"Hanya taktik belaka yang dilakukan oleh zionis Israel.Gencatan senjata yang diusulkan berbagai pemimpin dunia Islam hanya menegaskan tiadanya pembelaan sempurna terhadap saudara muslim Palestina. Justru hal ini akan menguntungkan dan membiarkan zionis Israel berlindung dan memulihkan kekuatan di balik istilah gencatan senjata dan perdamaian."
Oleh. Isty Da'iyah (Surabaya)
NarasiPost.Com-Seperti Dejavu, gencatan senjata kembali digaungkan di tengah konflik Palestina dan Israel. Padahal dari tahun ke tahun gencatan senjata yang selalu diupayakan tetap saja menemui jalan buntu bagi kedua belah pihak. Terutama rakyat Palestina yang sampai saat ini belum bisa mengenyam kemerdekaan yang diinginkannya.
Seperti dilansir dari KumparanNews (23/05/21). Dewan keamanan PBB mendukung penuh gencatan senjata antara Israel dan Palestina. PBB menyerukan kepatuhan penuh terhadap gencatan senjata dalam konflik dua negara ini. Pernyataan Dewan Keamanan PBB ini mendapatkan dukungan dari delegasi Amerika Serikat sebagai wujud ungkapan keprihatinan atas ketegangan dan kekerasan di Yerusalem. Dewan keamanan PBB juga menegaskan pentingnya mencapai perdamaian yang komprehensif berdasarkan visi wilayah, di mana rakyat Palestina bisa hidup berdampingan dalam damai dengan Israel di perbatasan yang aman. (KumparanNews 23/05).
Seperti tabiat Israel selama ini, walaupun ada kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Palestina di jalur Gaza, namun pada kenyataanya polisi Israel masih menyerbu komplek masjid Al -Aqsa dan menembakkan gas air mata ke arah warga Palestina setelah salat jum'at (CNBC Indonesia 21/05/21).
Dari sini terlihat betapa rapuhnya kesepakatan gencatan senjata ini. Padahal semestinya dengan adanya gencatan senjata ini ada jaminan tidak akan ada ketegangan dan kekerasan terhadap warga Palestina di sekitar komplek Masjid Al-Aqsa. Namun hal ini belum terwujud sama sekali, karena warga sipil masih mengalami kekerasan yang dilakukan oleh Israel.
Resolusi Berat Sebelah
Kecaman- kecaman yang dilakukan oleh banyak negara Islam kepada Israel tidak akan pernah bisa menghentikan arogansi Israel dalam melakukan aksinya terhadap Palestina. Bahkan organisasi terbesar di dunia, yakni PBB tidak mampu menghentikan aksi kekejaman Israel terhadap Palestina. Padahal tujuan dari PBB itu sendiri adalah menciptakan perdamaian di dunia.
Resolusi yang ditawarkan PBB yang selalu menyarankan gencatan senjata nyata-nyata tidak bisa menyelesaikan konflik Palestina dan Israel.
Karena resolusi yang ditawarkan akan selalu menguntungkan Israel.
Apa yang diserukan oleh negara-negara dunia melalui PBB tidak akan berdampak apapun bagi rakyat Palestina.
Keberpihakan PBB dalam menangani konflik Palestina dan Israel sangat terlihat berat sebelah. Karena Amerika Serikat yang merupakan negara adidaya di balik organisasi PBB adalah teman dekat Israel.
Jadi, mengharapkan penyelesaian konflik yang terjadi dengan cara yang adil adalah hal yang sangat mustahil. Hal ini menunjukan bahwa gencatan senjata yang diusulkan berbagai pemimpin dunia Islam hanya menegaskan tiadanya pembelaan sempurna terhadap saudara muslim Palestina. Justru hal ini akan menguntungkan dan membiarkan zionis Israel berlindung dan memulihkan kekuatan di balik istilah gencatan senjata dan perdamaian.
Israel akan terus-menerus melakukan aksinya dengan sesuka hati, karena Israel akan selalu mendapat dukungan dari negara-negara besar, yakni melalui jerat normalisasi hubungan diplomatik ataupun hubungan dagang lainya.
Solusi yang Dibutuhkan Palestina
Dari solusi -solusi yang ditawarkan oleh PBB ataupun dari negara-negara di dunia dalam mencapai kesepakatan antara Palestina dan Israel ini, menegaskan keengganan dunia Islam mengirimkan militer dan memberi solusi menghentikan pendudukan dan mengusir zionis dari bumi palestina.
Padahal sudah jelas sekali posisi Israel adalah penjajah yang harus diusir dari negeri Palestina. Karena wilayah Yerusalem menjadi bagian dari negeri-negeri Islam dengan status sebagai tanah kharaj sejak era Kekhilafahan Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Pada tahun 637 M. Khalifah Umar menerima penyerahan tanah tersebut dari Uskup Yerusalem, Sophronius. Yang pada saat itu Khilafah akan memberikan jaminan kepada kaum Nasrani, baik terkait harta, jiwa dan ibadah mereka. Khilafah juga berkewajiban untuk melarang orang-orang Yahudi lewat atau tinggal di daerah tersebut.
Maka, haram hukumnya mengakui keberadaan negara zionis di Palestina. Haram pula mengambil solusi untuk Palestina dengan menyertakan negara yang diusulkan PBB dan negara-negara Barat.
Karena semua itu hakikatnya sama dengan mengakui keberadaan negara agresor zionis di tanah air kaum muslim.
Karena pangkal persoalan yang sesungguhnya adalah masih bercokolnya kaum penjajah zionis Israel di tanah Palestina sehingga menyebabkan penderitaan kaum muslim di sana. Maka jalan satu-satunya adalah mengusir sumber masalah tersebut.
Oleh karena itu, wajib bagi kaum muslim untuk mengusir Israel dari tanah Palestina yakni dengan jalan mengerahkan kekuatan militer. Seperti termaktub dalam firman-Nya:
"Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian."(TQS al baqarah [2]: 191)
Jadi, sudah jelas sekali bahwa untuk mewujudkan kekuatan militer maka diperlukan kepemimpinan yang satu dalam bentuk institusi, yakni meleburkan kembali negeri-negeri muslim menjadi satu kepemimpinan, yakni Daulah Khilafah Islamiyah. Dengan adanya Khilafah, mudah bagi negeri-negeri muslim menghentikan kebiadaban zionis Israel. Dengan mengirim pasukan militer dalam satu komando khilafah, maka Israel akan segera angkat kaki dari bumi Palestina, bumi yang diberkahi dan disucikan oleh Allah Swt.
Wallahu'alam bishowab.[]
Photo : Pinterest
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]