"Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas."
( Qs. At-Taubah: 10 )
Oleh. Nursih Ummu Sayyid
NarasiPost.Com-Sudah cukup lama konflik Palestina dan Israel ini terjadi. Serangan yang terus dilakukan zionis Yahudi telah menggoreskan luka yang sangat mendalam bagi kaum muslim di dunia. Upaya tersebut mereka lakukan demi mendapatkan lahan di Palestina dan mendirikan negara mereka di sana.
Sejak kekuasaan Turki Utsmani, Yahudi sudah melakukan strateginya untuk mendapatkan wilayah Palestina. Upaya yang terus digencarkan mereka mulainl dari mengirimkan tokoh zionis Theodore Herzl agar membujuk Sultan Abdul Hamid II, hingga mengizinkan kedatangan imigran Yahudi ke Palestina.
Dia menyodorkan sejumlah tawaran di antaranya:
Memberikan hadiah sebesar 1. 150 juta Poundsterling untuk pribadi Sultan.
- Membayar semua utang pemerintah Turki Utsmani yang mencapai 33 juta Pounterling.
- Membangun kapal induk untuk menjaga pertahanan pemerintah Utsmani yang bernilai 120 juta Frank.
- Memberikan pinjaman tanpa bunga sebesar 35 juta Poundsterling.
- Membangun sebuah universitas Utsmani di Palestina.
Artinya, sejak masa kekhilafahan mereka sudah gencar untuk memasuki Bumi Anbiyya. Sayangnya, upaya mereka gagal total, semua tawaran itu ditolak oleh Sultan Abdul Hamid II. Palestina berhasil terselamatkan karena saat itu kaum muslim masih memiliki junnah (pelindung).
Hilangnya Junnah Kaum Muslimin
Sejak Daulah Utsmani berhasil diruntuhkan oleh Mustafa Kemal Attaturk tahun 1924 M, saat itulah kaum muslim kehilangan junnah, tak ada penjagaan dan perlindungan lagi terhadap hak dan kewajiban mereka. Kaum muslim hidup dalam bayang-bayang aturan manusia yang menyesatkan dan menyengsarakan. Dan tentu saja menjadi awal mulanya penderitaan kaum muslim Palestina.
Ya, sejak 1924 M dinyatakan Khilafah dihapuskan, tak lama setelah itu di tahun 1926 M Yahudi melakukan pendaratan kapal di Pelabuhan Haeva. Saat itulah mereka menduduki wilayah Palestina hingga sekarang. Kerakusan mereka yang ingin menguasai bumi para syuhada tampak jelas dengan terus melemparkan serangan brutalnya.
Serangan yang terjadi saat bulan Ramadan kemarin, berlangsung selama 11 hari. Sungguh keji, saat muslim di dunia mengagungkan bulan suci tersebut, Yahudi kembali melakukan aksi brutalnya. Tak perlu ditanya, sudah pasti banyak dari kaum muslim Palestina yang syahid.
Mirisnya, negara muslim yang lain tak beraksi menghentikan kekejaman zionis Israel. Solusi yang ditawarkan masih bersifat pragmatis, yakni seputar kecaman dan gencatan senjatan saja. Buktinya, saat semua sepakat melakukan gencatan senjata, Yahudi berulah kembali. Mereka melanggar setiap perdamaian yang telah disepakati.
Apa yang dikatakan Allah dalam Qs. At-Taubah: 10 pun terjadi.
لَا يَرْقُبُونَ فِى مُؤْمِنٍ إِلًّا وَلَا ذِمَّةً ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُعْتَدُونَ
Artinya: "Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas."
Khilafah Solusi Konflik Palestina
Tak ada cara lain untuk membungkam kesombongan Yahudi la'natullah. Tak ada solusi lain untuk menyelesaikan kaum muslim Palestina. Tak ada institusi satu pun yang mampu menjaga saudara seaqidah kita. Karena, kemenangan hakiki bagi pembebasan Masjid Al-Aqsa, berakhirnya serangan-serangan brutal yang tak manusiawi, hanya dengan mengirimkan pasukan jihad yang diutus oleh Khalifah sebagai junnahnya umat Islam.
Oleh karenanya, kita butuh bekerja keras, dengan melakukan dakwah yang optimal untuk menegakkan Khilafah demi mewujudkan penjaga kaum muslim. Sebab, konflik Palestina ada saat umat Islam tak memiliki pelindung, saat Islam tak diterapkan dalam kehidupan, saat itulah zionis Yahudi beraksi merebut Tanah Anbiyya.
Jika dulu Inggris gencar meruntuhkan Khilafah dan membiarkan Palestina dijajah Israel. Maka, saatnya kita yang harus menegakkan kembali Khilafah tersebut, untuk bisa membebaskan saudara kita yang sudah bertahun-tahun berjuang demi melindungi masjid yang disucikan, yakni Masjid Al-Aqsa.
''Sesungguhnya, saya tidak sanggup melepaskan kendati hanya satu jengkal tanah Palestina. Sebab ini bukan milik pribadiku, tetapi milik rakyat. Rakyatku telah berjuang untuk memperolehnya sehingga mereka siram dengan darah mereka. Silakan Yahudi menyimpan kekayaan mereka yang miliaran itu. Bila pemerintahanku ini tercabik-cabik, saat itu baru mereka dapat menduduki Palestina dengan gratis. Adapun, jika saya masih hidup, maka (meskipun) tubuhku terpotong-potong adalah lebih ringan ketimbang Palestina terlepas dari pemerintahanku,'' ucap Sultan Abdul Hamid II yang ditujukan kepada Theodore Herzl saat itu.
Sungguh, kami merindukan pemimpin yang mampu menjaga kaum muslim dari serangan-serangan brutal zionis Yahudi. Ya Allah, semoga penjaga itu segera terwujud, agar kami menyaksikan kaum muslim Palestina terbebas dari penjajahan. Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.
Bogor, 10 Juni 2021[]
photo : google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]