Tuan Dolar Tak Lagi Bertuah

"Pengaruh mata uang tunggal dolar AS sebenarnya telah menjadi alat isap darah ekonomi negara-negara yang lemah oleh kekuatan raksasa negara adidaya AS dan sekutunya."

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Para pemburu dolar yang selama ini berkuasa, siap-siap untuk "membuangnya" karena mata uang Amerika Serikat tersebut kini mulai banyak ditinggalkan dan beralih untuk memperkuat mata uang negaranya masing-masing. Tidak lagi bergantung pada mata uang dolar.

Seperti dilaporkan CNBC Indonesia (6/5/2023), bahwa saat ini, menurut Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau IMF, Kristalina Georgieva, mengungkapkan bahwa dolar AS telah kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan utama dunia. Sebagaimana diketahui dolar AS merupakan mata uang yang memiliki tuah sebagai kekuatan ekonomi kapitalisme yang dipimpin negara "Paman Sam" tersebut.

Sejarah Dolar Bertuah

Dalam sejarah Amerika Serikat, mulanya koloni-koloni di wilayah ini menggunakan berbagai macam mata uang, termasuk mata uang dari Inggris, Spanyol, Prancis, Belanda, dan koloni-koloni lainnya. Namun, selama Perang Revolusi Amerika pada tahun 1775-1783, Continental Congress mencetak mata uang kertas pertama yang dikenal sebagai "Continental currency" atau "Continental". Meskipun akhirnya mata uang ini mengalami inflasi yang sangat tinggi dan kehilangan nilai.

Sebabnya, fungsi uang sebagai alat tukar barang dan jasa kehilangan urgensinya ketika mata uang tersebut tidak memiliki nilai intrinsik. Maka, muncullah ide membuat dolar yang dicetak dari perak dan emas yang diratifikasi pada tahun 1788 dan 1792 oleh Kongres Amerika Serikat.

Kongres pun mengesahkan undang-undang yang menciptakan sistem mata uang nasional. Undang-undang tersebut menetapkan dolar perak sebagai unit mata uang dasar dan dolar emas sebagai satuan koin. Pada masa itu, dolar perak berisi 371,25 grain (sekitar 24,06 gram) perak murni.

Kemudian pada tahun 1834, Kongres AS mengubah berat emas dalam dolar emas dan menetapkan dolar emas senilai 25,8 grain (sekitar 1,67 gram) emas murni. Sistem ini dikenal sebagai "Sistem Standar Emas" di mana mata uang dolar AS dapat ditukarkan dengan emas dengan nilai yang tetap. Sistem Standar Emas berlangsung hingga awal abad ke-20.

Karena pada tahun 1971, Presiden Amerika Serikat saat itu, Richard Nixon, mengumumkan bahwa dolar AS tidak lagi dapat ditukarkan dengan emas. Ini berarti bahwa AS tidak lagi mempertahankan nilai tukar tetap antara dolar dan emas. Dengan penghapusan penyangga emas ini, dolar Amerika Serikat beralih ke sistem nilai tukar yang mengambang bebas, di mana nilai mata uang ditentukan oleh pasar internasional.

Dolar Alat Politik Amerika

Sejak saat itu, dolar Amerika Serikat tetap menjadi salah satu mata uang dominan di dunia dan digunakan secara luas dalam perdagangan internasional. Pada saat penulisan ini, dolar AS tetap menjadi mata uang cadangan utama bagi banyak negara dan digunakan dalam berbagai transaksi internasional.

Dolar AS telah menjadi mata uang cadangan utama di dunia. Banyak negara dan lembaga internasional menyimpan cadangan mata uang dalam bentuk dolar AS. Hal ini memberikan Amerika Serikat pengaruh politik dan ekonomi yang besar, karena permintaan yang terus menerus terhadap dolar AS menjadikan negara ini pusat keuangan global.

Dolar AS menjadi mata uang dominan dalam transaksi atau perdagangan internasional. Banyak negara menggunakan dolar sebagai mata uang yang diterima dalam transaksi ekspor-impor. dolar juga digunakan dalam perdagangan komoditas seperti minyak mentah, yang memberikan AS kekuatan dalam mengendalikan aliran perdagangan global.

Dolar telah menjadi alat mainan Amerika Serikat dengan sanksi yang diberikannya. Amerika menggunakan dominasi dolarnya sebagai alat kekuasaan politik dan ekonomi. Negara ini memiliki kemampuan untuk memberlakukan sanksi ekonomi terhadap negara atau individu tertentu dengan membatasi akses mereka ke sistem keuangan internasional yang didenominasi dalam dolar. Hal ini memberikan AS kemampuan untuk memengaruhi kebijakan dan perilaku negara-negara lain.

Dengan demikian, pengaruh mata uang tunggal dolar AS sebenarnya telah menjadi alat isap darah ekonomi negara-negara yang lemah oleh kekuatan raksasa negara adidaya AS dan sekutunya.

Mata Uang dalam Sistem Islam

Sebagai aturan kehidupan yang lengkap dan sempurna. Syariat Islam memiliki konsep mata uang sebagai alat tukar atas penilaian harga atas barang dan jasa yang jelas berdasarkan nilai intrinsik emas dan perak. Mata uang yang dimiliki daulah Islam tidak akan menjadi alat isap negara-negara lemah karena banyak ketentuan syariat berkenaan dengan penggunaan emas dan perak.

Jika mengacu pada masa Rasulullah saw. telah dikenal dua jenis mata uang yaitu dinar Heraklly dari kerajaan Romawi dan dirham Kisra dari Persia. Kedua jenis mata uang tersebut memiliki nilai standar harga sebagai alat tukar karena terbuat dari emas dan perak.

Kemudian pada masa Umar bin Khattab ra. baru ditetapkan mata uang dinar dan dirham yang resmi menjadi mata uang daulah Islamiah. Khalifah Umar mencetak dirham yang baru berdasarkan dirham Sasanid yang bentuk dan timbangannya tetap mengacu pada dirham Kisra hanya saja menambah tulisan Bismillah pada mata uang dirham tersebut.

Baru setelah masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dirham dan dinar bercirikan khas Islam dan timbangan tertentu ditetapkan sebagai mata uang kaum muslimin, yaitu 1 dinar sama nilainya dengan 4,25 gram emas, sedangkan 1 dirham beratnya sama dengan 2,975 gram perak

Keutamaan mata uang yang bersandarkan pada emas dan perak, selain dapat menekan terjadinya inflasi dan masalah keuangan lainnya seperti yang dialami negara-negara kapitalisme saat ini, seperti Amerika yang tidak lagi bertuah dengan mata uang dolarnya.

Emas dan perak juga seperti yang dijelaskan Syekh Abdul Qadim Zallum dalam kitab Al Amwal mempunyai manfaat berkenaan dengan aturan syariat Islam yang lain, semisal ketetapan hukum syarak tentang zakat dan diyat, pertukaran barang-barang ribawi dan lainnya. Untuk barang-barang ribawi seperti emas dan perak yang bukan dalam bentuk mata uang, jika terjadi pertukaran maka harus dilakukan secara tunai. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw.,

"Belilah oleh kalian emas dengan perak sekehendak kalian asalkan dengan tunai." (HR. Tirmidzi)

Wallahu a'lam bishawwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Staycation, Nasib Pekerja Perempuan ibarat Pion
Next
Status Kedaruratan Covid-19 Dicabut, Benarkah Pandemi Telah Usai?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
firda umayah
firda umayah
1 year ago

Mata uang dinar dirham memang yang terbaik. Mata uang kertas termasuk dolar sejatinya tidak memiliki nilai intrinsik dan tidak layak dijadikan sebagai sandaran mata uang dunia.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram