak Lingkaran Setan Judi Online
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram