Setan mengancam kalian dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat keji, sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui. (TQS. Al-Baqarah: 268)
Oleh. Firda Umayah
(Kontributor NarasiPost.Com)
Sobat, miris banget deh! Kasus jual ginjal kini kembali terungkap. Parahnya lagi, sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ini sudah melibatkan sindikat jaringan internasional. Astagfirullah, kok bisa ya?
Kabar dari media online disway.id (21/07/2023) menjelaskan bahwa Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi menjelaskan kalau timnya dapat info ada 14 WNI yang sedang di Kamboja. Nah, WNI yang ada ini, kabarnya adalah korban sekaligus pelaku TPPO. Sayangnya, info rencana penangkapan ini bocor dan para pelaku berhasil melarikan diri ke Bali setelah operasi transplantasi organ tubuh berhasil dilakukan. Dikatakan sindikat jaringan internasional karena salah satu pelakunya adalah warga asing asal Kamboja. Oleh karena itu, pihak Indonesia juga menjalin komunikasi dengan pihak Kamboja sehingga kasus ini terungkap. Hal yang bikin mencengangkan lagi adalah di antara 12 pelaku yang ditangkap, dua di antaranya adalah anggota kepolisian dan petugas imigrasi. Jumlah korban penjualan ginjal ini enggak main-main lo, diperkirakan sudah ada 122 korban. Ya Allah, enggak habis pikir deh! Kok bisa-bisanya sih bantu orang melakukan tindakan kriminal?
Dalam sistem kapitalisme yang cuma memandang bahwa hidup itu untuk mencari keuntungan, memang enggak dimungkiri banyak banget yang melakukan tindakan kriminal. Termasuk membantu menjual organ tubuh manusia. Ditambah lagi, dengan kemiskinan yang makin luas, membuat korban tergiur untuk menjual organ tubuhnya tanpa pikir panjang. Masih dari sumber info yang sama, para korban dijanjikan akan mendapatkan 135 juta rupiah dari setiap ginjal yang dijual. Sedangkan pelaku mendapatkan keuntungan 65 juta rupiah dari total 200 juta rupiah yang diperoleh dari para pembeli ginjal. Enggak kalah heran nih, ternyata salah satu korban jual ginjal adalah lulusan S2 yang saat ini menganggur akibat pandemi Covid-19. Ya Allah, kalau sudah begini, bagaimana kita harus menyikapinya?
Kemiskinan dan Peran Negara
Sobat, dalam hidup kita pasti sadar kalau ada orang yang kaya dan berkecukupan. Namun, juga ada yang miskin. Kaya dan miskin itu sunatullah, kok. Hanya saja, perlu dilihat dahulu, apakah kemiskinan saat ini terjadi karena masalah kultural ataukah struktural? Faktanya, kemiskinan yang meningkat disebabkan semakin tingginya beban hidup masyarakat. Beban hidup ini adalah imbas dari abainya peran negara dalam mengurusi segala urusan rakyatnya. Negara yang menerapkan sistem kapitalisme hanya menjadi regulator antara rakyat dengan para kapitalis. Pemisahan aturan agama dari kehidupan juga membuat pemerintah enggak bisa menjamin kemudahan dalam mencari nafkah dan memenuhi hidup masyarakat. Kebijakan yang ditetapkan pemerintah sarat akan kepentingan politik partainya dan para kapitalis yang memodali para pejabat duduk di tahta kekuasaan. Astagfirullah, apa enggak takut, di akhirat nanti dimintai pertanggungjawaban?
Ketika negara enggak bisa menjamin kesejahteraan, otomatis masyarakat harus berusaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Saat segala peluang yang halal sulit diraih, maka jalan yang haram pun terpaksa dilakukan, termasuk melakukan TPPO. So, kemiskinan yang terjadi adalah kemiskinan struktural sehingga butuh solusi yang struktural juga. Kalaupun ada orang miskin yang disebabkan karena malas bekerja itu hanyalah sebagian kecil saja. Sobat, maraknya tindak kriminal enggak cuma karena kemiskinan, lo. Abainya pemerintah dalam bidang pendidikan juga jadi penyebabnya. Buktinya, mayoritas dari korban yang tergiur jual ginjal adalah orang-orang yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Mereka enggak tahu bahaya di balik jual ginjal.
Ditambah lagi, sanksi yang ada dalam sistem pemerintahan demokrasi enggak tegas dan bikin kapok. Kasus jual ginjal yang terungkap saat ini bukanlah satu-satunya kasus yang terjadi. Berulangnya kasus serupa dan kasus kriminalitas yang lain menunjukkan betapa lemahnya perlindungan hukum kepada masyarakat. Inilah dampak dari penerapan sistem yang semua aturannya berasal dari akal manusia. Akal yang lemah dan terbatas. Belum lagi dipenuhi hawa nafsu setan yang terus menggoda manusia. Aturan buatan manusia cuma membawa kesengsaraan hidup manusia. Ya Allah, sedih banget sih hidup di zaman kapitalisme. Lalu apakah ada solusi atas semua ini?
Islam Menyelamatkan Umat
Sobat, kalau masalah utama masyarakat adalah karena penerapan sistem kapitalisme, maka jelas solusinya adalah membuang jauh sistem tersebut dan berganti dengan sistem yang lain. Sistem apa itu? Sudah pasti adalah sistem Islam. Mengapa? Karena sistem Islam adalah satu-satunya sistem yang berasal dari akidah yang diridai Allah yaitu akidah Islam. Akidah ini tak hanya menghadirkan konsep keimanan yang sesuai fitrah manusia, tetapi juga melahirkan berbagai peraturan hidup untuk keselamatan manusia di dunia dan akhirat. Islam memandang bahwa negara memiliki kewajiban untuk memberikan kepengurusan yang baik kepada seluruh rakyatnya. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw.
"Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas kepengurusan rakyatnya." (HR. Bukhari)
Negara harus memberikan jaminan kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini mencakup pemenuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Negara harus memastikan bahwa setiap laki-laki mendapatkan pekerjaan yang layak untuk menafkahi diri dan keluarganya. Negara harus memastikan masyarakat mendapatkan pendidikan yang terjangkau bahkan gratis agar masyarakat memiliki kepribadian Islam dan ilmu pengetahuan sebagai bekal menjalani kehidupan. Negara juga harus memastikan bahwa masyarakat mendapatkan jaminan kesehatan dan keamanan baik dalam jiwa, akal, harta, kehormatan, akidah, dan keturunannya.
Untuk masyarakat fakir dan miskin yang wajib menanggung nafkahnya, negara akan memaksa mereka agar dapat mengusahakan sendiri nafkahnya dengan fasilitas, sarana, dan prasarana yang disediakan pemerintah. Jika ia tidak sanggup maka kerabat dekatnya dipaksa agar memberikan nafkahnya. Jika kerabat dekat yang memiliki hubungan waris tidak mampu menafkahi atau ia tidak memiliki kerabat dekat, maka negara akan mengambilkan pos zakat untuk diberikan kepada fakir dan miskin tersebut dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Jika pos zakat tidak memenuhi, maka bisa diambil dari pos lain hingga semua kebutuhan dasar fakir dan miskin terpenuhi. Hal ini dilakukan karena Islam memandang bahwa kemiskinan merupakan sebuah ancaman dari setan. Allah Swt berfirman,
"Setan mengancam kalian dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat keji, sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui." (TQS. Al-Baqarah: 268)
Islam juga menganggap kemiskinan sebagai suatu kelemahan. Lihat saja, ketika orang jatuh miskin namun ia tidak memiliki iman yang kuat, maka ia akan mudah jatuh ke dalam kemaksiatan. Astagfirullah. Oleh karena itu, Islam menjadikan negara memiliki peran penting dalam menyelamatkan umat dari kemiskinan. Tak hanya itu, Islam juga mewajibkan negara menerapkan syariat Islam secara keseluruhan termasuk dalam sistem hukum. Bagi anggota masyarakat yang melanggar syariat Islam setelah ia memahami semua aturan Islam, maka sistem hukum yang tegas akan mampu mencegah anggota masyarakat lain untuk melakukan maksiat, membuat jera bagi para pelakunya, dan menghapus dosa para pelakunya kelak di akhirat. Fakta penerapan sistem Islam ini telah ada sejak Rasulullah saw. mendirikan Daulah Islam di Madinah hingga masa Khalifah Abdul Majid II di Turki pada tahun 1924.
Kisah kesuksesan sistem pemerintahan Islam (Khilafah) dalam mengentaskan kemiskinan, salah satunya hadir pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Selama kurang lebih tiga tahun kepemimpinannya pada 717-720 Masehi, khalifah mampu menyejahterakan rakyatnya hingga tidak ditemukan seorang pun rakyat fakir dan miskin yang berhak menerima zakat. Masyaallah, keren banget, 'kan?
Sobat, terlepas dari kemiskinan yang menjerat masyarakat sehingga sebagian dari mereka rela menjual ginjalnya, Islam dengan tegas menyatakan tindakan itu dilarang karena bisa membawa bahaya bagi orang yang melakukannya. Ketika tubuh hanya memiliki satu ginjal, organ tubuh tersebut akan bekerja ekstra untuk menyaring darah. Ini dapat menimbulkan risiko kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, retensi cairan, dan kehilangan protein dalam urine. Allah Swt. melarang segala tindakan yang membahayakan jiwa yang tertuang dalam sabda Rasulullah saw.,
لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ
"Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain." (HR. Malik)
Penutup
Penjualan organ tubuh manusia karena kemiskinan jelas tidak bisa meniadakan peran negara sebagai pengurus rakyat. Jika negara mengurus semua urusan rakyat dengan baik maka masyarakat tentu tidak akan mudah terjebak dalam tindakan yang membahayakan diri hanya untuk memenuhi sesuap nasi. Ini tidak akan hadir selama sistem kapitalisme masih diterapkan di seluruh negeri muslim. Sebaliknya, Islam sebagai agama sekaligus ideologi telah memberikan aturan yang jelas bahwa negara memiliki tanggung jawab penuh dalam kepengurusan semua urusan rakyatnya. Kewajiban ini harus dilaksanakan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt. Lebih dari itu, segala aturan Islam akan selalu membawa kebaikan bagi manusia dan seluruh alam. Wallahu a'lam bishawab.
Kasian bagi orang yang benar-benar membutuhkan hingga rela menjual organ tubuhnya yang vital. Negara yang seharusnya menjamin kesejahteraan, dalam kapitalisme hanya mimpi. Butuh Islam segera tegak memimpin dunia.
Ya, mbak..orang kalau sudah kepepet apa saja bisa dilakukan. Astagfirullah.
padahal kesehatan itu nikmat yang luar biasa.. lagi lagi ini karena sistem sakit yang diterapkan saat ini.. sistem bobrok kapitalisme..
Ya, masyarakat miskin atau kondisi terpaksa biasanya tidak memikirkan jangka panjangnya.
Miris ya, kemiskinan akhirnya menimbulkan banyak masalah turunan, sampai rela jual ginjal. Di mana peran negara kalau begini.
Benar sekali. Karena kemiskinan apa pun bisa terjadi. Negara akan sulit mengatasi jika dari sistem yang dibangun saja sudah tidak pro-rakyat.
Penculikan marak, apakah juga akibat penjualan ginjal yang marak?
Saya pernah baca berita bahwa memang ada kasus penculikan yang motifnya untuk mengincar organ tubuh manusia. Miris banget. Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua.