"Lagi dan lagi umat Islam terlukai dan kali ini dengan kegagalan keberangkatan haji 2021"
Oleh. Muthi Nidaul Fitriyah
NarasIPost.Com-Kabar mengejutkan datang dari kementrian Agama RI yang secara resmi mengumumkan pembatalan ibadah haji tahun 2021, pada Kamis, 3 Juni 2021. Kementerian Agama menerbitkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 660 Tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jamaah Haji pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1442 Hijriah/2021 Masehi.
Menag mengatakan pertimbangan itu merupakan hasil komunikasi dari hati ke hati, selain dengan DPR RI, alim ulama, pimpinan ormas Islam, dan tentu dengan penyelenggara haji dan umrah khusus, juga berdiskusi panjang dengan KPIH, maka keputusannya keberangkatan jamaah haji dibatalkan.
Ada isu beredar bahwa pembatalan disebabkan utang Indonesia kepada Arab Saudi dalam hal biaya penginapan dan katering haji tahun sebelumnya yang belum lunas. Namun hal itu langsung dibantah secara tegas oleh Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto, bahwa hal itu bohong. (nasionalokezone.com, 3/6/2021)
Diumumkan bahwa alasan utama dibatalkannya pemberangkatan jamaah haji 2021 adalah karena pandemi Covid-19 yang masih melanda dan membahayakan para jamaah haji. Jadi pembatalan dilakukan adalah untuk menjaga keamanan, keselamatan, dan kesehatan para jamaah haji dari Indonesia. Selain itu Menag, Yaqut Cholil juga telah menyebut pemerintah Arab Saudi belum memberi kepastian terkait kuota 1,8 persen jemaah haji Indonesia. Mestinya, kepastian itu disampaikan Arab Saudi pada 28 Mei lalu. (cnnindonesia.com, 3/6/2021)
Menurut Pengamat haji dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dadi Darmadi menilai bahwa putusan Menag sebagai langkah yang terburu-buru. Masih ada ruang berdialog atau cara lain karena Arab Saudi belum mengumumkan secara resmi dan sebenarnya masih terbuka peluang bagi Indonesia untuk mendapatkan kuota dari 60.000 jamaah yang diizinkan Arab Saudi, 45.000 jamaah luar negeri dan 15.000 ribu dari dalam Saudi. (nasionalokezone.com, 3/6/2021)
Tentu kabar ini akan melukai hati para jamaah haji Indonesia, terlebih beberapa hari sebelumnya diberikan harapan melalui pengumuman update haji oleh Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama (Kemenag), Khoirizi, tentang pemerintahan Arab Saudi yang akan menyelengarakan ibadah haji tahun ini 2021 M/1442 H. (kontan.co.id, 10/05/2021)
Benarkah alasan dibatalkannya itu karena pandemi Covid-19? Padahal tahun 2020 saja ibadah haji tetap diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat sebagaimana negara-negara lainnya. Lalu, kenapa hari ini sudah dengan resminya dibatalkan? Bahkan jika dibandingkan dengan perjalanan ke luar negeri (perjalanan Internasional) selain Arab Saudi masih bebas dilakukan, pun sebaliknya Indonesia masih menerima WNA untuk masuk Indonesia di masa-masa pandemi ini.
Sudah menjadi rahasia umum jika dana haji rakyat Indonesia yang terkumpul selalu melebihi target, dan ironisnya dana tersebut selalu direlokasikan untuk investasi menyokong perekonomian negara, padahal itu adalah uang rakyat dan itu uang khusus untuk ibadah dan tak sedikit dana haji tersebut dikorupsi oleh para pemangku jabatan.
Lebih mengejutkan dan belum apa-apa, Saleh Partaonan Daulay dari fraksi PAN, mengusulkan agar Kemenag merealokasi anggaran penyelenggaraan ibadah haji untuk kegiatan dan kebutuhan mendesak di Kementerian Agama, mulai dari pembayaran tunjangan sertifikat dosen, dukungan guru-guru honorer madrasah, perbaikan kantor KUA, bantuan rehabilitasi madrasah, bantuan pembangunan STAIN, IAIN, UIN, dan kegiatan-kegiatan keumatan lainnya. (cnnindonesia.com, 3/6/2021)
Kebijakan ini seolah mempermainkan umat Islam. Umat terus didorong untuk taat syariat dalam satu aspek semisal haji, zakat, infak. Namun, ketika dana terkumpul malah dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan politik yang licik ala sistem demokrasi kapitas, rakyat kecil terus digenjot untuk gotong-royong bangun perekonomian negara, sedangkan para pemangku kebijakan melakukan korupsi, ongkang kaki, menikmati fasilitas, kenikmatan hidup.
Sungguh kezaliman yang nyata, saat umat Islam yang loyal terhadap agamanya itu, mereka ingin taat syariat dan menerapkan syariat Islam secara kaffah dan ingin menerapkan sistem politik Islam, justru tak pernah luput dari persekusi, fitnah dan adu domba sana-sini. Sistem demokrasi ini benar-benar keji dan hina, memosisikan agama hanya untuk bahan jualan, untuk kepentingan politik kotor orang-orang yang ada di dalamnya.
Maka seharusnya peristiwa-peristiwa ini cukup membuka pikiran kita, begitu banyak tanda-tanda kezaliman yang telah menimpa kita, masihkah kita akan berharap kepada sistem bobrok ini? Sungguh selama sistem demokrasi kapitalisme ini tegak, umat Islam dan ajaran Islam akan selamanya terhina. Maka mari menjadi umat yang satu, kita bersama-sama pahami Islam, dakwahkan Islam, tegakan syariat Islam, hingga Allah Swt menolong kita dari kezaliman ini dan memenangankan kita atas agama ini. Wallahu alam bi shawab.[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]