"Gulung tikarnya ritel modern menjadi bukti bangkrutnya ekonomi kapitalis dalam mengatur perekonomian bangsa."
Oleh. Mila Sari, S. Th. I
(Pegiat Opini, Pendidik Generasi dan Member Akademi Menulis Kreatif)
NarasiPost.Com-Pandemi yang melanda negeri ini sejak Maret 2020 lalu hingga saat ini telah menyisakan banyak cerita pilu, terutama dalam bidang ekonomi. Banyak di antara masyarakat yang kehilangan pekerjaannya, sehingga beban hidup menjadi semakin sulit.
Berdasarkan berita yang dilansir oleh liputan6.com (25 Mei 2021), disebutkan bahwa salah satu ritel modern, Supermarket Giant akan tutup. Dampaknya, pendapatan negara hilang dan terjadinya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) secara besar-besaran.
Masih dalam sumber yang sama, disebutkan bahwa PT Hero Supermarket Tbk. (HERO Group) memutuskan untuk menutup seluruh gerai Giant pada akhir Juli 2021. Penutupan gerai Giant ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memfokuskan bisnisnya ke merek dagang IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan Giant. Namun hal ini tentu bisa menghilangkan pendapatan negara dan retribusi pendapatan daerah.
Adapun salah satu alasan ditutupnya gerai modern ini merupakan efek dari pandemi yang menyebabkan tingkat konsumsi dan mobilitas di daerah menjadi rendah. Alasan ini dianggap wajar sebab terjadinya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) beberapa waktu.
Dampak pandemi di sektor ritel semakin nyata terlihat dengan ketidakmampuan bertahan di tengah badai krisis yang menjadi-jadi dan semakin menyulitkan roda perekonomian, ditambah dengan ketidakseriusan mengatasi problem ekonomi dan pandemi oleh pemerintah, maka jadilah ekonomi rakyat menengah ke bawah semakin menjerit dan terhimpit.
Gulung tikarnya ritel modern tentu menimbulkan efek yang lain, yaitu PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) para pegawainya yang begitu banyak di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini tentu akan mempersulit mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lain disebabkan oleh pandemi yang menjadikan lapangan kerja kian sempit. Sekali lagi, ini merupakan bukti bangkrutnya ekonomi kapitalis dalam mengatur perekonomian bangsa. Bahwa kapitalis tak lagi mampu membawa rakyat kepada kesejahteraan ekonomi, justru kebijakan demi kebijakan telah membawa perekonomian bangsa ke jurang penderitaan yang teramat dalam.
Alhasil, kita mesti keluar dari keterpurukan ekonomi yang menjadikan segalanya serba rumit. Kita mesti mampu melihat solusi yang lebih solutif dalam masalah ini, sebab faktor ekonomi merupakan salah satu faktor terpenting dari kemajuan sebuah negara. Negara yang mandiri secara ekonomi, tentu memiliki posisi tersendiri di mata internasional.
Ya, solusi itu adalah Islam. Bahwa tidak ada solusi lain yang layak untuk membawa perekonomian bangsa menuju kegemilangan yang hakiki melainkan ekonomi Islam (baca; ekonomi syariah). Hanya sistem ekonomi Islam yang dengan pengaturannya, menjadikan masyarakat keluar dari himpitan ekonomi.
Hal ini telah terbukti selama 14 abad lamanya, sejak Rasul Saw mendirikan negara Islam di Madinah hingga berakhirnya kekhilafahan Turki Utsmani pada tahun 1924 oleh Inggris dan para sekutunya. Sepanjang masa itu, tinta emas sejarah telah banyak mencatat kesejahteraan dan kegemilangan dari sisi ekonomi, dari mereka yang tanpa ragu menyumbangkan seluruh hartanya di jalan dakwah sampai tidak ada satu pun di penjuru negeri dari rakyat negeri Daulah yang layak menerima zakat.
Tentu ekonomi Islam tidak berdiri sendiri. Hadirnya mesti ditopang oleh sistem Islam yang utuh, yang di dalamnya seluruh sistem kehidupan diatur dengan tatanan peraturan Islam yang telah diperintahkan oleh Allah Swt sebagai janji kesejahteraan-Nya. Hal ini sesuai dengan dalil berikut:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْاَرْضِ…
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,…" (QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Dari dalil tersebut, ada indikasi yang harus kita lakukan untuk memeroleh keberkahan rahmat, rezeki, dan kasih sayang Allah Swt yang akan tercurah tanpa henti, yaitu iman dan takwa. Iman akan menjadikan kita memercayakan segala urusan kita hanya kepada Allah Swt dan takwa akan menjadikan kita takut bila melanggar perintah dan segala ketentuan-Nya hingga kita tetap berada dalam koridor rida-Nya.
Wallahu 'alam bishsawab[]