Industri servis pesawat memiliki peran yang sangat penting dalam industri penerbangan. Pesawat yang terawat dengan baik akan mendukung keselamatan penerbangan. Oleh karena itu, negara harus memajukan industri ini.
Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Indonesia tampaknya harus terus berbenah. Negeri ini banyak mengalami ketertinggalan, termasuk dalam industri servis pesawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO). Data dari Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa 70% pesawat yang beroperasi di Indonesia memanfaatkan MRO di luar negeri. (detik.com, 13-07-2024)
Industri Servis Pesawat
Apa sebenarnya industri servis pesawat itu? Servis pesawat merupakan salah satu upaya untuk menjaga kondisi pesawat agar selalu baik. Melalui perawatan yang dilakukan secara rutin, pesawat menjadi lebih panjang usianya. Di samping itu, perawatan juga dibutuhkan saat pesawat sedang mengalami gangguan. Perawatan yang baik akan mendukung keselamatan penerbangan.
Dalam laman kompas.id dijelaskan bahwa saat diservis, sebuah pesawat akan dibongkar, kemudian dirawat, dicatat, serta diuji kelayakannya secara detail. Perawatan yang dilakukan mencakup perawatan struktur rangka dan mesin (airframe powerplant), sistem kelistrikan, instalasi radio, serta instrumentasi (electric radio instrument).
Berdasarkan PP Nomor 3 Tahun 2001, pesawat dianggap layak jika memiliki sertifikat dari perusahaan perawatan pesawat udara, yakni terpenuhinya standar dan prosedur perawatan pesawat, mesin, baling-baling, serta komponen-komponen pesawat lainnya yang dilakukan oleh perusahaan perawatan. Perawatan pesawat dibedakan menjadi perawatan rutin dan nonrutin. Perawatan rutin dilakukan dalam interval waktu tertentu. Sedangkan perawatan nonrutin dilakukan ketika ditemukan adanya gangguan saat pesawat dioperasikan.
Selain itu, juga dilakukan perawatan kabin penumpang. Perawatan kabin dibedakan menjadi perawatan ringan dan berat. Perawatan ringan dilakukan ketika pesawat hendak terbang, saat transit, serta saat pengecekan harian. Sedangkan perawatan berat dilakukan ketika mengganti konsep kabin atau melakukan pengecatan ulang.
Jadi, industri servis pesawat adalah industri yang bergerak di bidang perawatan pesawat. Industri ini merupakan industri yang penting karena berhubungan dengan keselamatan penerbangan. Oleh karena itu, negara harus memajukan industri ini untuk mendukung kemajuan industri penerbangan.
Lagi-lagi, Indonesia Tertinggal
Sayangnya, fakta menunjukkan bahwa industri servis pesawat Indonesia tertinggal dari negara-negara lain. Menurut Syahroni Ahmad, Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional, penyebabnya adalah karena kurangnya lisensi MRO yang dimiliki Indonesia.
Untuk mengatasi hal itu, Pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong negara-negara lain agar memberikan lisensinya ke Indonesia. Salah satunya dengan mendekati Eropa melalui IEU CEPA (Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang saat ini masih berlangsung. Indonesia berupaya agar Eropa bersedia memberikan lisensinya ke MRO di Indonesia. Lisensi ini akan membuat pesawat yang melakukan servis di Indonesia dan Eropa mendapatkan pelayanan yang sama. Hal itu karena personel yang melakukan servis memiliki sertifikat yang sama. Dengan bertambahnya lisensi itu, pesawat yang melakukan perawatan di Indonesia akan lebih banyak jumlahnya.
Selain itu, sebagian besar hanggar belum mendapatkan sertifikat internasional, seperti Federal Aviation Administration (FAA). Hanggar-hanggar di Indonesia selama ini hanya mendapat standardisasi dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan. Lembaga inilah yang mengawasi sertifikasi serta perawatan pesawat.
Sayangnya, perusahaan-perusahaan maskapai penerbangan tampaknya lebih memilih bengkel pesawat yang berlisensi internasional. Akibatnya, mereka memilih melakukan perawatan pesawat di negara lain, meskipun pesawat-pesawat tersebut beroperasi di Indonesia. Salah satu negara yang dipilih adalah di Singapura.
Namun, benarkah kurangnya lisensi ini yang menjadi penyebab utamanya? Jika diperhatikan lebih dalam, ketertinggalan industri ini juga disebabkan oleh kurangnya kapasitas MRO. Jumlah hanggar slot yang dimiliki oleh perusahaan perawatan masih sangat kurang. Akibatnya, kapasitas hanggar pun terbatas.
Keterbatasan kapasitas ini disebabkan oleh terbatasnya lahan yang dapat digunakan untuk membangun industri ini. Lahan yang dibutuhkan untuk bengkel pesawat harus cukup luas untuk membangun hanggar. Di samping itu, lahan tersebut harus berada di dalam atau dekat dengan lokasi bandara udara. (kumparan.com, 13-9-2019)
Akar Masalah
Menyediakan lahan yang luas sehingga cukup untuk membangun hanggar tentu membutuhkan dana yang besar. Namun, penguasa yang memahami pentingnya industri ini akan berupaya mewujudkannya, berapa pun biayanya. Penguasa yang seperti ini adalah penguasa yang mengemban sebuah ideologi. Ideologi yang tertanam dalam benaknya, membuatnya berupaya untuk menjadikan ideologi tersebut mendunia.
Hal ini juga berlaku bagi penguasa yang mengemban ideologi Islam. Ia juga akan berusaha untuk menjadikan Islam berjaya dan menguasai dunia. Ia akan menyebarkan Islam melalui dakwah dan jihad.
Untuk melaksanakan hal ini, dibutuhkan berbagai sarana, salah satunya adalah transportasi. Dalam dunia modern seperti saat ini, transportasi udara merupakan sarana yang sangat penting. Oleh karena itu, negara harus membangun dan memajukan industri penerbangan, mulai dari pembuatannya hingga perawatannya.
Dengan memajukan industri ini, negara dapat memproduksi pesawat secara mandiri. Demikian pula negara dapat melakukan perawatan pesawat secara rutin dan terjadwal. Hal ini akan menjadikan pesawat-pesawat tersebut siap digunakan jika dibutuhkan sewaktu-waktu.
Pentingnya Memajukan Industri
Demikianlah pentingnya membangun dan memajukan industri penerbangan. Namun, agar menjadi negara yang maju, tidak hanya dibutuhkan industri ini. Berbagai kebutuhan masyarakat, baik untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier, juga harus dibangun. Misalnya industri makanan, pakaian, alat transportasi, dan sebagainya.
Dengan memiliki industri sendiri, sebuah negara dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Negara tersebut tidak akan bergantung kepada negara lain. Dengan demikian, negara tersebut juga tidak akan dikendalikan oleh negara lain.
Sebaliknya, jika tidak memiliki industri sendiri, negara tersebut akan bergantung secara politik dan ekonomi kepada negara-negara lainnya. Hal ini sangat membahayakan keamanan negara tersebut. Inilah yang terjadi pada negara-negara di dunia saat ini, termasuk negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim.
Negara-negara muslim sebenarnya memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan dalam industri. Sayangnya, mereka dalam kondisi terjajah secara ekonomi dan politik akibat utang luar negeri. Akibat jeratan utang luar negeri itulah, mereka harus menyerahkan pengelolaan sumber daya alam itu kepada para penjajah.
Sementara itu, Allah Swt. telah melarang umat Islam memberi jalan bagi orang-orang kafir untuk menguasai mereka. Hal ini telah dinyatakan dalam QS. An-Nisa: 141,
وَلَنْ يَجْعَلَ اللّٰهُ لِلْكٰفِرِيَنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ سَبِيْلًا
Artinya: “Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan bagi orang-orang kafir atas orang-orang mukmin.”
Inilah akibat dari tidak diterapkannya aturan Allah Swt. Aturan yang akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat itu telah dicampakkan oleh umat Islam. Akibatnya, kesengsaraan dan kehinaan pun menimpa mereka.
Pengaturan Industri dalam Islam
Lantas, bagaimana pengaturan industri dalam Islam? Industri dalam Islam diatur untuk menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Hal ini dilakukan dengan menyebarkan Islam ke seluruh dunia melalui dakwah dan jihad. Oleh karena itu, seluruh kebijakan negara harus mendukung dakwah dan jihad, yakni negara harus selalu siap melakukan aktivitas jihad.
Itulah sebabnya, pengembangan industri dalam sistem Islam harus dilandaskan pada asas politik perang. Dengan demikian, negara dapat mengubah industri untuk menghasilkan peralatan perang dalam berbagai jenisnya, saat dibutuhkan. Hal ini tidak hanya dilakukan pada industri berat, tetapi juga industri ringan.
https://narasipost.com/opini/01/2021/regulasi-transportasi-dalam-dekapan-investasi/
Semua industri harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dialihkan untuk menghasilkan produk-produk militer yang tidak dihasilkan dalam kondisi normal. Misalnya, industri pesawat komersial dibangun sedemikian rupa sehingga dapat memproduksi pesawat militer yang dibutuhkan saat perang. Demikian pula dengan industri makanan yang dapat diubah menjadi penghasil makanan untuk logistik perang, yaitu makanan yang mencukupi kebutuhan gizi sekaligus tahan lama.
Selain itu, industri tersebut juga dibuat agar dapat terus memproduksi barang dalam kondisi apa pun, baik kondisi damai maupun perang. Misalnya, memiliki ruang produksi bawah tanah sehingga produksi dapat terus dilakukan tanpa terganggu peperangan.
Dengan kemajuan industri yang dimilikinya, umat Islam tidak akan bergantung kepada negara lain. Mereka dapat memenuhi kebutuhan dengan produk yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik yang mereka miliki. Dengan demikian, mereka tidak akan disetir oleh negara lain.
Bahkan, dengan kemajuan industri tersebut, mereka mampu menjadi negara yang kuat. Mereka akan memimpin negara-negara lain di dunia sehingga dapat mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia.
Penutup
Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa industri servis pesawat memiliki peran yang sangat penting dalam industri penerbangan. Pesawat yang terawat dengan baik akan mendukung keselamatan penerbangan. Oleh karena itu, negara harus memajukan industri ini. Dengan dukungan industri ini, mereka dapat menjalankan kewajiban dakwah dan jihad yang akan menjadikan Islam menerangi seluruh dunia.
Wallahua’lam bishawab. []
Andai negeri ini mau mandiri pastilah negeri ini menjadi negeri yang mandiri dan kaya. Tapi yah begitu deh. Susah. Padahak SDM negeri ini juga bagus, SDA banyak. Tapi yah begitu lagi, senang sekali disetir dan dijadikan budak. Miris memang
Betul, Mbak.
Susahnya mau mandiri di negeri ini. Industri itu sektor strategis yang harusnya bisa dibangun secara mandiri tanpa bergantung negara lain.
Betul, miris. SDA dan SDM ada, tapi tidak dapat dimanfaatkan dengan baik.
Miris, negara besar tapi semua masih bergantung ke negara lain.
Ya, betul.
Negara yang tidak memiliki ideologi pasti menjadi negara pengekor. Sengaja harus bergantung pada negara lain. Industri pesawat dan turunannya merupakan industri strategis, terlebih Indonesia adalah negara kepulauan.
Sengaja digantung oleh yang diikuti, Mbak. Biar manut terus.