"Perubahan iklim yang mengakibatkan krisis iklim, seperti gelombang panas ekstrem dan pemanasan global yang terjadi merupakan ulah tangan manusia yang hanya memikirkan kesenangan dunia semata."
Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Gelombang panas ekstrem melanda di berbagai wilayah dunia. Perubahan suhu yang meningkat membuat beberapa negara harus melakukan upaya mitigasi bencana. Tingginya kenaikan suhu ini bisa mencapai lebih dari 40 derajat Celsius.
Seperti yang terjadi di beberapa negara kawasan Asia. Di Cina, suhu mencapai 42,4 derajat Celsius. Thailand mencapai 43 derajat Celsius, Myanmar mencapai 44 derajat Celsius, India mencapai 44,2 derajat Celsius, Bangladesh mencapai 51,2 derajat Celsius, dll. Karena peningkatan suhu yang tinggi, belasan orang meninggal dunia di bagian Maharashtra barat, India saat menghadiri upacara penghargaan pada 16 April 2023 lalu. (cnnindonesia.com, 27/04/2023)
Ancaman Krisis Iklim
Gelombang panas ekstrem yang terjadi belakangan ini, merupakan fenomena perubahan iklim yang dapat menyebabkan krisis iklim terjadi. Dalam wikipedia, krisis iklim adalah istilah untuk menggambarkan pemanasan global dan perubahan iklim berikut dengan akibatnya. Profesor Fahmi Amhar, peneliti alumni Vienna University of Technology menyatakan bahwa krisis iklim pernah terjadi pada 10.000 tahun yang lalu. Hanya saja, krisis iklim saat itu terjadi karena aktivitas vulkanik yang luar biasa di muka bumi. (mediaumat.id/10/02/2023)
Adapun krisis iklim yang terjadi saat ini, merupakan krisis yang disebabkan karena perilaku manusia yang disebut dengan antropogenik atau antroposen. Di mana bencana antropogenik akan memiliki dampak yang buruk kepada manusia, bioma, organisme lain, dan ekosistem. Bencana antropogenik telah membuat kenaikan rata-rata suhu permukaan bumi dan ditandai dengan mencairnya gletser di kutub utara dan puncak gunung, kenaikan volume laut global, curah hujan yang semakin pendek, dan lain-lain.
Perubahan suhu permukaan bumi diduga kuat terjadi karena peningkatan pembakaran karbondioksida akibat maraknya industrialisasi di negara-negara maju. Budaya konsumtif yang hadir di dalam masyarakat kapitalisme telah membuat negara maju terus melakukan produksi yang semakin memperparah kondisi alam dan iklim yang ada. Para kapitalis sebagai produsen lebih memilih mencari keuntungan di balik krisis iklim yang terjadi.
Akibat yang paling dirugikan adalah masyarakat negara miskin dan berkembang yang menjadi korban dari dampak krisis iklim tersebut. Terlebih lagi, negara miskin dan berkembang tersebut memiliki keterbatasan dalam melakukan mitigasi bencana terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, butuh perubahan cara berpikir dan bersikap di kalangan manusia untuk mengatasi perubahan iklim yang terjadi.
Perubahan Mindset
Perubahan iklim yang mengakibatkan krisis iklim, seperti gelombang panas ekstrem dan pemanasan global yang terjadi merupakan ulah tangan manusia yang hanya memikirkan kesenangan dunia semata. Maraknya industrialisasi yang merusak alam telah membuat manusia berada dalam kesusahan hidup. Pola pikir manusia bahwa hidup hanya untuk mendapatkan keuntungan materi dan manfaat menjadi penyebab utama atas tindakan manusia yang merugikan alam, manusia, dan organisme lain. Oleh karena itu, masyarakat terlebih lagi umat Islam harus membuang jauh mindset sekuler yang digaungkan oleh sistem kapitalisme saat ini.
Dalam Al-Qur'an, Allah Swt. telah memperingatkan manusia atas akibat dari perbuatan yang dilakukan. Dalam surah Ar-Rum ayat 41 yang kemudian dijelaskan dalam tafsir Al-Muyassar, Allah menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di bumi (darat) dan di lautan seperti kekeringan, banyaknya penyakit, dan yang lainnya merupakan dampak dari perbuatan manusia karena kemaksiatan yang telah dilakukan. Allah Swt. menghendaki semua itu terjadi agar manusia bisa merasakan dan menyadari akibat dari perbuatan yang mereka lakukan.
Allah membiarkan dampak itu sebagai hukuman dari perbuatan mereka di dunia. Dengan harapan agar manusia kembali bertobat kepada Allah dan kembali kepada Allah dengan meninggalkan kemaksiatan. Lalu keadaan mereka akan membaik dan urusan mereka akan lurus setelah mereka berada kepada jalan yang benar yaitu sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan.
Keserakahan manusia juga telah membuat manusia egois tanpa memedulikan kondisi alam yang ada. Manusia seakan lupa, bahwa mereka hidup berdampingan dengan tumbuhan, hewan, dan ekosistem yang berjalan. Di mana semua komponen alam semesta yang ada turut merasakan dampak dari keserakahan manusia tersebut.
Keserakahan manusia hanya akan membawa kerugian dan kesengsaraan hidup manusia. Sifat serakah tidak akan pernah berhenti, kecuali manusia tersebut bertobat kepada Allah Swt. Seperti yang dijelaskan dalam hadis Nabi saw.,
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
"Jikalau seorang anak Adam mempunyai satu lembah emas, ia akan menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (setelah mati), dan Allah menerima tobat orang-orang yang bertobat." (HR. Bukhari Muslim)
Perubahan iklim yang terjadi akibat ulah tangan manusia, seharusnya membuat manusia berpikir bahwa tujuan hidup bukanlah untuk mencari kesenangan hidup semata, melainkan untuk beribadah dan mendapatkan rida Allah Swt. Hal itu jelas disampaikan dalam firman Allah surah Adz-Dzariyat ayat 56. Ibadah yang dimaksud bukan hanya dengan melakukan amalan spiritual atau ibadah mahda semata. Tetapi, juga harus menaati perintah Allah di dalam aspek kehidupan. Menaati perintah Allah dengan segala kerendahan hati dalam aspek politik, ekonomi, sosial, pendidikan, hukum, dan lain sebagainya. Menerapkan syariat Islam secara totalitas sebagai bagian dari keimanan kepada Allah sesuai dengan seruan dalam surah Al-Baqarah ayat 208.
Penutup
Fenomena gelombang panas ekstrem yang melanda dunia hendaknya disikapi dengan penuh keimanan bahwa di balik bencana yang menimpa, Allah hendak menegur para hamba-Nya yang telah menjauhi syariat-Nya. Allah menginginkan manusia untuk kembali bersujud dan bertobat kepada-Nya serta mengembalikan kepengurusan manusia dan alam sesuai dengan syariat Islam. Sehingga akan tercipta keseimbangan alam yang akan menjaga kesehatan dan kelestarian hidup manusia dan organisme lainnya.
Wallahu a'lam bishawab.[]