Menerka Realitas Palestina, Perlukah Peran Negara?

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rida kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi Pelindung dan Penolong bagimu." (QS Al-Baqarah [2]: 120)


Oleh. Lailatul Hidayah

NarasiPost.Com-Tahun 1860 lahir seorang Yahudi berkebangsaan Hungaria yang bernama Theodore Herzl yang suatu saat akan dikenal sebagai Bapak Zionis. Ia menulis buku Der Judenstaat pada tahun 1896 yang berarti negara Yahudi. Setelah hampir 900 tahun lamanya mereka hidup terlunta-lunta, tanpa kesatuan dan tanpa tanah air, Herzl bermaksud meyakinkan kepada bangsa Yahudi bahwa untuk kembali bangkit, maka mereka harus mendirikan sebuah negara. Tentu saja tanah yang dipilihnya adalah tanah yang dijanjikan, yaitu Palestina, yang dulu pernah mereka tolak perintah Allah untuk memasukinya dan mereka mengatakan pada Musa untuk berperang berdua saja bersama Tuhan, sedang mereka menunggu sambil duduk saja, bila sudah selesai, mereka baru mau memasukinya. Dari sinilah awal mula konflik antar Palestina dan Israel dimulai.

Tentunya mereka, bangsa Yahudi, dalam merampas tanah Palestina tidaklah sendirian, saat itu mereka mendapat dukungan dari beberapa negara. Inggris adalah negara pertama yang memberikan jalan kepada Yahudi untuk memasuki tanah Palestina melalui keputusan Liga Bangsa-Bangsa. Setelah Perang Dunia II, selanjutnya giliran Amerika Serikat memberikan dukungannya melalui Persekutuan Bangsa-Bangsa yang memberi angin segar kepada Negara Israel.

Konflik demi konflik pun terus terjadi hingga detik ini. Mereka saudara kita di Palestina menjadi korban kekejaman laknatullah Israel. Mereka dibunuh, dibantai, dan diteror hampir setiap hari, namun mereka tetap bertahan dan tak ingin pergi meninggalkan Baitul Maqdis, tanah milik kaum muslimin karena ingin terus melindungi Baitul Maqdis meskipun harus bertaruh nyawa.

Solusi-Solusi Parsial yang Ditawarkan Telah Membentuk Pola Pikir yang Menjebak

Berbagai cara telah kaum muslimin lakukan untuk memberi dukungan kepada Palestina dan Baitul Maqdis, namun konflik tak kunjung usai. Mulai dari langkah untuk gencatan senjata perjanjian damai, win win solution dengan two state, pemboikotan produk Israel, atau bahkan meminta bantuan PBB untuk memberi sanksi, semua itu ternyata tak akan pernah mampu menghentikan Israel untuk melakukan penjajahan dan merampas Baitul Maqdis di Palestina.

Mengutip dari Viva.co.id, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menegaskan pentingnya Palestina dan Israel kembali ke meja perundingan untuk mewujudkan perdamaian yang langgeng, menyusul pengumuman dan gencatan senjata di Gaza. Pernyataan itu disampaikan di sidang tertutup Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 20 mei 2021. Apakah usaha tersebut akan berhasil? Pada kenyataannya mereka lagi dan lagi melakukan serangan selang hanya beberapa jam dan tidak menepati janjinya untuk melakukan gencatan senjata sebagai pesan perdamaian. Hal tersebut sebenarnya telah diabadikan dalam firman Allah surah Al-Baqarah ayat 120 sebagai berikut :

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rida kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi Pelindung dan Penolong bagimu." (QS Al-Baqarah [2]: 120)

Win-win solution dengan two state juga bukan merupakan solusi tuntas konflik Palestina dan Israel, sebab Palestina adalah tanah milik kaum muslimin seutuhnya dan diharamkan untuk memberikannnya sejengkal pun pada Israel untuk menguasainya. Begitu pun dengan pemboikotan produk Israel, tidak akan memberikan efek jera bagi Israel untuk berhenti menyerang Palestina, karena faktanya banyak negara-negara di balik Israel yang akan tetap mendukung Israel, seperti mayoritas negara Barat maupun PBB ada di baliknya. Maka pemboikotan tidak akan memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian Israel, buktinya walaupun boikot produk Israel pernah diserukan, namun rudal Israel tetap saja dilayangkan terhadap saudara kita di Palestina.

Semua ini telah menjadi bukti bahwa solusi-solusi tersebut hanya menjebak pola pikir kaum muslimin saja. Kaum Muslim akhirnya hanya fokus pada solusi-solusi parsial, namun tak pernah sampai dalam memikirkan solusi mendasar.

Terapkan Solusi Mendasar, Bersatu dalam Membebaskan Penjajahan dan Penderitaan Palestiana juga Dunia

Umat muslim seluruh dunia memiliki jumlah yang sangat banyak, lantas mengapa mereka seperti singa yang sedang tidur dan tidak mampu memerdekakan Palestina hingga detik ini? Maka jika kita telisik, ternyata meskipun jumlah kita sangatlah banyak, namun kita masih tersekat-sekat atau terpecah-belah, tidak memiliki kekuatan, masih seringkali berselisih dan tidak mau bersatu, maka hal tersebut akan tetap menguntungkan bagi musuh-musuh Islam untuk berbuat sesuka hati mereka dan memberikan penderitaan yang tak kunjung selesai.

Persatuan kaum Muslim merupakan hal yang sangat penting dalam mengumpulkan kekuatan untuk melawaan penjajahan. Lantas dengan apa persatuan itu akan terwujud? Tidak lain jawabannya hanyalah dengan adanya peran negara yang akan menyatukan mereka dalam satu naungan dan satu komando yang akan menggiring mereka pada kemenangan hakiki. Jika mereka saja, kaum Yahudi, ingin memeroleh kebangkitan dengan cara memiliki sebuah negara, lantas mengapa hal tersebut tidak membuat kita menyadari bahwa sebenarnya peran negara sangatlah penting untuk meraih kebangkitan umat maupun dunia?

Para Khalifah dalam daulah Islam kala itu tidak pernah membiarkan penjajah dan orang-orang Yahudi membeli ataupun mengambil tanah milik kaum muslimin sedikit pun yang telah mereka perjuangkan dengan darah-darah mereka. Bahkan tanah Palestina baru berhasil mereka kuasai sedikit demi sedikit setelah Daulah Islam mulai runtuh dan saat itulah kaum muslimin kehilangan negaranya. Maka sudah saatnya kaum muslimin bersatu dalam naungan Daulah Islam dan membebaskan Palestina, serta dunia dari berbagai penderitaan yang menimpa mereka saat ini, sambil mengupayakan dalam berjuang tak kenal lelah untuk mengembalikan kehidupan Islam hingga Allah memberi pertolongan kepada kita dengan tegaknya kembali Daulah Islam atas izin-Nya.[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Kursi Komisaris untuk Balas Budi?
Next
Bahaya Serakah Terhadap Dunia
1 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram