"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah sekali-kali berkhalwat (berduaan) dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya karena setan adalah pihak ketiganya. (HR. Ahmad)"
Oleh. Atien
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-"…Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram." (HR. Ibnu Majah )
Hai, Sob. Siapa nih di antara kalian yang baru saja diterima bekerja? Wah, senangnya. Hati kalian pasti bahagia dan berbunga-bunga. Alhamdulillah, akhirnya perjuangan dan rasa lelah setelah sekian lama ke sana ke mari buat mencari pekerjaan ternyata enggak sia-sia.
Membahas tentang masalah pekerjaan kalian pasti tahu tentang berita yang lagi hangat-hangatnya di dunia maya. Itu lo, Sob, beritanya tentang karyawati yang diajak staycation oleh bosnya cuma berdua saja. Waduh, kok berita-berita sekarang bikin hati jadi ngeri, ya, Sob?
Dikutip dari detik.com, seorang karyawati sebuah perusahaan kosmetik melaporkan atasannya yang mengajaknya untuk staycation alias tidur bareng sebagai syarat untuk memperpanjang kontrak kerja. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) tengah mengusut isu yang sedang santer di Twitter tersebut.
Kepala Biro Humas Kementerian Ketenagakerjaan, Chairul, mengatakan bahwa pihaknya sedang mendalami kasus yang menghebohkan ini. Chairul juga berjanji bahwa pihaknya akan memberikan sanksi tegas jika diperlukan. Hal itu disampaikan oleh Chairul pada Kamis (4/5/2023).
Sebuah fakta yang membuat hati miris, ya, Sob. Parahnya lagi, menurut berita di atas, adanya staycation antara karyawati dengan atasannya menjadi hal yang biasa terjadi di beberapa perusahaan. Wait, sebelum kita membahas lebih dalam kasus ini, ada baiknya kita ulik dahulu apa itu staycation? Barangkali ada di antara kalian yang belum paham istilah yang lagi naik daun ini. Hal itu penting agar kalian bisa mengambil sikap yang benar ketika ada kasus yang sama di tempat kerja.
Staycation adalah tren liburan baru yang sedang diminati oleh banyak orang. Konsep liburan ini banyak dipilih untuk menghabiskan waktu bareng keluarga, teman, atau orang-orang terdekat lainnya. Istilah staycation berasal dari penggabungan dua kata bahasa Inggris, yaitu stay dan cation. Stay artinya tinggal, sementara cation berasal dari kata vacation yang berarti liburan. Mengutip Cambridge Dictionary, staycation adalah liburan yang dilakukan di rumah atau di dekat rumah. Jadi, ibaratnya kamu menjadi turis di kotamu sendiri. (detikJabar.com, 22/09/2022)
Bagaimana, Sob? Ternyata secara umum, staycation itu bermakna liburan bareng keluarga yang tidak harus jauh-jauh ke luar kota. Itu artinya kita boleh-boleh saja melakukannya. Tetapi hukumnya menjadi berbeda 360° saat aktivitas staycation dilakukan oleh dua orang berlainan jenis meskipun itu atas nama tugas kantor. Hal itu hanyalah alasan untuk menutupi sebuah keburukan.
Reaksi Masyarakat
Menghangatnya isu staycation di tengah-tengah umat mendapatkan reaksi beragam dari masyarakat. Ada yang yang menganggapnya sebagai hal yang tabu dan melanggar norma. Ada pula yang menilai itu sebagai harga yang harus dibayar agar tetap bisa bertahan dan tidak kehilangan pekerjaan. Intinya, kedua pihak sama-sama senang. Selain itu juga ada istilah tak ada makan siang gratis. Astagfirullah.
Reaksi-reaksi dari masyarakat yang mendukung staycation tersebut terjadi akibat diterapkannya sistem yang rusak bin kufur, ya, Sob. Sistem ini menawarkan ide yang membuat orang berpikiran ngawur. Umat Islam yang mayoritas saja sampai tergiur dan akhirnya tersungkur karena tidak mampu menahan godaan dari wajah cantik sistem ini yang muncul dari ide kebebasannya. Umat tidak menyadari penampilan aslinya begitu buruk rupa. Polesan-polesan pemikiran kufur yang diberikan pun terlihat halus dan begitu mulus. Tampilan luar yang dibawa oleh sistem ini begitu indah memesona. Padahal, semua itu hanya fatamorgana yang mengaburkan pemikiran umat Islam dari aturan sempurna yang datang dari Allah dan Rasul-Nya.
Ide Kebebasan Berujung Dilema
Ide kebebasan yang begitu diagungkan membuat penganut sistem ini merasa di atas angin. Tanpa rasa malu atau segan, mereka dengan bangganya memamerkan gaya hidup yang katanya modern dan kekinian. Padahal, rasa malu merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Tanpa rasa malu, manusia tidak mungkin menjadi makhluk mulia dan bermartabat ya, Sob.
Rasul saw. telah bersabda yang artinya:
"Sesungguhnya termasuk dari perkataan kenabian pertama yang masih bisa diketahui oleh manusia adalah jika engkau tidak malu, maka berbuatlah apa yang engkau suka." (HR. Bukhari)
Kasus staycation seperti bola salju yang terus menggelinding dan makin lama makin besar. Hal itu karena korban tidak mau melapor kepada pihak yang berwenang. Mungkin mereka takut kasusnya tidak segera ditangani secara serius. Bisa juga karena malu atau terpaksa menerima syarat yang keji tersebut agar kontrak kerja bisa jalan terus. Apalagi mencari pekerjaan di zaman sekarang bukanlah hal yang mudah. Akhirnya kasus staycation dianggap hal yang lumrah.
Itulah dilema yang menimpa pekerja wanita. Mereka terbelenggu oleh sistem buatan manusia yang menjeratnya. Di satu sisi kehormatan mereka dipertaruhkan. Di sisi lain mereka membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Melihat kondisi tersebut, sudah selayaknya kita membuang jauh-jauh sistem rusak yang hanya membawa kemudaratan. Sistem ini juga membuat umat Islam jauh dari aturan kehidupan. Tidak ada yang tersisa darinya kecuali kerusakan dan rasa tidak aman di tengah-tengah umat, karena dia memang tidak layak dijadikan sebagai sandaran dalam menjalani kehidupan.
Islam Memuliakan Perempuan
Kondisi berbeda akan kita dapatkan dalam sistem Islam, ya, Sob. Dalam Islam, posisi seorang perempuan begitu diperhatikan dan dimuliakan. Islam dengan aturannya yang komplet di seluruh aktivitas kehidupan membuat perempuan memiliki penjagaan.
Khusus di ranah pergaulan, Islam telah melarang pertemuan antara laki-laki dan perempuan dalam kondisi berdua-duaan. Larangan tersebut terdapat dalam sabda Rasulullah saw. yang artinya:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah sekali-kali berkhalwat (berduaan) dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya karena setan adalah pihak ketiganya." (HR. Ahmad)
Dari hadis tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ber- khalwat mengundang hadirnya setan yang pasti mengajak kepada kemaksiatan. Tentunya hal itu akan mengantarkan manusia kepada perbuatan dosa.
Di samping itu, Islam juga memerintahkan kaum muslim untuk menghindari ikhtilat atau campur baur antara keduanya. Hal itu berdasarkan dari riwayat berikut ini ya, Sob.
"Dari Hamzah bin Abi Usaid Al-Anshari dari bapaknya, bahwa ia telah mendengar Rasulullah saw. bersabda kepada para wanita (saat itu beliau sambil keluar dari masjid dan terlihat laki-laki dan perempuan berbaur di jalan: 'Menepilah kalian (wahai para wanita) karena tidak layak bagi kalian untuk berjalan di tengah. Kalian hendaknya berjalan di pinggir'. Sejak saat itu ketika wanita berjalan keluar mereka berjalan dengan merapat ke tembok. Bahkan baju-baju mereka sampai tertambat di tembok, karena begitu rapatnya dengan tembok ketika berjalan." (HR. Abu Dawud)
Sanksi Islam untuk Penjagaan Umat
Masyaallah, begitu tegas dan jelasnya larangan ikhtilat ya, Sob, sampai-sampai para wanita di zaman Rasul saw. rela untuk bersusah payah agar mereka terbebas dari perbuatan dosa. Itu semua karena aturan Islam datang dari Sang Pencipta manusia yaitu Allah Swt.
Satu lagi nih, Sob, Islam juga memiliki sistem sanksi yang diterapkan bagi orang-orang yang berbuat kemaksiatan termasuk pelaku staycation. Sebab, di dalamnya terdapat aktivitas yang mengarah kepada perzinaan. Hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku disesuaikan dengan status mereka.
Bagi pelaku belum menikah maka akan dijatuhi hukuman cambuk (dera) sebanyak 100 kali. Sedangkan yang telah menikah, keduanya didera dan dirajam. Hukuman tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah saw. yang artinya:
"Ambillah dari diriku, ambillah dari diriku, sesungguhnya Allah telah memberi jalan keluar (hukuman) untuk mereka (pezina). Jejaka dan perawan yang berzina hukumannya dera seratus kali dan pengasingan selama satu tahun. Sedangkan duda dan janda hukumannya dera seratus kali dan rajam." (HR. Muslim)
Duh, hukuman tersebut terkesan kejam, melanggar HAM plus enggak berperikemanusiaan, ya, Sob. Tetapi begitulah aturan yang sudah Allah Swt. tentukan. Hal itu untuk memberikan efek jera bagi pelaku dan rasa takut bagi yang lainnya, sehingga mereka tidak berani untuk melakukannya. Dengan begitu, tidak ada lagi staycation dalam dunia kerja maupun di ranah kehidupan lainnya.
Namun, hal itu hanya bisa direalisasikan oleh daulah Khilafah yang menerapkan aturan Islam secara kaffah. Untuk mewujudkan adanya daulah Khilafah memang tidak mudah. Dibutuhkan perjuangan tanpa kenal lelah dengan menuntut ilmu dan aktivitas dakwah. Yuk, Sob, saatnya kalian ikut andil menjadi pejuang Islam sejati demi cita-cita yang mulia ini! Wallahu a'lam bishawab.[]
Ngeri banget, di dalam sistem kapitalisme tidak ada jaminan rasa aman bagi masyarakat termasuk kepada para pekerja perempuan. Hanya sistem Islam yang mampu memberikan jaminan keamanan, keselamata, kesehatan, dll.
Yups segala persoalan dan permasalahan hanya sistem Islam lah yang menjadi solusi utama. Namun, hal itu hanya bisa direalisasikan oleh daulah Khilafah yang menerapkan aturan Islam secara kaffah. Untuk mewujudkan adanya daulah Khilafah memang tidak mudah. Dibutuhkan perjuangan tanpa kenal lelah dengan menuntut ilmu dan aktivitas dakwah. Sooo mari bangun Sistem Hukum Islam secara sempurna dan terapkan didalam kehidupan agar terjamin kemakmuran....