Moderasi Beragama, Upaya Mengerdilkan Islam

Moderasi Beragama

Moderasi beragama merupakan ide yang menyimpang dari ajaran Islam. Islam bukan sekadar sebuah agama, tetapi Islam merupakan ideologi.

Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Moderasi beragama bisa diartikan sebagai sebuah konsep beragama yang menekankan kepada sikap saling menghormati dan meninggikan rasa toleransi di antara umat beragama. Kali ini moderasi beragama pun kembali bergema. Pasalnya, Paus Fransiskus telah melakukan kunjungan ke Indonesia, salah satu agendanya yakni berkunjung ke masjid Istiqlal untuk menghadiri pertemuan tokoh lintas agama (interreligious meeting).

Kedatangan pemimpin tertinggi gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus ke masjid Istiqlal yakni untuk menguatkan persaudaraan dan perdamaian di antara umat beragama. Menurut Paus Fransiskus, "Iman kepada Allah itu merekatkan tali persaudaraan dan mempersatukan seluruh manusia, bukan justru memecah belah walaupun bermacam-macam agama yang dianut oleh manusia di dunia ini. Selain itu, iman kepada Allah juga menghindari terjadinya kebencian dan permusuhan."

Sebelumnya, pada 4 Februari 2019, Paus Fransiskus juga telah menandatangani dokumen Abu Dhabi (Document of Human Fraternity for World Peace and Living Together) bersama dengan Imam Agung Masjid Al-Azhar Mesir, Syekh Ahmed el-Tayeb. Dengan ditandatanganinya dokumen tersebut, kedua pemimpin telah sepakat bahwa semua manusia bersaudara. Dokumen tersebut juga memiliki tujuan untuk menciptakan perdamaian di tengah maraknya sikap intoleran (Kompas.com, 05-07-2024).

Dari fakta di atas tampak bahwa kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia ditujukan untuk menguatkan isu moderasi beragama.  Ia menginginkan kaum muslim beserta dengan orang yang memeluk agama lain saling menghargai, menghormati, dan menciptakan rasa toleransi di tengah kehidupan beragama. Lalu, apakah benar bahwa moderasi beragama hanya ingin menciptakan perdamaian dan kerukunan?

Di Balik Moderasi Beragama

Moderasi beragama secara kasatmata terlihat ingin menciptakan kerukunan dan rasa toleransi di antara umat beragama. Seolah-olah konsep ini sesuai dengan Islam yakni kaum muslim dianjurkan membangun kerukunan, perdamaian, dan saling menghargai di antara umat beragama. Akan tetapi, konsep moderasi beragama tidak sesederhana yang kita lihat. Konsep ini justru memiliki bahaya besar bagi kaum muslim dan ajaran Islam itu sendiri.

Ada beberapa bahaya tersirat di balik moderasi beragama, di antaranya:

Pertama, mengerdilkan ajaran Islam. Moderasi beragama sejatinya bukan hanya sebuah konsep yang menekankan adanya sikap saling menghargai dan menjaga kerukunan di antara umat beragama. Namun, moderasi beragama merupakan cara pandang beragama yang moderat. Dengan kata lain, seorang muslim hanya bisa mengamalkan dan memahami ajaran agamanya seperlunya dan disesuaikan dengan kondisi zaman.

Target moderasi beragama adalah Islam. Mengapa demikian? Sebab lahirnya wacana moderasi beragama berasal dari Barat, lebih tepatnya di Amerika Serikat. Pada 11 September 2001 terjadi tragedi yang mengerikan di Amerika Serikat hingga menewaskan 3.000 orang. Tragedi tersebut berasal dari serangan "teroris" yang meruntuhkan World Trade Center (WTC) di New York. Setelah tragedi tersebut, penguasa AS menetapkan sebuah slogan War on Terorrism. Wacana itu pun terus bergulir sampai Desember 2017 (detik.com, 11-08-2022).

Selanjutnya, tahun 2019 dideklarasikan dalam sebuah Resolusi Majelis Umum PBB sebagai International Year of Moderation. Resolusi ini memiliki tujuan untuk terus mempromosikan moderasi sebagai solusi untuk mencegah lahirnya ekstremisme dan terorisme serta mempromosikan nilai-nilai toleransi kepada seluruh negara di dunia.

Oleh karena itu, moderasi beragama sejatinya merupakan upaya mengerdilkan ajaran Islam dengan membuat Islam bisa disetir sesuai dengan keinginan musuh Islam. Barat berupaya mengubrak-abrik ajaran Islam dengan dalih agar Islam bisa berjalan sesuai dengan kehidupan manusia saat ini. Selain itu, diopinikan bahwa Islam mengajarkan perdamaian serta kerukunan, padahal sejatinya semua itu adalah tipu daya untuk merusak ajaran Islam.

Di samping itu, moderasi beragama mengubah cara pandang kaum muslim yang seharusnya menjadi pedoman perilaku kaum muslim adalah hukum syarak, berubah menjadi berpedoman pada pandangan manusia. Ketika manusia menganggap bahwa ajaran tersebut dapat menimbulkan pertentangan dan ketidakadilan, ajaran itu pun tidak boleh diamalkan.

https://narasipost.com/opini/12/2021/jebakan-narasi-moderasi-beragama/

Di sisi lain, orang yang mengamalkan ajaran Islam dengan sempurna dicap sebagai radikal, intoleran, dan sebutan negatif lainnya. Citra buruk disematkan kepada ajaran Islam kaffah, padahal semua ajaran Islam kaffah berasal dari Allah yang diamalkan oleh Rasulullah. Misalnya hukuman mati bagi pelaku pembunuhan yang disengaja atau rajam bagi pezina dianggap melanggar hak asasi manusia (HAM), padahal aturan tersebut telah ditetapkan oleh Allah.

Kedua, memudarkan jati diri kaum muslim. Moderasi beragama juga berupaya untuk memudarkan jati diri kaum muslim yang sesungguhnya. Ide moderasi beragama berupaya untuk meliberalisasi agama Islam. Dengan adanya liberalisasi ini akan membuat kaum muslim makin jauh dari agamanya, sebab aturan-aturan Islam yang sejatinya haram bisa menjadi halal atau boleh. Ini seperti ketika seorang muslim menghadiri perayaan natal dan mengucapkan selamat natal. Sedangkan dalam Islam mengucapkan selamat natal kepada nonmuslim hukumnya haram, apalagi sampai mengikuti proses peribadahan mereka. Akan tetapi, dalam wacana moderasi beragama, itu hal yang dibolehkan, bahkan dianjurkan karena untuk menjaga kerukunan.

Selain itu, dengan dalih toleransi dan moderasi, pengemban moderasi beragama kerap kali mengungkapkan, "Tuhan kita semuanya sama, yang berbeda hanyalah cara penyembahannya." Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa ide moderasi mengajarkan kepada kaum muslim untuk mengakui bahwa semua agama adalah benar. Sesungguhnya, konsep tersebut jelas bertentangan dengan firman Allah dan akidah umat Islam yang termaktub dalam surah Ali Imran ayat 19.

Sesungguhnya jati diri kaum muslim sedang dalam ancaman ide moderasi beragama. Kaum muslim dicekoki dengan berbagai pemahaman agar mereka tidak kaku dalam beragama. Tidak boleh mengamalkan ajaran agamanya secara ekstrem, tetapi mengamalkan ajaran agamanya harus disesuaikan dengan zaman.

Ketiga, melanggengkan penjajahan ideologi kapitalisme dan membendung kebangkitan Islam. Ide moderasi beragama bukan hanya mengerdilkan ajaran agama Islam serta menghilangkan jati diri kaum muslim. Namun, ide ini justru makin melanggengkan penjajahan ideologi kapitalisme. Ia juga sebagai strategi musuh-musuh Islam untuk membendung kebangkitan Islam.

Seruan pengamalan ajaran Islam moderat akan berakibat pada ditolaknya Islam kaffah oleh kaum muslim. Ketika kaum muslim telah menolak penerapan Islam maka membuat ideologi kapitalisme akan makin berkuasa dan kebangkitan Islam dalam bingkai Khilafah akan terbendung. Fakta ini pun kian terlihat, bagaimana kaum muslim justru berada di garda terdepan dalam menolak ajaran Islam kaffah.

Kaum muslim dicekoki dengan pemahaman bahwa ajaran Islam kaffah tidak cocok diterapkan dalam seluruh sendi kehidupan karena bisa menimbulkan pertikaian dan pertentangan. Apalagi diketahui bahwa Indonesia merupakan negeri dengan penduduk yang berbeda-beda agamanya, mulai dari Hindu, Kristen, Islam, Buddha, dan lainnya.  Kondisi ini jika dibiarkan akan membuat ide moderasi beragama kian membahayakan akidah kaum muslim serta ajaran Islam.

Waspada Moderasi Beragama

Moderasi beragama merupakan ide yang menyimpang dari ajaran Islam sehingga kaum muslim harus memahami benar tentang agamanya. Islam bukan sekadar sebuah agama, tetapi Islam merupakan ideologi atau aturan hidup yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk mengatur kehidupan manusia, mulai dari sistem perpolitikan, sosial, ekonomi, penjagaan akidah, sistem sanksi, dan lainnya.

Setiap muslim diwajibkan untuk mengambil Islam secara kaffah dalam kehidupan mereka, tidak boleh mengambil Islam hanya sebagian. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah,  "Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208).

Di sisi lain, sandaran pengambilan hukum serta sandaran bagi perbuatan kaum muslim bukanlah hawa nafsu atau akal manusia. Akan tetapi, sandarannya adalah akidah Islam yang terpancar dari Al-Qur'an dan hadis, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Ahzab ayat 36. Ketika kaum muslim bersandar pada dua pusaka yang ditinggalkan oleh Rasulullah, mereka akan selamat di dunia dan akhirat . Rasulullah bersabda, "Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Al-Qur'an dan hadis.” (HR. Malik, Hakim, dan Baihaqi).

Oleh karena itu, kaum muslim harus waspada dengan berbagai strategi yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk melemahkannya serta menjauhkannya dari Islam ideologis. Misalkan, ide moderasi beragama yang terus digencarkan, bahkan didukung oleh penguasa negeri ini dan penguasa negeri-negeri muslim yang lainnya.

Khatimah

Kaum muslim harus berjuang untuk membongkar berbagai racun berbalut madu yang diciptakan oleh Barat untuk meracuni generasi Islam. Juga membongkar kebusukan sistem yang sejatinya justru menghancurkan dan membuat petaka bagi kehidupan manusia. Kemudian, memberikan solusi jitu bagi keamanan serta kerukunan manusia yang hanya ada pada Islam. Wallahua'lam bishawab.[]

#MerakiLiterasiBatch2
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Siti Komariah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Mom Andrea, the Strongest Woman
Next
Masoud Pezeshkian dan Masa Depan Iran
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
3 months ago

Moderasi beragama seperti racun berbalut madu. Seolah-olah menjadi solusi untuk menengahi perbedaan, padahal menyesatkan.

Barakalla Mbak Komariah

Siti Komariah
Siti Komariah
3 months ago

Jazakillah khoiran Mom dan Tim NP

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram