"Fakta miris ini membuka dunia remaja, bahwa ternyata banyak di antara mereka yang belum menemukan makna hidup sekaligus memahami potensi dan jati dirinya. Padahal Allah telah memberikan pujian kepada para pemuda yang terbiasa menghabiskan masa muda, waktu dan energinya untuk Islam."
Oleh. Ita Mumtaz
NarasiPost.Com-Rabu, 9 Juni 2021 adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar BTS, yang biasa menamakan dirinya Army. Pasalnya, menu kolaborasi McDonald's dengan grup idola asal Korea Selatan itu akhirnya dijual perdana di Indonesia.
Menu BTS Meal terdiri atas Mc Chicken Nugget, French Fries, Coca-cola, serta dilengkapi dengan dua macam saus yang konon saus favorit BTS, yaitu Saus Cajun dan Sweet Chilli. Kemasan khusus dari kertas berwarna ungu yang dilengkapi logo McDonald's serta BTS inilah yang menjadi daya tarik dari BTS Meal.
McDonald's Indonesia pun mengajak para Army untuk menggugah keseruan saat menikmati menu BTS Meal di media sosial. Unggahan dengan tagar BTS Meal harus dibuat dengan berbagai kreasi agar mendapatkan hadiah menarik, yakni berupa bingkai berisi semua kemasan BTS Meal.
Dengan satu paket BTS Meal seharga sekitar Rp45.000 hingga Rp50.000-an, antrean driver online di setiap gerai McDonald's pun mengular. Maka terjadilah kerumunan yang mengkhawatirkan, mengingat angka penularan Covid-19 masih tinggi. Polisi pun memanggil pihak McDonald's dan berakhir hanya dengan menyampaikan permintaan maaf.
Di sisi lain, rasanya miris menyaksikan tingkah laku generasi harapan bangsa. Di saat negeri ini dilanda wabah pandemi yang tidak kunjung membaik, mereka seolah tidak turut memikirkan permasalahan serius yang bisa membawa dampak buruk bagi seluruh warga. Rakyat pun masih prihatin dengan kondisi perekonomian bangsa yang semakin terpuruk. Namun tanpa beban, pemuda yang semestinya turut berkontribusi terhadap perbaikan negeri ini justru menghamburkan dana untuk sesuatu yang tidak esensial.
Makanan yang mereka rebutkan bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan jasmani, menutupi rasa lapar sekaligus memberikan asupan nutrisi bagi tubuh, namun sudah mengarah kepada gaya hidup. Apa yang menjadi daya tarik dari makanan berupa ayam, kentang goreng dan minuman branded itu tidak lain karena berkaitan dengan sang idola.
Sedangkan figur yang mereka idolakan bukan lagi sosok saleh, hebat dan cerdas yang banyak memberi kontribusi bagi kemajuan masyarakat dan kebangkitan peradaban. Namun sebuah grup boyband K-Pop yang justru membawa pengaruh gaya hidup hedonis. Mereka pun rela melakukan apa saja demi mendapatkan predikat Army yang kekinian. Rela mengocek dana untuk dibelanjakan pada sesuatu makanan yang manfaatnya tidak sebanding dengan harga yang harus dibayar. Padahal bisa jadi uang yang dikeluarkan adalah hasil jerih payah orang tua.
Alangkah baiknya jika uang pemberian orang tua dimanfaatkan untuk hal-hal yang bisa membawa manfaat dan kebaikan bersama, bahkan bisa menjadi amal jariyah bagi orang tua dan seluruh keluarga, misalnya digunakan untuk infaq pembangunan masjid, sedekah kepada santri penghafal Al-Qur'an atau donasi kepada saudara muslim Palestina yang masih teraniaya hingga saat ini.
Fakta miris ini membuka dunia remaja, bahwa ternyata banyak di antara mereka yang belum menemukan makna hidup sekaligus memahami potensi dan jati dirinya. Padahal Allah telah memberikan pujian kepada para pemuda yang terbiasa menghabiskan masa muda, waktu dan energinya untuk Islam.
Bukan sebaliknya, potensi besar yang ada pada dirinya dihabiskan untuk sesuatu yang sia-sia hanya karena mengikuti hawa nafsu. Prioritas aktivitas tak lagi sesuai dengan tuntutan Islam. Selagi banyak peluang dan kesempatan yang tak dimiliki orang tua, seharusnya para pemuda lebih cerdas memilih segala yang ditawarkan dunia.
Rasulullah telah memberi wasiat kepada umatnya.
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam masalah agama.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Maka sibuk mempelajari agama tentu menjadi pilihan aktivitas terbaik, supaya menjadi pemuda yang paham Islam, lantas mengetahui jalan kebaikan yang mesti ditempuh dan keburukan yang harus dijauhi. Sehingga tidak tergelincir ke dalam kesia-siaan tanpa makna.
Sesungguhnya ini adalah ulah para pemuja kebebasan dan materi. Mereka tidak akan memikirkan nasib masa depan generasi muda, karena isi kepalanya hanyalah manfaat dunia. Asal bisa meraup banyak keuntungan, segala cara akan dilempar ke tengah-tengah kehidupan remaja.
Berharap dakwah Islam semakin masif diserukan kepada masyarakat. Agar generasi muda sebagai pemegang estafet kepemimpinan akan berbalik menjadi generasi problem solver, bukan malah sebagai trouble maker. Semoga kehidupan kapitalis sekuler ini segera berakhir dan berganti dengan sistem Islam yang menjadikan akidah Islam sebagai landasan dalam mengatur kehidupan bernegara. Sehingga rahmat dan keberkahan Allah senantiasa menyertai perjalanan negeri tercinta ini. Sebagaimana yang digambarkan Allah dalam QS. Al-A'raf 96.
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi."
Wallahu a'lam bish-shawwab.[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]