Maraknya Pelaku Bullying pada Anak

”Maraknya bullying yang terjadi akhir-akhir ini merupakan buah diterapkannya sistem kapitalisme.”

Oleh. Sri Retno Ningrum
(Kontributor NarasiPost.Com dan Penulis Ideologis)

NarasiPost.Com-Bocah berusia 9 tahun berinisial MHD dikabarkan meninggal usai dikeroyok oleh kakak kelasnya. Ya, bocah tersebut adalah pelajar kelas 2 di salah satu SD di Kecamatan Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat. Sebelumnya, cucunya itu mengeluh sakit habis pulang sekolah, namun keesokan harinya tetap berangkat sekolah dan dikeroyok kembali oleh kakak kelasnya. Akibat pengeroyokan terakhir MHD dilarikan ke RS Primaya kemudian dipindah ke RS Hermina lantaran RS Primaya tidak menerima pasien korban pengeroyokan. Setelah mengalami kritis selama tiga hari, korban dinyatakan meninggal dunia (Kompas.com, 20/5/2023).

Miris! Apa yang telah menimpa anak kelas 2 tersebut. MHD telah menjadi korban meninggal akibat bullying. Ini tentu sangat menyesakkan dada kita. Pelajar usia SD menjadi pelaku kriminal. Sejatinya, usia SD adalah usia yang sangat menyenangkan. Anak-anak SD biasanya disibukkan dengan kegiatan belajar dan bermain. Dari usia SD-lah terlihat kreativitas dan prestasi pada anak. Tapi apa yang terjadi pada salah satu SD di Sukabumi, masih kecil malah menjadi perilaku kriminal.

Pada umumnya perilaku kriminal terjadi pada usia SMP. Negara pun memiliki sanksi pidana bagi pelaku kriminal usia 12 tahun ke atas. Akan tetapi, untuk pelaku kriminal usia di bawah 12 tahun, negara belum memberikan sanksi pidana. Kemungkinan negara hanya memberikan pembinaan pada pelaku pidana SD.

Perlu diketahui penindasan, perundungan, perisakan atau pengintimidasian (bahasa Inggris: bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan kekuasaan sosial atau fisik. Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antarmanusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan (wikipedia).

Perilaku bullying tentu merugikan para korban. Maraknya bullying yang terjadi akhir-akhir ini merupakan buah diterapkannya sistem kapitalisme. Kapitalisme yang memiliki asas sekularisme telah berhasil memisahkan agama dari kehidupan. Alhasil, dalam kehidupan bermasyarakat tidak lagi memperhatikan nilai-nilai agama. Kapitalisme yang mengagung-agungkan paham kebebasan seperti kebebasan berperilaku telah membolehkan adanya tindak kekerasan. Tindak kekerasan dianggap hal yang lumrah untuk dilakukan meski merugikan orang lain. Hal tersebut juga diperparah dengan sistem pendidikan yang berbasis sekuler. Visi misi pendidikan tidak lagi berfokus dalam mencetak generasi berakhlak karimah, namun lebih berorientasi pada nilai akademisi yang mumpuni. Walhasil setelah lulus mereka pandai akademik namun minim berakhlak baik.

Dalam pandangan Islam, bullying merupakan tindakan yang tidak dibenarkan dan dilarang oleh Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 11:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٞ مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ خَيۡرٗا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٞ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيۡرٗا مِّنۡهُنَّۖ وَلَا تَلۡمِزُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُواْ بِٱلۡأَلۡقَٰبِۖ بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ ٱلۡفُسُوقُ بَعۡدَ ٱلۡإِيمَٰنِۚ وَمَن لَّمۡ يَتُبۡ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. ” (QS. Al-Hujurat: 11)

Sungguh sangat celaka orang yang melakukan tindakan bullying karena disebut orang yang zalim. Oleh karena itu, harus ada upaya untuk mencegah kasus bullying, maka dibutuhkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat untuk mengatasi bullying yakni di lingkungan keluarga, masyarakat, dan negara.

a. lingkungan keluarga
Para orang tua akan senantiasa membekali anak-anaknya dengan akidah Islam. Mereka diajarkan untuk takut dan taat pada Allah Swt. sehingga enggan melakukan perbuatan amoral.

b. lingkungan masyarakat
Masyarakat akan berperan aktif melakukan dakwah. Mengajak umat untuk menaati perintah Allah dan menjauhi segala larangannya termasuk bullying.

c. lingkungan negara
Negara sebagai pihak yang memiliki kekuasaan, sehingga negara akan mengontrol segala bentuk tontonan yang dinikmati rakyat. Tontonan yang berupa kekerasan difilter oleh negara sehingga rakyat bebas dari tontonan yang tidak senonoh.

Semua ini akan terwujud nyata jika negara menerapkan sistem Islam atau Khilafah. Khilafah juga akan memberi sanksi takzir bagi pelaku kejahatan bullying yang sampai memakan korban. Dengan cara seperti itu akan menimbulkan efek jera bagi pelaku sekaligus ketakutan pada masyarakat untuk tidak mencontoh hal yang serupa.

Oleh karena itu, saatnya kita beralih pada sistem Islam. Dengan penerapan sistem Islam niscaya kasus bullying tidak akan terjadi seperti saat ini. Rakyat hidup berdampingan, baik mereka muslim maupun nonmuslim. Semuanya bersatu tanpa ada perselisihan. Begitu pula, kasus bullying yang menimpa anak mustahil terjadi.

Wallahu a'lam bish-showab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Sri Retno Ningrum Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Menakar Efektivitas UU Pers dalam Melindungi Jurnalis
Next
Berburu Keberkahan dengan Menjilat Jari Jemari Tangan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

Tontonan anak-anak saat ini sudah terkontaminasi dengan tontonan berbau psikopat.. mengerikan.. bukankah apa yang mereka tonton kemungkinan besar akan ditiru di kemudian hari?

Tya Ummu Zydane
Tya Ummu Zydane
1 year ago

Potret kelam sistem kufur
Tinggalkan sistem kufur
Terapkan sistem Islam.

Zahrah Luthfiyah
1 year ago

Perundungan semacam ini terus terjadi secara berulang, tidak ada tindakan yang dapat menyelesaikan. Sistem kufur yang terus menjadi patokan akan melahirkan generasi krisis adab serta mental.

Sahabat sesurga
Sahabat sesurga
1 year ago

Potret Sistem buruk pendidikan di negeri ini

Nirwana Sadili
Nirwana Sadili
1 year ago

Bukti sistim pendidikan yang diterapkan tidak mengantarkan anak memiliki kepribadian Islam. Perilaku generasi jauh dari Islam.

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Kasus bullying akan terus terjadi jika negara ini tetap mempertahankan sistem yang rusak.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram