Kasus pembunuhan terhadap orang tua, merupakan bobrok dari sistem sekularisme yang melahirkan para generasi rusak sehingga tidak ada lagi rasa takut kepada Rabb-nya.
Oleh. Misalina
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Zaman yang jauh dari peradaban Islam membuat manusia kehilangan jati dirinya. Tidak dimungkiri, manusia bisa melakukan apa saja untuk mengikuti hawa nafsunya. Bahkan, bisa menghilangkan nyawa dikarenakan tidak bisa memenuhi apa yang diinginkan.
Sungguh menyayat hati ini, tidak terima dimarahi karena mencuri uang ayahnya, seorang anak tega membunuh ayah kandungnya sendiri di toko perabot kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur (Liputan6.com, 23-06-2024).
Kasus pembunuhan terhadap orang tua merupakan bobrok dari sistem sekularisme yang melahirkan para generasi rusak. Sehingga, tidak ada lagi rasa takut kepada Rabb-nya.
Akibat Sistem yang Rusak
Generasi yang berani melakukan tindakan kejahatan lahir dari sistem yang rusak. Sistem sekularisme yang diadopsi oleh generasi akan mengakibatkan kerusakan seperti moral yang rusak, tidak beradab, liberal, bahkan tidak takut pada Sang Pencipta yaitu Allah. Bahkan, generasi saat ini sangat rapuh, karena tujuan hidupnya berkisar sebatas materi.
Selain itu, apabila sesuatu yang diinginkan tidak terwujud, maka mereka bisa melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya. Tidak peduli yang dilakukannya dosa atau tidak. Bahkan rela melakukan tindakan kejahatan.
Hal ini disebabkan karena kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan hidup, sehingga banyak generasi yang abai atas kewajiban birrul walidain. Diperparah dengan pendidikan yang sekuler, sehingga tidak mendidik mereka menjadi generasi yang baik dan tidak mampu memahami birrul walidain.
Seburuk apa pun perangai orang tua terhadap anaknya, seharusnya masih terdapat rasa kasih dan sayang pada diri para generasi. Sehingga tidak sampai menghilangkan nyawa orang tuanya.
Namun, kapitalisme telah membabat itu semua, rasa kasih sayang, maaf, dan amar makruf nahi mungkar sudah tidak ada lagi pada diri para generasi, sehingga mereka dengan mudah melakukan tindakan kejahatan dan menjadi kepuasan tersendiri bagi mereka.
Penyebab generasi melakukan tindakan kejahatan yaitu:
Pertama, tercabutnya nilai-nilai Islam dari generasi sehingga menjadi individu hedonis dan liberal.
Kedua, pendidikan yang berasas sekularisme sehingga melahirkan generasi yang rapuh tanpa adab. Pendidikan yang memisahkan agama dari kehidupan.
Ketiga, adanya HAM sehingga orang bebas berbuat, bebas memiliki, bebas berpendapat, karena dilindungi oleh negara.
Ketiga penyebab di atas, lahir karena sekularisme yang menjadi biang dari berbagai kerusakan telah merasuk pada diri para generasi. Maka, sudah seharusnya kita berusaha untuk memusnahkan sistem sekularisme dari muka bumi ini. Dan sudah sepatutnya menggantikannya dengan sistem Islam yang mampu melahirkan generasi yang bertakwa.
Islam Solusi bagi Generasi
Generasi saat ini harus diselamatkan dari sistem yang rusak. Jika dibiarkan, maka akan banyak korban dari sistem sekularisme ini. Islam mampu melahirkan generasi yang memiliki pola sikap dan pola pikir berasas Islam sehingga terbentuk kepribadian Islam pada diri mereka.
Maka, tidak akan ada lagi generasi yang durhaka kepada orang tua atau melakukan tindakan kejahatan. Hal ini membuat kita merindukan sosok generasi berkualitas, berkarakter mulia, dan cerdas hadir di tengah-tengah umat.
Melihat hal tersebut, Islam memiliki tiga pilar untuk mencegah kerusakan pada generasi.
Pertama, memiliki ketakwaan individu dalam pendidikan keluarga. Karena pendidikan pertama berasal dari keluarga. Oleh sebab itu, keluarga muslim wajib menjadikan akidah Islam sebagai landasan dalam mendidik sehingga terbentuk kepribadian Islam pada mereka.
Pendidikan yang berlandaskan akidah Islam akan membentuk karakter islami sehingga generasi takut untuk melakukan tindakan kejahatan. Anak juga diajarkan tanggung jawab atas setiap perbuatan yang berlandaskan halal haram dan juga birrul walidain kepada orang tua.
Dengan hal ini, orang tua harus memberikan nasihat yang baik kepada anaknya. Sebagaimana pernah dicontohkan oleh Luqman di dalam Al-Qur’an ketika menasihati anaknya. Hal ini merupakan contoh yang baik bagi orang tua. Dan sejalan dengan sabda Rasulullah saw., yaitu “Bukanlah golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih muda atau yang lebih tua.” (HR. At-Tirmidzi).
Kedua, adanya kontrol dari masyarakat dengan tabiat amar makruf nahi mungkar. Saling menasihati apabila ada individu melakukan maksiat. Karena masyarakat memiliki fungsi, yaitu sebagai kontrol sosial. Maka, masyarakat akan terjaga dari kerusakan.
Ketiga, adanya negara untuk menerapkan sistem Islam secara kaffah di segala aspek kehidupan. Negara harus menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam untuk membentuk generasi kepribadian Islam. Kemudian, negara wajib memenuhi kebutuhan pokok rakyat sehingga masyarakat terhindar dari kejahatan. Tidak hanya itu, negara harus membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk masyarakat demi memenuhi kebutuhannya.
https://narasipost.com/opini/03/2024/kerusakan-moral-generasi-akibat-buruknya-sistem-pendidikan/
Namun, ketiga pilar tersebut akan berfungsi secara sempurna atau menyeluruh jika negara menerapkan sistem Islam. Maka, sudah sepatutnya kita kembali kepada sistem Islam dan menjadikan Islam sebagai asas dan sistem yang mengatur kehidupan individu, masyarakat, dan negara.
Oleh karena itu, untuk mewujudkannya perlu ada upaya untuk mendakwahkan Islam ideologi di tengah-tengah masyarakat. Agar masyarakat paham dan mengerti dengan Islam dengan kesadaran penuh pada diri mereka sehingga mereka akan berjuang bersama untuk mewujudkan kembalinya kehidupan Islam.
Wallahu a’lam. []