"Keputusan politik yang diambil pemerintah Kanada dan juga pengesahan undang-undang keamanan, mempunyai andil besar dalam menumbuhkan islamofobia."
Oleh. Dia Dwi Arista
NarasiPost.Com-Kesedihan kembali menyapa kaum muslim di Barat. Tepatnya di kota London, Ontario – Kanada. Dengan tewasnya satu keluarga Muslim korban tabrak lari. Ya, berlatar belakang Islamofobia, seorang laki-laki berusia 20 tahun, sengaja menabrakkan pickupnya kepada keluarga muslim yang sedang berdiri di pinggir jalan. Naas, dari lima korban, 4 meninggal dan menyisakan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dengan luka parah. (news.detik.com, 08/6/21)
Islamofobia tidak hanya kali ini terjadi di Barat. Sejarah kebencian dan ketakutan Barat terhadap Islam dan kaum muslim meningkat ketika Amerika mengobarkan War on Terrorism pasca runtuhnya menara kembar WTC di Washington pada tahun 2001 lalu. Amerika sebagai kampium demokrasi, akan selalu menjadi corong dalam masalah kebijakan dunia. Tentu, War on Terrorism pun dengan cepat diambil sebagai kebijakan baru negara-negara penganut demokrasi, tak terkecuali Kanada. Pelaku pengeboman yang dituduhkan kepada Al-Qaeda yang terkenal sebagai sebuah organisasi Islam di Timur Tengah, dengan mudah dijadikan opini bahwa kaum muslim adalah teroris.
Maka, tak heran sejak saat itu muncul sikap anti-Islam di berbagai negara Barat. Perlakuan tidak menyenangkan dari verbal hingga fisik terus diterima oleh kaum muslim di berbagai pejuru dunia. Mantra Amerika dengan perang melawan teroris sungguh ampuh membius masyarakat dunia untuk membenci Islam dan segala atributnya.
Berwajah Dua
Negara-negara Barat selalu menyuarakan Hak Asasi Manusia, bahkan mereka berlomba menjadi yang paling toleran dalam kemanusiaan. Namun hal tersebut tak berlaku ketika Islam menjadi objeknya, sebagaimana yang terjadi pada keluarga muslim di Kanada. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menyatakan dirinya ngeri mendengar kabar kematian empat muslim tersebut. Ia juga mengatakan jika islamofobia tidak mempunyai tempat di Kanada, ia pun menegaskan jika islamofobia berbahaya dan harus dihentikan.
Kenyataannya, Kanada adalah salah satu negara yang dengan cepat mengesahkan undang-undang antiterorisme dan melarang masyarakat memakai simbol agama, semisal jilbab dan niqob di tempat umum.
Jasmin Zine, seorang sosiolog telah mempelajari islamofobia di Kanada lebih dari satu dekade ini. Ia mengatakan bahwa penyebab islamofobia adalah kebijakan dari pemerintah sendiri. Menurutnya, terdapat keadaan yang menjadi pendorong kebencian dan narasi antimuslim di Kanada selama bertahun-tahun. Keputusan politik yang diambil pemerintah Kanada dan juga pengesahan undang-undang keamanan, mempunyai andil besar dalam menumbuhkan islamofobia.
Sebagaimana UU Anti-Terorisme Kanada yang berlaku setelah kejadian 9/11, dan RUU Quebec 21, yang menjadi legalitas pelarangan pemakaian simbol-simbol agama. “Apa yang dihasilkan dari UU tersebut adalah mengatur wanita muslimah dan mengasingkan mereka dari ruang publik. Hal Ini menjadi pesan bahwa identitas dan ekspresi keagamaan muslim ini tidak pantas di Kanada. Mereka menjadi ancaman bagi cara hidup Kanada. ” terang Jasmin. (republika.co.id, 14/6/2021)
Tak hanya Kanada yang mempunyai dua wajah, negara-negara lain pun tak ada bedanya. Di depan publik mereka mengecam dan mengutuk aksi kekerasan pada Islam dan jaum muslim. Namun, mereka juga membuat aturan yang sama, yakni menumbuhkan islamofobia di tengah-tengah masyarakatnya. Bahkan ada yang lebih parah, seperti negara Perancis yang dengan lantang memusuhi Islam dan ajarannya.
Muslim Butuh Pelindung
Dari Tsauban, (dia) berkata: “Rasulullah telah bersabda: ‘Umat-umat hampir saja mengerumuni kalian sebagaimana orang-orang yang kelaparan mengerumuni sebuah hidangan (lezat).’ Lalu seseorang bertanya : ‘Apakah kami ketika itu sedikit?’ Rasulullah menjawab : ‘Justru kalian ketika itu berjumlah banyak. Akan tetapi keadaan kalian laiknya buih di tengah lautan. Allah benar-benar mencabut kehebatan kalian dari dada-dada musuh kalian dan Allah lemparkan ke dalam hati-hati kalian sifat Wahn.’ Lalu orang tersebut bertanya lagi : ‘Wahai Rasulullah apakah Wahn itu?’ Rasulullah menjawab : ‘Wahn adalah cinta dunia dan takut mati.’” (HR. Abu Dawud, Ahmad)
Tak bisa dipungkiri, kini sabda Nabi menjadi nyata. Bermilyar kaum muslim di dunia, namun kekuataan dan kewibawaan telah hilang dalam umat ini. hal ini terjadi hanya karena satu alasan, tidak adanya pelindung/Khilafah di tengah kaum muslim.
Urgennya kebutuhan adanya Khilafah, sebagaimana butuhnya ikan terhadap air. Karena tujuan dari ditegakkannya Khilafah adalah membela kehormatan dan kewibawaan kaum muslim, juga menjadi yang pertama dalam melindungi jiwa kaum muslim. Bahkan, para Sahabat Nabi harus mengambil keputusan yang menyayat hati mereka, dengan menangguhkan pemakaman Nabi Muhammad karena kebutuhan untuk mengangkat seorang khalifah.
Kini seabad sudah kaum Muslim tak dibersamai oleh khilafah. Umat ini menjadi bulan-bulanan musuh-musuh Islam, bahkan tak sedikit kaum muslim yang pelan tapi pasti mengikuti milah-milah kaum kafir. Allahu a’lam bis-showwab.[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]