Guru, Kembalilah kepada Posisi Mulia

"Dengan segala potensi yang ada, guru dapat memanfaatkan dirinya untuk mencerdaskan generasi dengan pemikiran Islam yang menjadi benteng bagi mereka agar tidak terseret arus sekularisme."

Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Posisi guru dalam sistem demokrasi semakin hari semakin mengiris hati. Sistem demokrasi yang merupakan sistem pemerintahan dalam ideologi kapitalisme memang memiliki kecacatan dan kerusakan sejak ideologi ini dilahirkan. Pemisahan agama dari kehidupan telah merusak posisi guru yang mulia. Berbagai kasus yang menjatuhkan posisi guru di hadapan masyarakat merupakan bukti bahwa ideologi kapitalisme tak layak untuk diterapkan dalam kehidupan.

Masih segar dalam ingatan kasus penggelapan tabungan murid di Pangandaran, yang mencapai Rp7,47 miliar. Inspektur dari Inspektorat Kabupaten Pangandaran, Apip Winayadi, menjelaskan bahwa nominal tersebut berasal dari dua kecamatan di Pangandaran, yaitu Parigi dan Cijulang. Sebanyak Rp1,5 miliar telah dipinjam oleh 62 guru dan belum kembali hingga kini. (pikiran-rakyat.com, 28/06/2023)

Kasus lain adalah penculikan siswa berkebutuhan khusus kelas 8 yang melibatkan guru olahraga sekaligus wali kelas di SMP At-Taqwa, Tangerang Selatan, sebagai pelaku. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solihah, mendesak Kepolisian Resor Tangerang serius dan terus terang dalam mengungkap dan menyelesaikan kasus ini. Sebab hingga kini, motif dan pelaku utama serta jaringan penculik anak belum jelas. (kompas.id, 29/06/2023)

Dua kasus yang melibatkan para guru di atas hanyalah segelintir dari sekian banyak kasus yang mencoreng nama baik guru di masyarakat. Guru yang memiliki posisi mulia dalam agama Islam kini kehilangan muruahnya. Untuk itu, perlu adanya upaya mengembalikan kemuliaan guru dan mencetak para guru pembangunan peradaban yang mulia.

Posisi Mulia Guru dalam Islam

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Mujadalah ayat 11, bahwa Dia akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan memiliki ilmu beberapa derajat. Dalam tafsir Al-Muyassar, ayat ini menunjukkan ketinggian derajat orang yang berilmu dengan derajat yang banyak dalam pahala dan derajat meraih keridaan Allah. Allah Maha Teliti terhadap semua amal manusia, sehingga tidak ada yang samar bagi-Nya, dan Dia akan memberikan balasan sesuai dengan amal perbuatan manusia. Orang yang berilmu di sini adalah guru dan ulama. Guru akan memiliki derajat yang mulia ketika ilmunya bermanfaat bagi umat dan Islam.

Kemuliaan guru tidak sebatas ketika ia memiliki ilmu dan mengajarkannya. Tetapi juga ketika guru menjadi contoh yang baik di tengah-tengah masyarakat dengan kepribadian Islam yang dimilikinya. Guru harus menyadari, bahwa dirinya adalah bagian dari pilar pembangun bangsa. Sebab guru memiliki beberapa potensi di tengah-tengah masyarakat sebagai berikut.

Pertama, posisi guru di masyarakat dihormati. Guru, yang dalam bahasa Jawa merupakan singkatan dari digugu lan ditiru atau dipercaya dan diikuti, memiliki tempat penghormatan tersendiri di hadapan masyarakat. Masyarakat akan memandang bahwa guru adalah kaum intelektual dengan kapasitas keilmuan dan adab yang baik. Oleh karena itu, penghormatan masyarakat terhadap guru seharusnya diimbangi dengan sikap bijak, santun, dan adil yang dimiliki guru.

Kedua, guru memiliki pengaruh di kalangan murid dan orang tua murid. Sudah menjadi hal yang umum bahwa guru dapat memengaruhi pembentukan karakter muridnya. Sebab murid, cenderung lebih taat dan mengikuti perilaku gurunya. Begitu juga dengan orang tua. Orang tua akan menganggap bahwa guru memiliki cara mendidik yang lebih baik yang harus diikuti orang tua. Maka tak jarang, orang tua lebih memperhatikan pesan dan nasihat guru untuk anaknya dalam mendampingi anak belajar atau menuntut ilmu.

Ketiga, guru memiliki kemampuan komunikasi yang baik di depan forum. Saat mentransfer ilmu, guru akan melakukan segala cara agar ilmu yang diberikan dapat dipahami oleh murid. Guru akan menggunakan bahasa yang baik dan dipahami muridnya, sehingga hal ini akan meningkatkan kemampuan guru dalam berkomunikasi.

Keempat, guru memiliki kesempatan paling banyak bersentuhan dengan masyarakat. Ketika guru mengajar, ia lebih sering berinteraksi dengan murid dan masyarakat sekolah yang notabene merupakan bagian dari masyarakat. Jika interaksi ini berjalan intens untuk memahamkan pemikiran Islam maka perubahan pemikiran akan lebih cepat terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Besarnya potensi yang dimiliki guru, akan menjadikan guru terdepan dalam usaha memperbaiki generasi dengan mendidiknya menjadi generasi saleh dan unggul dalam bidang keilmuan. Terlebih lagi, jumlah guru di negeri muslim sangat banyak. Baik guru dalam pendidikan formal maupun nonformal. Oleh karena itu, dengan segala potensi yang ada, guru dapat memanfaatkan dirinya untuk mencerdaskan generasi dengan pemikiran Islam yang menjadi benteng bagi mereka agar tidak terseret arus sekularisme.

Guru, Jadilah Penyelamat Generasi dan Umat

Posisi mulia, potensi dan peluang yang dimiliki guru, seharusnya membuat guru berdaya untuk menyelamatkan generasi dan umat dari perkara yang bertentangan dengan Islam. Upaya ini akan dapat diraih jika guru menyadari dan berkomitmen bahwa keberadaannya menjadi wadah penyelamatan diri dan umat baik di dunia maupun akhirat. Memahami konsekuensi setiap tindakan yang dilakukan dan mengoptimalkan segala peluang serta potensinya untuk menyampaikan risalah Islam. Sebab bagaimanapun juga, guru muslim adalah hamba Allah yang harus terikat dengan syariat Islam. Ia juga harus mengemban dakwah Islam, sebagaimana kewajiban yang telah Allah tetapkan dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 104.

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah kepada yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Guru muslim tidak hanya dituntut untuk profesional dan amanah dalam menjalankan profesinya. Ia juga harus memiliki kepribadian Islam, menjadikan profesinya sebagai ladang amal dan menstandarkan dirinya sebagai guru ideologis. Yaitu guru yang menjadikan Islam sebagai pedoman hidup yang menyeluruh. Menjadikan Islam sebagai akidah ruhiyah (spiritual) dan siyasiyah (politik). Menjadikan Islam sebagai ajaran yang bersifat aplikatif sehingga butuh diterapkan dalam kehidupan.

Guru muslim yang membangkitkan generasi dan umat adalah guru yang membangun suasana Islam ideologis di lingkungannya. Membangun pula lingkungan Islam ideologis dalam setiap aktivitasnya. Jika guru sudah memahami posisinya sebagai guru ideologis, maka ia harus senantiasa menjadikan dakwah sebagai poros hidup dan menjadi penolong Islam saat Islam dilecehkan, dihina, dijatuhkan, dan lain sebagainya.

Allah Swt. berfirman,

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, maka Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (TQS. Muhammad: 7)

Penutup

Menjadi guru muslim yang mulia sejatinya merupakan kewajiban yang harus ditunaikan. Ini adalah konsekuensi keimanan kepada Allah Swt.. Seorang guru yang mulia tidak hanya puas saat muridnya mampu memecahkan berbagai soal dalam mata pelajaran. Namun guru akan puas ketika ia mampu mencetak generasi muslim yang saleh, cerdas, dan turut menjadi pejuang Islam. Guru muslim yang mulia juga tak cukup untuk mendidik generasi agar tidak terseret arus sekularisme. Akan tetapi, ia juga akan berupaya untuk mengembalikan kehidupan Islam agar rahmat dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia.

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Firda Umayah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com Salah satu Penulis Inti NarasiPost.Com. Seorang pembelajar sejati sehingga menghasilkan banyak naskah-naskahnya dari berbagai rubrik yang disediakan oleh NarasiPost.Com
Previous
Rempaka Literasiku
Next
Bukan Canda Siasat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

10 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Dyah Rini
Dyah Rini
1 year ago

Benar Sekali Mbak Firda Umayah. Guru seharusnya mengerahkan potensinya untuk mencetak generasi pembangun peradaban. Mengembalikan kegemiangan Islam. Kurikulum yang sekuler yg ditetapkan negara memang salah satu hambatan tewujudkan kemuliaan seorang guru

Neni Nurlaelasari
Neni Nurlaelasari
1 year ago

Sistem kapitalisme sekuler menjadikan kehormatan guru tercoreng. Sekularisme pun memaksa guru mengajarkan hal yang tidak sesuai syariat Islam, atas nama seni budaya karena mengikuti kurikulum yang berlaku. Akhirnya harapan menjadikan siswa berkepribadian Islam pun terasa sulit terutama di sekolah negeri.

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Posisi guru mulia karena sebagai pendidik generasi pembangun peradaban. Namun, karena sistem sekuler muruah guru kini tercoreng dengan berbagai kasus, sungguh menyedihkan..

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Nining Sarimanah
1 year ago

Ya, benar. Guru yang seharusnya menjadi pelindung pun ternyata ada yang malah menjerumuskan. Ini adalah masalah sistematis bukan kasuistik semata.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 year ago

Memang perlu sebuah sistem yang mulia untuk memuliakan guru. Karena pada dasarnya guru adalah profesi yang mulia penuh pahala.

Asma Faoriyah
Asma Faoriyah
1 year ago

Masyaallah tabarakallah, semoga semakin tumbuh kesadaran para guru untuk mendidik generasi islami.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Asma Faoriyah
1 year ago

Aamiin ya Allah

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Masyaallah, betapa mulia kedudukan guru dalam Islam. Lewat lisan dan ilmunya, mereka mampu mencetak generasi-generasi cemerlang. Namun, penerapan sistem kapitalisme yang berakidah sekuler ini sering kali membuat posisi guru tercoreng.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Sartinah
1 year ago

Benar sekali. Sedih ketika guru yang seharusnya bisa menjadi contoh yang baik tapi tercoreng dengan oknum guru yang buruk karena sistem sekularisme

Firda Umayah
Firda Umayah
1 year ago

Jazakumullah khoiron katsiron kepada semua tim NP

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram