"Islamofobia telah dijadikan propaganda Barat untuk menyerang Islam dengan mendistorsi Islam sebagai agama yang menyebarkan paham terorisme, ekstremisme, dan radikalisme. Aksi kekerasan atau islamofobia terhadap umat Islam tidak akan pernah mampu dihentikan selama umat Islam mengadopsi sistem kapitalisme sekuler sebagai sistem kehidupan."
Oleh. Mahganipatra
(Pegiat literasi dan Aktivis Forum Muslimah Peduli Generasi)
NarasiPost.com-Atmosfer sosial politik di India kembali memanas, akibat sikap para elite politik partai Bharatiya Janata (BJP) yang sedang berkuasa. Mereka melakukan penghinaan terhadap Al-Qur'an, Rasulullah saw, dan Islam.
Sikap Nupur Sharma dan Naveen Jindal sebagai juru bicara partai BJP yang menyerang dan mengolok-olok Al-Qur'an dengan menyamakannya dengan "Bumi itu datar". Kemudian menghina Rasulullah saw dan istrinya Aisyah r.a.di media sosial, telah mengundang reaksi keras umat Islam di seluruh dunia.
Seruan untuk memboikot produk India dan demonstrasi yang mengecam negara India oleh umat Islam di beberapa negara dianggap sangat wajar, mengingat sepak terjang politisi India yang terus melakukan penghinaan terhadap ajaran Islam beserta simbol-simbol Islam secara berulang-ulang. Sikap sombong, hipokrit, dan zalim seringkali ditunjukkan oleh negara-negara kafir seperti India dan negara-negara kafir Barat yang menganut paham sekularisme-liberalisme.
Sementara itu, sikap partai Bharatiya Janata (BJP) yang sedang berkuasa, telah menyatakan bahwa tindakan Nupur Sharma dan Naveen Jindal bukan merupakan representatif dari partai. Mereka sangat menentang ideologi apa pun yang menghina atau merendahkan sekte atau agama apa pun. Lewat Kementerian Luar Negeri, Pemerintah India mengatakan tweet dan komentar ofensif juru bicara BJP tidak mencerminkan pandangan pemerintah.
Namun demikian, partai BJP juga tidak mengambil sikap tegas terhadap anggota mereka yang melakukan aksi islamofobia. Bahkan kebijakan politik India justru seringkali menampilkan aksi kriminalisasi, persekusi, dan diskriminasi terhadap kaum muslim minoritas di negeri mereka. Hal ini menjadi bukti bahwa islamofobia masih menjangkiti sebagian besar rakyat India.
Sistem Kapitalisme Sekuler Memelihara Islamofobia
Penghinaan terhadap Islam bukan yang pertama sekaligus yang terakhir terjadi di India. Akan tetapi sampai saat ini kekerasan semakin meningkat dan terus terjadi. Bahkan kekerasan terhadap umat Islam juga kerap terjadi di beberapa negara lain yang menganut sistem kapitalisme-liberalisme dan sekularisme. Kebencian kafir Barat dan sekutunya terhadap Islam politik menjadi agenda yang terstruktur yang terus dipelihara agar dapat memberikan legalitas bagi setiap kebijakan yang diterapkan.
Oleh karena itu, bukan sesuatu yang aneh jika di dalam ekosistem kapitalisme sekuler, islamofobia tumbuh subur. Sebab napas kehidupan sistem sekuler adalah terpisahnya aturan agama dengan aturan kehidupan. Dari aturan ini muncul berbagai kebijakan yang melahirkan kekuasan oligarki dan imprealisme untuk mengokohkan kekuatan dan kekuasaan mereka terhadap umat Islam.
Barat dan sekutunya sangat memahami bahwa geliat kebangkitan umat Islam telah menyebar ke seluruh penjuru negeri muslim. Salah satunya adalah Indonesia, bonus demografi yang dialami oleh Indonesia menjadi hal yang semakin diperhitungkan dan dianggap sebagai tunas-tunas kebangkitan Islam. Tidak heran jika berbagai aksi islamofobia masih terus terjadi dan dipelihara.
perkembangan Islam yang terus bertambah dan letak India yang beririsan dengan negeri-negeri muslim seperti Pakistan, Kashmir, dan Afganistan telah menumbuhkan kekhawatiran India dan negara-negara Barat pada umumnya. Mereka menyadari bahwa potensi kekuatan umat Islam akan sangat berpengaruh ketika terwujud persatuan umat Islam yang berada di kawasan ini. Apalagi ketika kesadaran politik Islam yang lahir dari pemikiran Islam politik akan mampu melahirkan akselerasi politik umat Islam menjadi kekuatan global adidaya. Yang akan mampu membebaskan hegemoni dan imprealisme kafir Barat dan sekutunya terhadap negeri-negeri muslim. Sehingga kekhawatiran ini telah mendorong pada perasaan takut yang melahirkan tindakan islamofobia akut.
Solusi Islam Memberantas Islamofobia
Islamofobia telah dijadikan propaganda Barat untuk menyerang Islam dengan mendistorsi Islam sebagai agama yang menyebarkan paham terorisme, ekstremisme, dan radikalisme. Aksi kekerasan atau islamofobia terhadap umat Islam tidak akan pernah mampu dihentikan selama umat Islam mengadopsi sistem kapitalisme sekuler sebagai sistem kehidupan.
Oleh karena itu, sudah saatnya umat Islam kembali kepada sistem Islam. Dengan mengambil Islam sebagai ideologi dan sistem kehidupan. Karena Islam bukan hanya agama ritual yang hanya mengatur tentang akidah, ibadah dan akhlak semata. Namun, Islam merupakan sebuah sistem yang memiliki sistem aturan yang komprehensif. Yang akan mengatur seluruh aktivitas kehidupan manusia. Karakternya sebagai dien yang sempurna akan memberikan kemampuan menyelesaikan seluruh persoalan kehidupan manusia, termasuk persoalan islamofobia.
Umat Islam harus mulai membangun kesadaran politik Islam dengan menjadikan akidah Islam sebagai pengikat persatuan umat Islam. Juga mulai menyentuh kesadaran generasi muda untuk turut serta membentengi diri dengan mempelajari pemahaman Islam secara kaffah. Agar tercipta perubahan yang mendorong tumbuhnya kesadaran dan kebangkitan Islam di tengah-tengah umat, dengan menjadikan metode kebangkitan dan perubahan hakiki pada kerinduan terhadap penerapan syariat Islam sebagai konsekuensi keimanan terhadap Allah Swt. Adapun langkahnya yakni melalui dakwah pemikiran Islam politik sebagai solusi untuk memperjuangkan penerapan Islam kaffah dengan menegakkan Khilafah.
Wallahu a'lam bish-showab[]