"Palestina sangat membutuhkan bantuan militer untuk bangkit melawan Israel bukan cuma retorika belaka.
Sayangnya sekat-sekat nasionalisme membuat banyak negara muslim hanya mampu mengumbar retorika tanpa mau terjun langsung membantu nasib Palestina."
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)
NarasiPost.Com-Kembali kabar duka terdengar dari bumi para anbiya, Palestina. Bahwa Israel telah melakukan serang udara dalam 3 hari ini sejak hari Rabu. Serangan ini adalah serangan perdana setelah Perdana Menteri Israel yang baru, Naftali Bennett dilantik menggantikan Netanyahu yang telah berkuasa selama 12 tahun. Serangan ini diklaim sebagai serangan balasan dan menargetkan fasilitas Hamas di Gaza.
Kamis (17/6/2021) hingga Jumat (18/6/2021) dini hari Israel kembali melancarkan serangannya ke Gaza. Jet-jet tempur milik Israel masuk ke wilayah Palestina itu dan menjatuhkan bom ke situs-situs di Khan Yunis, di selatan Gaza. (CNBC Indonesia, 18/6/21).
Sejak tanggal 21 Mei, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan 257 warga Palestina termasuk 66 di antaranya adalah anak-anak dan 13 warga Israel. Padahal telah diputuskan adanya gencatan senjata, namun sudah seperti yang diketahui dunia, Israel adalah bangsa paling tak bisa dipercaya, dengan alasan membalas serangan yang dilakukan oleh Hamas, mereka dengan bangga terus melakukan agresi udaranya ke Gaza. Pergantian penguasa di dalam tubuh Israel sendiri, dengan terpilihnya Bennett sebagai Perdana Menteri Israel malah semakin membuktikan bahwa Israel akan semakin pongah dan sombong. Karena seperti yang diketahui bahwa Bennett adalah penentang paling keras atas gagasan kemerdekaan negara Palestina dan pendukung permukiman ilegal Yahudi. Terbukti belum sepekan pelantikannya sebagai pemimpin, Israel telah kembali membombardir Gaza dengan brutal.
Sebelumnya, pada Selasa 15 Juni, kelompok nasionalis sayap kanan Israel dan kelompok pro-pemukim melalui Yerusalem Timur telah melakukan pawai anti-Arab. Ratusan orang mengikuti pawai tersebut dengan meneriakkan yel-yel "matilah orang Arab" dengan menggunakan bahasa Ibrani.
Sebelum aksi itu dimulai, aparat telah dengan paksa mengusir warga Palestina dari luar Gerbang kota tua Damaskus dengan menembakkan granat kejut, akibatnya ada 17 warga Palestina ditangkap dan sekitar 33 orang lainnya luka-luka. Karena penangkapan inilah kemudian Hamas balik menyerang Israel dengan melayangkan balon pembakar ke ladang-ladang milik Israel. Peristiwa ini pun, memicu Israel melakukan serangan ke arah Gaza dan ditambah dengan pengusiran keluarga Palestina dari lingkungan syeikh Jarrah yang mengakibatkan unjuk rasa oleh warga Palestina termasuk dalam rangka memperingati pendudukan Israel atas tanah Palestina sejak 1967.
Apakah Cukup dengan Mengecam?
Bangsa Yahudi adalah bangsa yang telah dilaknat oleh Allah Subhanahu wata'ala. Mereka adalah bangsa pembunuh para nabi. Mereka diberikan keutamaan oleh Allah dengan lahirnya banyak nabi dari kalangan mereka. Namun mereka ingkar dan malah semakin pongah. Bukannya malah tunduk patuh menerima nasihat, mereka malah memutarbalikkan kebenaran dan durhaka.
Setelah perang berdarah Arab-Israel pada tahun 1948 yang telah membuat 700.000 warga Palestina mengungsi meninggalkan tanah mereka, Israel telah secara licik dan brutal menjarah dan menjajah Palestina. Menggerogoti dan mengklaim tanahnya, membunuhi saudara-saudara muslim kita di sana, menghisap darah mereka dengan kejam, menjadikan Palestina laksana penjagalan manusia di dunia. Pun telah 54 tahun sudah berlalu sejak perang 6 hari antara Israel yang mengalahkan Mesir, Suriah, dan Yordania, yang mengakibatkan Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur dari genggaman Yordania. Dari sejak itu, serangan demi serangan telah dilakukan oleh Israel dengan bengis dan tanpa malu, sudah tak terhitung lagi berapa nyawa muslim telah menjadi korban, dan kehilangan tempat tinggal.
Pemimpin negeri-negeri muslim pun telah silih berganti. Selama itu itu pula berapa kata kutukan, kritikan, serta kecaman telah mereka dilontarkan. Namun apakah setiap kutukan dan kritikan itu membuat Israel jera? Tidak. Hari demi hari Israel semakin berani dan sombong. Dengan dukungan negara-negara kafir, khususnya Amerika, dan lembaga boneka PBB, mereka semakin tak tahu diri. Tanah-tanah Palestina semakin hari semakin menciut direbut oleh Israel, ditambah dengan penghianatan pemimpin negeri-negeri Arab, seperti Bahrain dan UEA mengikuti rekan mereka yang sebelumnya telah berdamai dengan Israel, yaitu Turki di tahun 1950, Mesir tahun 1979, dan Yordania tahun 1994, serta yang terbaru negara Arab Saudi pun ikut menormalisasi hubungannya dengan penjagal Israel.
Begitulah, seperti sekarang ini, dengan hanya mengandalkan pemanis bibir para pemimpin negeri muslim berpura-pura mengkritik kekejaman agresi Israel di hadapan dunia. Maka, kita tidak bisa diam saja dan merasa senang. Bahkan duta besar Israel untuk Singapura, Sagi Karni pun mengatakan pemimpin Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, telah tidak jujur pada dunia dengan kritikkan mereka, bahkan ia menyeru jika ingin kedamaian ada atas Palestina, maka jalan satu-satunya adalah mengakui Israel dan menjalin hubungan resmi dengan Israel.
Palestina Hanya Bisa Bebas dengan Khilafah
Wahai kaum muslim, masihkah belum sampai kepada kalian, bahwa Palestina adalah tanah umat Islam? Tanah Palestina adalah wakaf umat Islam. Wakaf berarti tidak bisa dijual atau diserahkan kepada nonmuslim. Kata wakaf pertama diucapkan oleh Amirul-mukminin Umar bin Al-Khattab radhiallahu anhu, ketika beliau datang ke Palestina untuk menerima penyerahan kunci Baitul Maqdis dari pemimpin umat Kristen saat itu.
يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الأَرْضَ المُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللّهُ لَكُمْ وَلاَ تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنقَلِبُوا خَاسِرِينَ
“Wahai kaumku! Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditetapkan Allah bagimu dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut pada musuh), kelak kamu menjadi orang yang merugi.” (QS. Al-Maidah: 21)
Di sana pula terdapat masjid Al Aqsa, kiblat pertama umat Islam, tempat bersejarah bagi umat Islam, menjadi tempat singgah Rasulullah dalam perjalan isra' mi'rajnya. Masjid Al-Aqsa adalah masjid kedua yang dibangun oleh manusia setelah Masjidil Haram.
Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, berkata bahwa Rasulullah bersabda;
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَ
“Janganlah mengadakan perjalanan dengan sengaja, kecuali ke tiga masjid; masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah), Masjidil Haram (di Mekah), dan Masjidil Aqsa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Belumkah kalian mendengar kisah Shalahuddin Al Ayyubi, panglima Islam nan gagah berani, telah merebut kembali Palestina dari pasukan Salib? Pada awal Oktober 1187 Masehi atau 583 Hijriah, setelah 12 tahun ia bersumpah untuk membebaskan Palestina, Salahuddin Al Ayyubi telah memobilisasi tentaranya untuk merebut Yerusalem dari tentara salib, hingga Palestina pun kembali ke dalam pelukan kaum muslim. Dalam kemenangan itu, tentara salib, orang-orang Yahudi, dan Nasrani, dibiarkan pergi dengan damai tanpa disakiti, begitulah jika umat Islam memimpin.
Dari sini, jelaslah bahwa Palestina mutlak milik umat Islam seluruh dunia. Bukan hanya milik rakyat Palestina semata. Maka jika sekarang Palestina menangis dan teraniaya, maka adalah tanggung jawab kita sebagai umat Islam untuk melawan Israel dan membebaskan Palestina. Kemerdekaan Palestina adalah tanggung jawab kita, kaum muslim di seluruh dunia, bukan hanya tanggung jawab warga Palestina saja.
Namun sejatinya kemerdekaan Palestina dan negeri-negeri Islam yang sedang terjajah oleh Israel dan kaum kuffar, tidak akan pernah bisa dicapai jika hanya mengandalkan kata-kata kritik palsu nan menipu. Harus ada aksi nyata yang tak sebatas donasi dan kecaman saja, tanpa menghentikan kekejaman penjajah Israel laknatullah. Harus ada kekuatan politik dan militer dari negara. Negara yang dipimpin oleh pemimpin pemberani dalam menerapkan Islam di dalam negerinya serta berani mengomando militernya dari seluruh dunia untuk melawan dominasi Israel dan penjajah di negeri-negeri muslim. Inilah negara Khilafah Rasyidah, kepemimpinan Islam untuk seluruh dunia.
"Tanah itu milik umat Islam. Mereka telah berjihad untuk Palestina. Mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Jika suatu saat negara ini (Khilafah Utsmani) runtuh, silahkan mereka bisa mengambil Palestina tanpa membayar harganya". Inilah kalimat yang disampaikan oleh Sultan Abdul Hamid II untuk Theodor Herzl, pencetus negara Israel di Palestina pada tahun 1902.
Wallahu a'lam.[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]