Surut Wabah Covid-19 Pasang Kasus Monkeypox, Pertanda Apakah Ini?

"Apabila diamati secara jeli, ternyata monkeypox sudah ada sejak lama. Akan tetapi, pada bulan Mei 2022 kasus memakin meroket dan terjadi di banyak negara yang melegalkan pergaulan bebas, terutama kaum gay. Terbukti dari penderita yang diperiksa kebanyakan dari mereka teridentifikasi gay. Kasus monkeypox yang menimpa gay bisa jadi merupakan lampu kuning dari Allah Swt. agar mereka segera bertobat dan meninggalkan perbuatan keji itu."

Oleh. Wening Cahyani
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Belum usai wabah Covid-19 mengguncang dunia, kini kasus cacar monyet (monkeypox) telah membuat resah warga bumi. Tidak sedikit negara yang menyumbang kasus ini sehingga penderita penyakit cacar monyet melonjak jumlahnya. Perkara ini tidak bisa dianggap sepele karena penyakit ini disebabkan oleh virus sangat cepat penyebarannya. Tentu kita tidak ingin kasus monkeypox seperti Covid-19 yang tidak bisa tertangani dengan tuntas, sehingga hampir dua tahun lebih wabah ini masih menjadi tanda tanya sudah selesai atau belum. Oleh karena itu, butuh solusi cerdas bagaimana mengentaskan monkeypox ini dalam bingkai Islam.

Kabar yang membuat gempar adalah monkeypox telah menyebar begitu cepat ke berbagai negara di Eropa. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa penyebarannya hingga 200 kasus tersebar di 12 negara. WHO memberi peringatan sebagaimana dikutip dari CNCB International bahwa lonjakan kasus terjadi di kelompok penyuka sesama jenis. Bahkan menurut peneliti cacar WHO, Dr. Rosamund Lewis, bahwa kasus di Eropa dalam lima tahun terakhir (sebelumnya) menimpa pelancong. Namun, kasus saat ini adalah pertama kali yang terjadi di banyak negara, pada saat yang sama, dan pada orang yang tidak bepergian ke daerah endemik Afrika. (cncbindonesia.com, 24/5/2022)

Monkeypox di Spanyol telah mencapai 30 kasus. Menurut Enrique Ruiz Escudero (Kepala Kesehatan Regional Madrid) pihak berwenang di Madrid telah melakukan pelacakan kasus-kasus itu terutama satu wabah yang berasal dari sauna. Sauna terkenal bernama Paraiso (surga) ini menjadi tempat popular bagi para gay yang mencari hubungan seks, bukan hanya pemandian. Selain itu, Paraiso terkenal sebagai tempat yang ramah bagi komunitas gay. (cncbindonesia.com, 23/5/2022)

Adapun di Belgia telah terjadi tiga kasus. Kasus ini diduga berkaitan dengan adanya Festival Fetish berskala besar yang diadakan di Kota Pelabuhan Antwerpen. Festival yang dikunjungi para gay ini dikenal dengan nama darklands di mana acaranya dimeriahkan dengan pesta dan tempat perbelanjaan. Festival berlangsung selama empat hari dan selesai pada tanggal 9 Mei lalu. (cnnindonesia.com, 22/5/2022)

Negara lain yang memiliki kasus monkeypox adalah Inggris dan Portugal. Pejabat Portugal mengatakan ada lima kasus dan ditemukan 15 lagi kasus yang dicurigai. Sedangkan di Inggris ada 10 kasus semuanya dilaporkan pada 16 Mei, yakni laki-laki yang mengidentifikasi diri sebagai laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL). Mereka mengalami ruam pada wajah kemudian menyebar ke seluruh tubuh terutama pada area genital. (kabar24.com, 20/5/2022)

Bagaimana dengan Indonesia, apakah sudah ada kasus yang terjadi? Menurut Jubir Kemenkes RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P. MPH, bahwa belum ada laporan kasus cacar monyet di Indonesia. Akan tetapi, Kemenkes tetap melakukan sejumlah kewaspadaan untuk mencegah terjadinya penularan di Indonesia. Jika ada yang mengalami ruam segera periksa di fasilitas layanan kesehatan terdekat dan taat prokes.

Mengenal Penyakit Monkeypox

Berdasarkan informasi dari Infeksemergency.kemenkes.go.id, Jumat (20/5/2022) bahwasanya monkeypox merupakan penyakit akibat virus dan ditularkan melalui binatang (zoonosis) di mana virus ini termasuk anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga poxviridae. Sedangkan gejala penderita monkeypox ini adalah demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, lemas, nyeri punggung dan otot. Virus ini pertama kali menyerang koloni monyet pada tahun 1958 di Denmark.

Penularan monkeypox melalui kontak langsung (cairan tubuh, darah dan lesi kulit hewan terinfeksi serta daging hewan yang terkontaminasi (bush meat). Kalau penularan dari manusia ke manusia bisa melalui sekresi pernapasan, lesi kulit orang terinfeksi, benda terkontaminasi (tempat tidur, handuk), dan droplet.

Monkeypox Lampu Kuning dari Sang Maha Pencipta

Apabila diamati secara jeli, ternyata monkeypox sudah ada sejak lama. Akan tetapi, pada bulan Mei 2022 kasus memakin meroket dan terjadi di banyak negara yang melegalkan pergaulan bebas, terutama kaum gay. Terbukti dari penderita yang diperiksa kebanyakan dari mereka teridentifikasi gay. Tidak dimungkiri, kaum pria pecinta pria saat ini sedang minta diakui keberadaannya di masyarakat. Mereka masif tersebar di penjuru bumi ini.

Saat ini, mayoritas negara di dunia ini menganut paham kebebasan. Atas nama hak asasi manusia, mereka terus memperjuangkan. Atas nama cinta, mereka ingin mengekspresikan cinta itu bisa kepada siapa pun. Bahkan mereka ingin pernikahan sesama jenis dilegalkan. Kebebasan dalam semua aspek kehidupan begitu mereka agung-agungkan tanpa memperhatikan benar atau salah tindakannya. Merasa didukung oleh penguasa negara, kaum gay dan para pengusung kebebasan terus berusaha bergerak mencari pengikut.

Mereka tidak memperhatikan peringatan Allah Swt. sebagaimana yang pernah terjadi pada umat Nabi Luth a.s. yang diazab dengan hujan batu. Kasus monkeypox yang menimpa gay bisa jadi merupakan lampu kuning dari Allah Swt. agar mereka segera bertobat dan meninggalkan perbuatan keji itu.

Pandangan Islam terhadap Kaum Gay

Allah Swt. menciptakan manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan yang disertai naluri saling suka di antara keduanya. Allah Swt. pun telah mengatur cara penyaluran rasa suka ini melalui pintu pernikahan bukan perzinaan. Namun, ketika laki-laki suka dengan laki-laki atau perempuan suka perempuan ini adalah bentuk pelanggaran fitrah atas penciptaan manusia, bahkan dosanya lebih besar dari perzinaan.

Dalam surat Al-Isra ayat 80-81, Allah Swt. berfirman yang artinya, ”Dan Kami juga telah mengutus Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya,”Mengapa kamu melakukan (al-fahisyah) perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini)? Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan nafsu kalian kepada mereka, bukan kepada perempuan. Malah kalian ini termasuk kaum yang melampaui batas.”

Kekejian perilaku kaum gay (homoseksual) telah mencapai puncak keburukan (sikap melampaui batas) karena binatang pun tidak melakukanya. Seekor ayam jantan tidak pernah mengawini ayam jantan. Bahkan perilaku gay seperti binatang bahkan lebih rendah dari binatang. Perzinaan yang dilakukan kaum gay telah keluar dari fitrahnya manusia.

Dalam kehidupan Islam, perilaku gay dan sejenisnya yaitu lesbian, biseks, dan transgender (LGBT) tidak akan diberi ruang sedikit pun untuk ada, apalagi mengampanyekan. Perilaku ini menyimpang dari hukum syarak yang pelakunya akan diberi sanksi. Pembiaran perilaku ini justru akan menyuburkan kemaksiatan yang semakin lama semakin banyak pengidapnya.

Penyelesaian secara mendasar harus dilakukan oleh semua negara di dunia ini. Secara serempak, syariat Islam harus diterapkan untuk mengatur manusia di mana saja mereka berada hingga akhir dunia. Islam akan melindungi fitrah manusia baik laki-laki maupun perempuan, memelihara kehidupan keluarga dan keturunan, serta menjaga kesucian mereka. Jangan sampai Allah Swt. murka karena manusia menyengaja meninggalkan syariat-Nya demi hawa nafsu semata. Na’uzubillahimindzalik.

Wallahu a’lam bishshawab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Wening Cahyani Kontributor Tetap NarasiPost.Com
Previous
Pentingnya Menata Hati Saat Beribadah Haji
Next
Kala Islamofobia Merebak di ‘Kota Singa’, Ulama Dianggap Bahaya
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram